jpnn.com, ACEH BESAR - Santri Dayah Insan Qurani Aceh Besar, Neisya Shabina butuh waktu tujuh bulan untuk mengkhatamkan hafalan Alquran 30 juz.
Remaja berusia 15 tahun itu (kelahiran 11 Juni 2004) mulai menghafal Alquran sejak akhir Juli tahun lalu dan rampung hafalannya Kamis (5/3) kemarin, dalam program kelas tahfiz khusus di pesantrennya.
BACA JUGA: Momen Hari Santri, Pemerintah Perlu Mendukung Upaya Memperbanyak Penghafal Alquran
"Selesai sekolah, Neisya ingin jadi dokter yang hafalan Alqurannya lancar 30 juz," katanya di Aceh Besar, Jumat (6/3).
Ayah Neisya, Bahrum sehari-harinya bekerja sebagai buruh bangunan. Sedangkan ibunya Fitriani berprofesi sebagai penjual kue.
BACA JUGA: Ribuan Orang Ikut Seleksi jadi Penghafal Alquran, Ada yang Berusia 68 Tahun
Meski kondisi ekonomi keluarganya serba pas-pasan, tidak menyurutkan semangat bocah itu untuk mewujudkan keinginannya menjadi penghafal Alquran, bahkan cita-cita jadi dokter yang dekat dengan Alquran.
Neisya tidak sanggup menahan tangis usai khatamkan hafalannya, cita-cita yang sangat diidamkan. Menurutnya, prestasi itu tidak terlepas dari dukungan serta keinginan orang tuanya yang menginginkan dirinya untuk menjadi seorang hafizah.
BACA JUGA: Begini Kondisi 2 Pasien Baru Positif Corona di Sulianti Saroso
"Neisya ingin sekali membanggakan ayah dan mama. Neisya ingin membuat mereka tersenyum di dunia dan akhirat dengan memberikan mahkota surga untuk mereka berdua. Neisya ingin bisa masuk surga bersama-sama dengan orang tua," katanya dengan suara terisak-isak.
Ia mengatakan trik untuk menghafal Alquran ialah dengan cara membaca berulang-ulang lembaran Alquran hingga melekat dalam ingatannya.
Remaja asal Desa Gunung Lagan, Rimo, Kabupaten Aceh Singkil itu juga memiliki waktu khusus untuk menghafal Alquran, yang biasanya usai salat subuh menyetor hafalannya kepada ustazah. Kemudian melanjutkan hafalan ketika waktu dhuha hingga menjelang siang.
Bahkan, ketika waktu istirahat siang usai salat zuhur dirinya juga memanfaatkannya untuk membuka lembaran Alquran, dan aktivitas itu biasa dilakukan hingga menjelang waktu salat ashar.
Ditambah lagi usai ashar hingga menjelang maghrib Neisya juga melakukan murajaah hafalannya. Aktivitas yang sama juga dilakukan usai magrib dan isya, semua itu dengan tujuan agar hafalannya semakin lancar. Bahkan dia juga tidak pernah meninggalkan shalat tahajud selama menghafal.
"Neisyah berpesan agar semua para penghafal Alquran untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, dan jangan pernah mengecewakan orang tua," katanya.
Sementara itu, Pengurus Dayah Insan Qurani Ustaz Raihan menyampaikan apresiasi terhadap Neisya atas prestasi yang diraihnya di usia yang masih sangat muda. Ia berharap Neisya untuk istikamah dengan Alquran dan menjadikan Alquran sebagai pelita dalam hidup.
"Insyaallah akan menjadi penolong kedua orang tuamu di hadapan mahkamah Allah SWT. Terima kasih untuk ustaz dan ustazah atas bimbingannya kepada anak kami semoga setiap usaha ustaz dan ustazah akan bernilai pahala di sisi Allah," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek