Punker Keluhkan Ulah Satpol PP ke Wawako Batam

Rabu, 13 Februari 2013 – 03:01 WIB
BATAM  - Wakil Wali Kota (Wawako) Batam Rudi menepati janjinya untuk merangkul anak jalanan, pengemis, gelandangan, juga anak punk. Ia mengawalinya dengan menggelar makan bersama para anak punk di Rumah Makan Carnaval Mall My Mart, Selasa (12/2).

Sedikitnya 23 anak punk se-kota Batam mengikuti acara makan itu. Mereka duduk dalam satu barisan yang melingkar di ruangan yang didesain lesehan itu.

Mereka tampak seragam. Menggunakan pakaian bernuansa hitam, bertato, dan bertindik. Baik punker laki-laki maupun perempuan juga terlihat merokok, hingga kepulan asap memenuhi ruangan terbuka tersebut.

Gaya-gaya itu sudah melekat dengan seorang punkers. Tapi menurut mereka, punk bukan sekedar gaya berpakaian, tapi juga sebuah jiwa memberontak yang tidak ingin tunduk pada tatanan sistem pemerintahan.

"Kalaupun kami bertato itu sekedar pada kreatifitas kami. Saya bertato karena saya suka dengan tato," kata Samuel salah satu anak punk yang berada dalam acara itu.

Namun terkadang karena gaya berpakaian mereka yang cenderung kelam dan mengenakan atribut-atribut metal, anak-anak punk tersebut sering dikategorikan sebagai pelaku kriminal. "Padahal kami tidak melakukan kriminal," katanya kepada orang nomor dua di Pemko Batam itu.

Mereka mengeluhkan tindakan satuan polisi pamong praja yang kerap melakukan razia. Sebab, mereka tidak hanya ditangkap, tetapi juga dianiaya dan mendapat perlakuan kasar dari para anggota Satpol pp.

"Saya cuma nongkrong saja tiba-tiba ada satpol PP lewat, saya ditangkap. Dipukuli pula," ujar seorang punker.  "Kami ini kan anak Indonesia juga Pak. Kok disakiti seperti ini?" imbuh punker lainnya.

Salah satu punker, Samuel menuturkan, jika ada rekannya yang tertangkap Satpol PP maka mereka akan dilepas lagi dalam waktu satu hingga dua hari dengan kondisi lebam-lebam di wajah dan badan.

"Diberi arahan sih, tapi arahannya itu ditambah pukul. Buat apa sih kami ditangkap kalau hanya dipukuli saja?" kata Samuel.

Ditambahkannya, sebenarnya banyak anak punk yang sudah memiliki pekerjaan tetap. Bahkan Samuel mengaku sebagai arsitek di PT Graha Mas.

Namun karena jiwanya masih tetap punk, sesekali ia tetap bergabung dengan punker Batam. Samuel telah memilih punk sejak ia duduk di bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Hingga lulus di jenjang D3 jurusan arsitek di Universitas Putera Batam, Samuel masih sering berhubungan dengan komunitas punk-nya.

"Mereka yang masih ngamen itu karena mereka memang cari uang. Saya, karena saya sudah kerja, saya tak lagi ngamen," katanya.

Diberondong dengan berbagai keluhan dan pertanyaan, Wakil Wali Kota Batam, Rudi mengatakan, Satpol PP tidak akan menindak anak-anak punk jika memang tidak berbuat kriminal. Tindakan Satpol PP, kata Rudi, karena cemas melihat ulah punker Ataupun yang meresahkan masyarakat.

"Saya pun anak jalanan. Saya besar di jalanan. Asal kalian tahu, saya ini mantan polisi. Saya rasa, kalau kalian tidak berbuat hal-hal yang buruk, Satpol PP itu tidak akan menangkap kalian," kata Rudi menanggapi keluhan para anak punk tersebut.

Rudi menambahkan, pihaknya akan segera melakukan pendataan terhadap anak-anak punk di Batam. Pendataan yang dilakukan meliputi nama dan daerah asal daerah. Mereka yang belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) akan segera dibuatkan asalkan memiliki alamat tinggal yang jelas dan memiliki kepastian bakal tinggal di Kota Batam lebih dari enam bulan ke depan.

"Kalau yang bentar lagi mau pindah dari kota Batam yang tidak perlu. Tapi kalian harus janji, di tempat kalian pindah nanti kalian akan membuat KTP," katanya.

Setelah pendataan selesai, para anak punk akan mendapatkan pelatihan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Batam yang berpusat di Pusat Rehabilitasi Sosial Nilam Suri Nongsa. Pelatihan itu meliputi pelatihan sablon atau perbengkelan.

Rudi juga berjanji tidak akan ada lagi penangkapan sepanjang para anak punk bersikap kooperatif dan menciptakan suasana yang aman dan nyaman di Batam. "Tolong ya, saya titipkan Batam kepada kalian. Tolong jaga supaya Batam ini aman dan nyaman ya," pesan Rudi kepada anak-anak punk tersebut. (ceu/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelajar Pilih Ngenet Dari Sekolah

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler