ACEH--Tidak ada yang menyangka jika Farihah (53) tewas akibat dicabik-cabik babi hutan yang sudah mengalami luka tusukan dibadannya, setelah di tombak oleh warga yang mengejarnya. Pasalnya, setiap hari minggu warga setempat sering mengejar babi karena merusak tanaman masyarakat.
Peristiwa naas itu berlangsung dengan cepat menimpa Farihah (53) seorang janda warga Gampong Jeulikat, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, Minggu (8/1) sekira pukul 11.00 Wib. Tidak ada seorang pun yang menyangka dan termasuk anaknya, jika orang tua mereka meninggal dunia, akibat diterkam babi hutan yang buas.
Sebelum kejadian itu, Nek Farihah baru saja mengambil air disumur bawah sekitar 200 meter dari rumahnya yang berada diatas perbukitan. Saat itulah, tiba-tiba babi hutan bertubuh besar warna hitam melintas didepan rumahnya dan hendak masuk kedalam rumah, karena pintu tidak terkunci.
Sementara dirumahnya hanya ada seorang cucu bernama Badiulzaman berumur 19 bulan yang lagi tidur didalam ayunan di kamar rumah. Sedangkan anaknya yang lain saat kejadian itu tidak berada dirumah. Dalam kondisi itu, Nek Farihah berusaha untuk masuk dalam rumah menutup pintu, demi menyelamatkan cucunya. Namun, babi tersebut langsung menerkamnya sekitar 5 meter dari rumah korban, tetapnya didepan pohon kelapa.
“Mamak cuma sekali meminta tolong saat dicabik-cabik babi hutan dan setelah itu tidak berdaya lagi. Kebetulan ada seorang anak sedang panjat pohon pinang sempat melihat Mamak dicabik-cabik babi hutan dan tidak dapat menolong, karena babi mengamuk,”ucap Diana (26) anak kedua Farihah (53), kepada Metro Aceh, kemarin.
Sebutnya, kondisi orang tuanya saat itu sudah bersimbah darah dan lehernya nyaris putus, paha dan tangannya juga dicabik-cabik hingga mengalami luka berat. Setelah menerkam korban lalu babi hutan tersebut lari kehutan. Sementara warga yang sempat melihat babi hutan itu juga langsung mengejarnya tapi tidak membuahkan hasil, karena babi sudah duluan lari.
“Saat kejadian itu saya tidak berada di rumah karena lagi antar linto adik ipar ke Matang Geulumpang Dua, Bireuen. Baru tau kejadian saat ditelpon oleh saudara dan langsung pulang dari antar linto,”ucapnya. Sebelum kejadian, dirinya tidak ada pirasat apa-apa dan termasuk keluarga yang lain dan mungkin ini sudah kehendak yang di Atas (Allah SWT).
Selain itu, jelasnya, ayahnya Abdul Aziz sudah meninggal dunia sejak tahun 2008, akibat terjatuh dari pohon kepala. Kini dirinya bersama empat saudara lainnya, sebagai anak dari pasangan Farihah dan Abdul Azizi, menjadi yatim piatu.
Pantauan wartawan koran ini, kemarin, warga dan keluarga korban masih terus melayat kerumah duka. Dan dilokasi bekas korban diterkam bersimbah darah juga sudah bakar. Tidak hanya itu, selama ini dikawasan Gampong Jeulikat, sering melintas babi hutan yang merusak tanaman masyarakat, sehingga dilakukan pengejaran kehutan dan kebetulan babi hutan yang sudah kena tusukan tombak masuk kepemukiman penduduk dan mengamuk. (ARMIADI)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Takut Penembakan Merembet
Redaktur : Tim Redaksi