jpnn.com, JAKARTA - Ribuan Nelayan se-Nusantara berbondong-bondong Hadir ke Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City pada Jumat (17/2/2023).
Mereka datang secara sukarela dari pelosok pesisir nusantara untuk ikut memeriahkan acara puncak Hari Lahir (Harlah) ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Para nelayan yang hadir di acara tersebut menitipkan aspirasi terkait penataan dan peningkatan indeks kesejahteraan masyarakat pesisir kepada PPP.
Mereka menganggap PPP sebagai partai politik yang tepat untuk menyalurkan aspirasi karena telah memiliki usia yang panjang dalam belantika perpolitikan Indonesia.
BACA JUGA: Ide Solusi Pengumuman Hasil Seleksi PPPK Guru Bukan Hal Baru, Apa Arti Prioritas? Parah
Selain itu, anggota legislatif PPP selama ini dikenal amanah dalam mengawal isu-isu masyarakat akar rumput seperti buruh, petani dan terutama nelayan-nelayan muslim.
Yang menarik, di puncak Harlah ke-50 PPP, suara nelayan se-Nusantara terdengar bergemuruh saat nama Witjaksono atau yang biasa disapa Mas Witjak dikenalkan oleh Plt. Ketua Umum (Ketum) PPP Mardiono di hadapan Presiden Jokowi.
BACA JUGA: Pengamat Harapkan KIB Lebih Terbuka untuk Sejumlah Opsi Koalisi
Mas Witjak disebut oleh Mardiono sebagai salah satu Tokoh Nasional yang menjadi anggota baru PPP.
Mas Witjak punya latar belakang pengusaha yang sudah malang-melintang di sektor kelautan dan berbagai sektor lainnya.
Dia juga aktif memperjuangkan aspirasi nelayan se-Nusantara kepada para pemangku kepentingan melalui jabatannya sebagai Ketua Umum Serikat Nelayan Nahdlatu Ulama (SNNU).
Itulah yang membuat antusiasme nelayan yang hadir pada acara tersebut begitu tinggi saat Mardiono menyebut nama Witjaksono.
“Alhamdulillah. Puji syukur atas segala antusiasme dan atensi yang diberikan kepada saya, mulai hari ini secara resmi saya dan seluruh nelayan se-Nusantara bergabung dan mendukung PPP menuju kemenangan di Pemilu 2024 untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju dan sejahtera,” ujar Mas Witjak.(fri/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari