CIKALONGWETAN - Kejadian nahas menimpa Nenek Juariah, 69 dan cucunya Rega Aditya, 1. Mereka harus meregang nyawa setelah tertimpa truk kontainer B 9397 PEH bermuatan kapas seberat 29 Ton saat sedang berjemur (moyan dalam bahasa Sunda, Red) di teras rumahnya Kampung Kadudampit, RT 02/RW 03, Desa Cisomang Barat, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (16/6) sekira jam.08.30.
Selain dua korban tewas, sedikitnya tiga rumah di lokasi kejadian mengalami rusak parah. Saat ini, truk masih dalam upaya evakuasi.
Adis, 56 saksi mata mengatakan, sebelum kejadian tersebut dia sedang berada di bengkel seberang rumah korban. Dia mengatakan, truk kontainer B 9397 PEH melaju dengan kecepatan sedang dari arah Purwakarta (Gunung Hejo) menuju Bandung. Sesaat Setelah melalui betulan Cisomang (ke kiri) yang sedikit menurun, sopir truk dikagetkan dengan mobil angkot di depannya yang berhenti mendadak menurunkan penumpang.
Dia menduga, si sopir menghindari tabrakan dengan angkot yang penuh muatan. Sopir truk berinisiatif membanting setir ke kanan melawan arus. Belum selesai menghindari angkot, truk dikagetkan dengan sepeda motor yang berada di arah berlawanan. "Saya kira akan menabrak motor, tapi truk keluar jalur kanan dan terguling ke rumah yang posisinya sedalam lima meter kanan bawah jalan raya," tutur Adis.
Dia mengatakan, truk akhirnya keluar badan jalan sebelah kanan, hingga menghantam pembatas jalan dari tembok setinggi 50 sentimeter hingga hancur. Bagian depan truk terperosok hingga terguling menimpa bagian depan tiga rumah di bawahnya.
Mahpudin, 38 warga sekitar yang rumahnya tak jauh dari rumah korban mengaku kaget dengan suara keras saat kontainer menimpa bagian atap depan rumah korban, dan berlari menghampiri lokasi kejadian. Saat itu, kedua korban sedang berada tepat di teras rumah yang atapnya ditimpa kontener sedang menimang cucunya sambil berjemur. "Nenek dan cucu tetangga saya sedang berjemur di teras rumah, dan tewas tertimpa badan kontener," ungkap Mahpudin kepada Bandung Ekspres di lokasi kejadian.
Ia meneruskan, bersama warga lain mencoba mengevakuasi korban yang terjepit kontener, sedikitnya empat dongkrak digunakan untuk mengangkat kontener agar korban bisa dikeluarkan. Setelah tiga jam berusaha akhirnya kedua korban bisa dievakuasi.
Sedangkan sopir truk kendati tak mengalami luka berarti namun kaki kirinya sempat terjepit dan baru bisa selamat dibantu warga selama dua jam. "Kondisi korban tangan kanannya remuk dan luka di kepala, begitu juga cucunya. Sopir cuma luka biasa,"jelasnya.
Sementara itu, Ade Parma, 60 adik korban yang juga rumahnya rusak tertimpa kontener, pasrah dengan kejadian yang menewaskan dua anggota keluarganya. Dia mengharapkan agar supir truk dihukum seberat-beratnya, dan pihak perusahaan memperbaiki rumah, yang telah ia tempati selama puluhan tahun itu bersama keluarga besarnya. "Saya pasrah dengan kejadian ini, namun saya berharap polisi dapat segera menjatuhkan sanksi berat bagi sopir," harapnya. (jnr)
Selain dua korban tewas, sedikitnya tiga rumah di lokasi kejadian mengalami rusak parah. Saat ini, truk masih dalam upaya evakuasi.
Adis, 56 saksi mata mengatakan, sebelum kejadian tersebut dia sedang berada di bengkel seberang rumah korban. Dia mengatakan, truk kontainer B 9397 PEH melaju dengan kecepatan sedang dari arah Purwakarta (Gunung Hejo) menuju Bandung. Sesaat Setelah melalui betulan Cisomang (ke kiri) yang sedikit menurun, sopir truk dikagetkan dengan mobil angkot di depannya yang berhenti mendadak menurunkan penumpang.
Dia menduga, si sopir menghindari tabrakan dengan angkot yang penuh muatan. Sopir truk berinisiatif membanting setir ke kanan melawan arus. Belum selesai menghindari angkot, truk dikagetkan dengan sepeda motor yang berada di arah berlawanan. "Saya kira akan menabrak motor, tapi truk keluar jalur kanan dan terguling ke rumah yang posisinya sedalam lima meter kanan bawah jalan raya," tutur Adis.
Dia mengatakan, truk akhirnya keluar badan jalan sebelah kanan, hingga menghantam pembatas jalan dari tembok setinggi 50 sentimeter hingga hancur. Bagian depan truk terperosok hingga terguling menimpa bagian depan tiga rumah di bawahnya.
Mahpudin, 38 warga sekitar yang rumahnya tak jauh dari rumah korban mengaku kaget dengan suara keras saat kontainer menimpa bagian atap depan rumah korban, dan berlari menghampiri lokasi kejadian. Saat itu, kedua korban sedang berada tepat di teras rumah yang atapnya ditimpa kontener sedang menimang cucunya sambil berjemur. "Nenek dan cucu tetangga saya sedang berjemur di teras rumah, dan tewas tertimpa badan kontener," ungkap Mahpudin kepada Bandung Ekspres di lokasi kejadian.
Ia meneruskan, bersama warga lain mencoba mengevakuasi korban yang terjepit kontener, sedikitnya empat dongkrak digunakan untuk mengangkat kontener agar korban bisa dikeluarkan. Setelah tiga jam berusaha akhirnya kedua korban bisa dievakuasi.
Sedangkan sopir truk kendati tak mengalami luka berarti namun kaki kirinya sempat terjepit dan baru bisa selamat dibantu warga selama dua jam. "Kondisi korban tangan kanannya remuk dan luka di kepala, begitu juga cucunya. Sopir cuma luka biasa,"jelasnya.
Sementara itu, Ade Parma, 60 adik korban yang juga rumahnya rusak tertimpa kontener, pasrah dengan kejadian yang menewaskan dua anggota keluarganya. Dia mengharapkan agar supir truk dihukum seberat-beratnya, dan pihak perusahaan memperbaiki rumah, yang telah ia tempati selama puluhan tahun itu bersama keluarga besarnya. "Saya pasrah dengan kejadian ini, namun saya berharap polisi dapat segera menjatuhkan sanksi berat bagi sopir," harapnya. (jnr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panitia Pilkades Adu Jotos
Redaktur : Tim Redaksi