MATARAM-Para nelayan di Kelurahan Bintaro, Ampenan, mengaku hingga saat ini belum menerima bantuan perbaikan rumah dan mesin perahu yang rusak. Kerusakan itu akibat hantaman ombak besar yang terjadi beberapa waktu lalu.
Salah seorang nelayan di Kampung Bugis, Kelurahan Bintaro Jaya, Abdul Kadir, 38 tahun, mengatakan, tembok rumahnya yang roboh belum bisa dibangun kembali. Untuk sementara, dia menutupnya dengan pagar bambu. ‘’Pagar bambu ini saya beli sendiri. Katanya mau ada bantuan perbaikan rumah, tapi sampai sekarang tidak ada sama sekali,’’ katanya.
Sementara, untuk perbaikan mesin perahunya yang rusak karena sempat tenggelam, dia harus merogoh koceknya sendiri. Biaya perbaikan mesin berkekuatan 15 PK itu mencapai Rp 4 juta. ‘’Itu belum termasuk ongkos membawa mesin ke bengkel,’’ katanya.
Selain mesin, perahu berukuran kecil yang juga digunakan untuk menangkap ikan hancur dihantam ombak. Kini, kayu perahu tersebut sudah dijadikan alas menyimpan jaring ikan.
Keluhan senada juga diutarakan Baiq Fatimah. Ia mengaku mesin perahu yang biasa digunakan suaminya hingga saat ini belum bisa diperbaiki. Mesin itu jebol setelah dihantam perahu nelayan lainnya ketika terjadi ombak besar. Sekarang suami saja terpaksa menjadi buruh nelayan.
‘’Mesin bisa bunyi. Tapi gak bisa menjalankan perahu. Mau perbaiki tidak ada uang. Mau pinjam di bank susah nanti gak bisa kembalikan. Ya terpaksa jadi buruh dulu. Saya juga ikut membantu suami menjadi buruh pindang,’’ terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram H Muharrar mengatakan pihaknya tidak memiliki dana tanggap darurat untuk membantu merehabilitasi kerusakan akibat bencana ombak besar yang menerjang perkampungan nelayan beberapa waktu lalu. BPBD Kota Mataram hanya menyalurkan bantuan logistik untuk para korban bencana alam tersebut. Sementara bantuan untuk perbaikan rumah dan perahu nelayan menunggu kebijakan wali kota.
‘’Kami sudah rekomendasikan ke wali kota mengenai kerugian yang dialami korban ombak besar. Bahkan, kami sudah mengajukan dana tanggap darurat ke pusat. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan,’’ terang Muharrar yang didampingi Kepala Seksi Logistik Iqbal. (cr-wal)
Salah seorang nelayan di Kampung Bugis, Kelurahan Bintaro Jaya, Abdul Kadir, 38 tahun, mengatakan, tembok rumahnya yang roboh belum bisa dibangun kembali. Untuk sementara, dia menutupnya dengan pagar bambu. ‘’Pagar bambu ini saya beli sendiri. Katanya mau ada bantuan perbaikan rumah, tapi sampai sekarang tidak ada sama sekali,’’ katanya.
Sementara, untuk perbaikan mesin perahunya yang rusak karena sempat tenggelam, dia harus merogoh koceknya sendiri. Biaya perbaikan mesin berkekuatan 15 PK itu mencapai Rp 4 juta. ‘’Itu belum termasuk ongkos membawa mesin ke bengkel,’’ katanya.
Selain mesin, perahu berukuran kecil yang juga digunakan untuk menangkap ikan hancur dihantam ombak. Kini, kayu perahu tersebut sudah dijadikan alas menyimpan jaring ikan.
Keluhan senada juga diutarakan Baiq Fatimah. Ia mengaku mesin perahu yang biasa digunakan suaminya hingga saat ini belum bisa diperbaiki. Mesin itu jebol setelah dihantam perahu nelayan lainnya ketika terjadi ombak besar. Sekarang suami saja terpaksa menjadi buruh nelayan.
‘’Mesin bisa bunyi. Tapi gak bisa menjalankan perahu. Mau perbaiki tidak ada uang. Mau pinjam di bank susah nanti gak bisa kembalikan. Ya terpaksa jadi buruh dulu. Saya juga ikut membantu suami menjadi buruh pindang,’’ terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram H Muharrar mengatakan pihaknya tidak memiliki dana tanggap darurat untuk membantu merehabilitasi kerusakan akibat bencana ombak besar yang menerjang perkampungan nelayan beberapa waktu lalu. BPBD Kota Mataram hanya menyalurkan bantuan logistik untuk para korban bencana alam tersebut. Sementara bantuan untuk perbaikan rumah dan perahu nelayan menunggu kebijakan wali kota.
‘’Kami sudah rekomendasikan ke wali kota mengenai kerugian yang dialami korban ombak besar. Bahkan, kami sudah mengajukan dana tanggap darurat ke pusat. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan,’’ terang Muharrar yang didampingi Kepala Seksi Logistik Iqbal. (cr-wal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Punker Keluhkan Ulah Satpol PP ke Wawako Batam
Redaktur : Tim Redaksi