Nenek Moyang Bisa Bangun Borobudur, Masak Jembatan Selat Sunda Gak Bisa?

Jumat, 13 Maret 2015 – 21:13 WIB
Nenek Moyang Bisa Bangun Borobudur, Masak Jembatan Selat Sunda Gak Bisa?

jpnn.com - TANGERANG - Wacana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) mengemuka. Pada seminar yang digelar Tabloid Negarawan yang bekerjasama dengan Institut Lembang Sembilan (IL-9), di aula kampus Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Banten, Rabu (11/3), rencana pembangunan JSS dianggap sebagai sebuah kebutuhan yang harus diwujudkan untuk menjadi ikon kemaritiman.

Seminar yang dihadiri ratusan mahasiswa dan kalangan muda tersebut menghadirkan pembicara Anggota Dewan Kelautan Indonesia Profesor Dr Hasyim Jalal, Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten, Pemimpin Redaksi Tabloid Negarawan Aryo Rama Chandra, Anggota DPRD Banten Ananta Wahana. Seminar dibuka langsung Muhammad Rapsel Ali, Pemimpin Umum Tabloid Negarawan.

BACA JUGA: Tragis..Terlindas Truk Bermuatan Baja, Kepala Mahasiswi Ini Remuk

Menurut Hasyim Jalal, proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) sudah digagas oleh Presiden Soekarno sejak tahun 1960. JSS, kata Hasyim, sudah diriset kajian yang sudah matang dan memakan waktu selama dua puluh tahun. Hasyim  jug menambahkan Indonesia merupakan negara maritim yang sangat unik. 

Yakni memiliki gugusan tujuh belas ribu pulau lebih dan hamparan lautan yang sekitar dua kali lebih luas dari daratan. Berbeda dengan kebanyakan negara yang menyebut kesatuan wilayahnya dengan motherland atau fatherland, Indonesia menggunakan sebutan tanah air sebagai konsep yang melingkupi seluruh bumi Indonesia sebagai suatu kesatuan kedaulatan atas lautan, daratan, dan udara. 

BACA JUGA: Tragis… Jelang Hari Pernikahan, Pria Ini Malah Bakar Diri

Keunikan geografis yang melekat pada Indonesia, kata Hasyim, sejatinya merupakan modal sangat berharga untuk menapaki perjalanan bangsa ini dan bisa menjadi sumber keunggulan untuk menyejahterakan rakyatnya. Oleh karena itu, sepatutnya visi maritim menjadi acuan dalam pembangunan nasional, khususnya pembangunan ekonomi. 

"Kita harus punya visi maritim yang memperkuat NKRI dan mempersatukan kekuataan Indonesia. Kita harus lihat sejarah dulu bisa bangun Borobudur 1000 tahun, kenapa bangun Jembatan Selat Sunda takut? Kita perjuangkan persatuan NKRI, Jembatan Selat Sunda, Biaya memang tinggi triliuanan jadi jangan kehilangan visi untuk bangun Indonesia lewat kekayaan maritim," ujar Hasyim disambut tepuk tangan peserta seminar. 

BACA JUGA: Apes.. Kehabisan Bensin, Jambret Ini Babak Belur Dihajar Warga

Hal senada diungkapkan Aryo Rama Chandra, Pemred Tabloid Negarawan. Kata Aryo, JSS bisa menjadi ikon kedaulatan maritim Indonesia. Pasalnya, Selat Sunda merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang manjadi jalur perlintasan pelayaran internasional terpadat. Setiap hari kerap melintas kapal pelayaran asing yang bebas melintas di Selat Sunda. "Kita tidak memiliki kekuatan apapun untuk mengawasi aktivitas pelayaran asing tersebut, karena Selat Sunda merupakan jalur perlintasan pelayaran internasional," kata Aryo seraya menambahkan keberadaan JSS akan memperkuat dan mempertegas kedaulatan maritim Indonesia di dunia internasional. 

"Dengan adanya JSS maka sistem kedaulatan maritim Indonesia akan lebih terstruktur dan lebih fokus," kata Aryo.

Sementara itu, berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Badan Perencana Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Banten, bahwa antara pulau Jawa dan Sumatera saling ketergantungngan. Karena pulau Sumatera penghasil  barang mentah dan jalur distribusi barang olahan, 60% ekspor nasional dari sumatera (40% gula dari lampung dan 50% dari Palembang dan jambi). Menyadari akan hal itulah 10 gubernur di sumatera memasukkan rekomendasi pembangunan Jembatan selat sunda kepada pemerintah pusat untuk segera dilaksanakan. karena memiliki nilai strategis  dalam meningkatkan keterkaitan hubungan sosial, politik, ekonomi dan kedaulatan nasional. 

Secara ekonomi akan memberikan multiplier effect mengikuti jalur transportasi yang semakin berkembang setiap tahunnya dengan nilai mencapai 68,3 Trilyun di jawa dan 35.4 Trilyun di sumatera  pertahun  serta menjadi pusat pengembangan ekonomi di mulut penyeberangan seperti pengalaman Eurotunnel. Dengan adanya jembatan selat sunda akan mendorong percepatan ekonomi antara jawa dan sumatera karena transaksi barang dan jasa lebih lancer, otomatis peluang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat lebih terbuka. Karena akan terjadi penyerapan tenaga kerja 6.829.766 orang di jawa dan sumatera.

Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) yang diharapkan nantinya dapat bersinergi dengan rencana tata ruang wilayah nasional terkait proyek JSS yang sudah tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). 

Pembangunan jembatan selat sunda mengacu pada kebijakan linkungan global dan nasional, yang ramah lingkungan. Lebih tertatanya kawasan konservasi pulau-pulau di peraian dan pesisir selat sunda yang berpotensi wisata. Dan menerapkan manajemen resiko terhadap komponen hidrologi, sumber daya hutan dan aktivitas gunung anak Krakatau. Menciptakan sarana pengolahan limbah industri di cikande dan Bojonegoro yang juga terhubung dengan jembatan selat sunda. 

Sedangkan Anggota Komisi V DPRD Provinsi Banten Ananta Wahana mengatakan, pembangunan JSS itu perlu tapi tetap tidak mengabaikan pembangunan hal pokok yang diperlukan masyarakat Banten. Misalnya pembangunan di bidang pendidikan, infrastruktur jalan dan kemudahan akses kesehatan masyarakat. 

Usai seminar tersebut, para peserta menandatangani petisi dukungan pembangunan JSS. Bahkan sejumlah mahasiswa menggalang aksi tanda tangan mendukung pembangunan JSS di luar Aula kampus UNIS Tangerang. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mak Beby, Pemasok PSK Bertarif Rp 1,5 Juta jadi Tersangka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler