KARAWANG-Dampak pembangunan pelabuhan international, nelayan yang hidup di kawasan pesisir Karawang terancam tergusur. Oleh sebab itu, pemerintah diminta untuk memperhatikan para nelayan agar tidak mematikan perekonomiannya akibat rencana pembangunan tersebut.
Handi Jaya Permana, Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Karawang mengatakan, pesisir Karawang saat ini memang digempur pembangunan demi penataan kota. "Namun dampak pembangunan tidak begitu dirasakan oleh masyarakat yang berdiam di pesisir. Tempat hidup nelayan justru semakin terdesak," kata Handi kepada Pasundan Ekspres (Grup JPNN).
Terlebih, kata Handi, dengan adanya pembangunan pelabuhan diharapkan pemerintah tidak lepas tangan dengan melupakan kehidupan nelayan di wilayah tersebut. Karena nasib nelayan sekarang ini kian tidak menentu, seiring perubahan iklim yang melanda bumi. Sehingga jumlah tangkapan ikan semakin sulit diprediksi.
“Wilayah penangkapan ikan terasa semakin tidak jelas atau bahkan semakin jauh dan sempit. Ditambah lagi dengan pembangunan pelabuhan nanti yang dikhawatirkan pemerintah tidak memihak kepada masyarakat nelayan. Yang dikhawatirkan saat ini adalah ketidakberpihakan terus dilakoni pemerintah terhadap nelayan. Dan ini dikhawatirkan menjadi bahaya laten," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut Hendi, dengan adanya pembangunan pelabuhan internasioanl dipastikan para nelayan akan beralih profesi. Hensi mengatakan, diantara dampak dari pembangunan pelabuhan ialah akan mengakibatkan ratusan nelayan di wilayah tersebut kehilangan mata pencaharian.
Oleh sebab itu, para nelayan di wilayah tersebut perlu diarahkan untuk mencari profesi lain agar mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, meski di wilayah itu dibangun pelabuhan. ”Kita minta solusi darai pemerintah dengan ancaman tersebut. Karena dipastikan nelayan akan beralih profesi menyusul akan dibangunnya Pelabuhan Internasional Cilamaya,” imbuhnya.
Menyikapi kekhawatiuran tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Karawang, Yayat Supriatna mengungkapkan, untuk sementara ini pihaknya akan berencana mengalihkan profesi nelayan di wilayah sekitar pembangunan pelabuhan untuk menjadi petambak garam. Pihaknya mengalihfungsikan profesi nelayan menjadi petambak garam karena masih banyak potensi produksi garam di Karawang yang belum tergarap secara maksimal.
Namun dalam hal ini pihaknya akan terlebih dahulu membicarakan rencana tersebut ke pemerintah pusat. ”Masih banyak dan cukup tinggi potensi produksi garam di Karawang yang belum tergarap maksimal. Untuk hal ini, kita akan membicarakan rencana peralihan profesi nelayan tersebut ke pemerintah pusat. Sebab rencana pembangunan pelabuhan itu merupakan program pemerintah pusat,” paparnya.(nof/lsm)
Handi Jaya Permana, Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Karawang mengatakan, pesisir Karawang saat ini memang digempur pembangunan demi penataan kota. "Namun dampak pembangunan tidak begitu dirasakan oleh masyarakat yang berdiam di pesisir. Tempat hidup nelayan justru semakin terdesak," kata Handi kepada Pasundan Ekspres (Grup JPNN).
Terlebih, kata Handi, dengan adanya pembangunan pelabuhan diharapkan pemerintah tidak lepas tangan dengan melupakan kehidupan nelayan di wilayah tersebut. Karena nasib nelayan sekarang ini kian tidak menentu, seiring perubahan iklim yang melanda bumi. Sehingga jumlah tangkapan ikan semakin sulit diprediksi.
“Wilayah penangkapan ikan terasa semakin tidak jelas atau bahkan semakin jauh dan sempit. Ditambah lagi dengan pembangunan pelabuhan nanti yang dikhawatirkan pemerintah tidak memihak kepada masyarakat nelayan. Yang dikhawatirkan saat ini adalah ketidakberpihakan terus dilakoni pemerintah terhadap nelayan. Dan ini dikhawatirkan menjadi bahaya laten," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut Hendi, dengan adanya pembangunan pelabuhan internasioanl dipastikan para nelayan akan beralih profesi. Hensi mengatakan, diantara dampak dari pembangunan pelabuhan ialah akan mengakibatkan ratusan nelayan di wilayah tersebut kehilangan mata pencaharian.
Oleh sebab itu, para nelayan di wilayah tersebut perlu diarahkan untuk mencari profesi lain agar mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, meski di wilayah itu dibangun pelabuhan. ”Kita minta solusi darai pemerintah dengan ancaman tersebut. Karena dipastikan nelayan akan beralih profesi menyusul akan dibangunnya Pelabuhan Internasional Cilamaya,” imbuhnya.
Menyikapi kekhawatiuran tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Karawang, Yayat Supriatna mengungkapkan, untuk sementara ini pihaknya akan berencana mengalihkan profesi nelayan di wilayah sekitar pembangunan pelabuhan untuk menjadi petambak garam. Pihaknya mengalihfungsikan profesi nelayan menjadi petambak garam karena masih banyak potensi produksi garam di Karawang yang belum tergarap secara maksimal.
Namun dalam hal ini pihaknya akan terlebih dahulu membicarakan rencana tersebut ke pemerintah pusat. ”Masih banyak dan cukup tinggi potensi produksi garam di Karawang yang belum tergarap maksimal. Untuk hal ini, kita akan membicarakan rencana peralihan profesi nelayan tersebut ke pemerintah pusat. Sebab rencana pembangunan pelabuhan itu merupakan program pemerintah pusat,” paparnya.(nof/lsm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dinas SI Diperintahkan Tutup LDII
Redaktur : Tim Redaksi