jpnn.com - MATARAM-Penerapan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) belum berpengaruh banyak terhadap warga kurang mampu. Biaya berobat tetap saja terasa berat bagi mereka.
Seperti Lalu Fahrido Aswan Ramda, 3 tahun, dari Lingkungan Pandan Salas, Kelurahan Mayura, Cakranegara.
BACA JUGA: Masuk Pasar, Dahlan Iskan Racik Gado-gado
Dia yang menderita penyakit hernia hanya terbaring lemas tanpa perawatan di rumah bedek milik Sakinah, sang nenek. Wajahnya nampak pucat, bagian kelamin membengkak, sekujur tubuhnya digerogoti penyakit kulit.
Pihak keluarga tidak mampu menanggung biaya operasinya di rumah sakit. Bahkan, Sakinah terpaksa membawa pulang cucunya dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram pertengahan tahun lalu karena tidak memiliki biaya. ”Rumah sakit minta uang Rp 5 juta untuk operasi,” tutur Sakinah.
BACA JUGA: Cegat Tronton, Siswa SMP Tewas
Uang sebanyak itu terlalu besar bagi Sakinah yang juga masih menanggung kebutuhan hidup lima orang anak dan cucunya. Sementara, untuk makan sehari-hari saja mereka masih kekurangan.
Pekerjaannya sebagai buruh cuci sangat tidak memungkinkan ia bisa mendapatkan uang Rp 5 juta dalam waktu singkat. Setiap kali menyuci baju ia hanya menerima bayaran Rp 10 ribu – Rp 15 ribu. ”Mau dapat uang segitu banyak dari mana? Saya hanya tukang cuci,” katanya.
BACA JUGA: Diserang Buaya, Ayah Luka, Anak Tewas
”Saya tidak bisa berbuat apa-apa, selain merawatnya di rumah,” sambungnya.
Fahrido merupakan anak ketiga dari pasangan Lalu Setiawan dan Syianti. Namun kedua orang tuanya itu bercerai. Sang ibu memuntuskan pergi menjadi tenaga kerja wanita (TKW) ke Arab Saudi. Sementara sang ayah masih menganggur setelah dipecat dari sebuah toko mebel.
”Sehari-hari sama saya, orang tuanya juga hidup susah,” kata wanita sembilan anak ini.
Sang nenek hanya bisa berharap ada pihak yang bersedia mengulurkan bantuan untuk biaya operasi cucunya. Termasuk pemerintah, ia berharap dapat memberikan keringanan untuk biaya opersi.
Program JKN yang dilaksanakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sama sekali tidak diketahuinya. ”Ibunya dulu punya jamkesmas, tapi tidak bisa digunakan untuk Fahri,” tandasnya. (ili)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokter Spesialis Ogah ke Bangka Belitung
Redaktur : Tim Redaksi