Neta Menduga KKB Punya Penembak Jitu, Kapan Densus 88 ke Papua?

Jumat, 30 April 2021 – 12:43 WIB
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane. Foto: YouTube JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presdium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, Densus 88 Antiteror harus segera bergerak menunjukkan prestasinya, setelah pemerintah menetapkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua sebagai gerakan teroris.

IPW berharap sebulan setelah penetapan status tersebut, Densus 88 bisa turun ke Papua untuk membersihkan aksi teroris di Papua yang meresahkan masyarakat, minimal melokalisir gerakan kelompok teror dimaksud. 

BACA JUGA: Agar Tidak Kedodoran, Segera Terbitkan Perpres Keterlibatan TNI Menumpas KKB

"Namun, IPW mengingatkan bahwa teroris di Papua (KKB, red) lebih bengis, lebih terlatih, lebih solid dan lebih canggih persenjataannya ketimbang teroris lainnya," ujar Neta dalam keterangannya, Jumat (30/4).

Menurut pengamat kepolisian ini, teroris di Papua itu seakan telah menorehkan fenomena baru dalam sejarah terorisme, di mana seorang jenderal bisa terbunuh dalam serangan teroris. 

BACA JUGA: 9 Anak Buah Lekagak Telenggen Tewas, Sebentar Lagi Pasukan TNI Polri Menguasai Markas KKB

Gugurnya Kepala BIN Daerah Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha pada Minggu (25/04) menjadi sejarah pertama seorang perwira tinggi TNI gugur dalam konflik di Papua. 

Kasus ini juga menunjukkan bahwa KKB sepertinya memiliki penembak jitu yang terlatih dengan senjata mumpuni.

BACA JUGA: Ada Truk Mencurigakan, Polisi Gerak Cepat, Menegangkan, 5 Kali Tembakan, Oh Ternyata, Bukan Narkoba

Ulah bengis teroris di Papua ini, kata Neta, juga terlihat pada Minggu pertama April 2021. 

Mereka menewaskan warga dari berbagai kalangan. Mulai guru, siswa hingga tukang ojek di Kabupaten Puncak. 

Selain itu, mereka juga merusak sekolah dan rumah-rumah warga. Bahkan KKB membakar rumah anggota DPRD di Kampung Beoga.

"Data yang diperoleh IPW menunjukkan, teroris di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, memiliki 30 pucuk senjata api, terdiri dari berbagai merek, mulai dari laras panjang hingga pistol genggam, di antaranya SS1 hingga M16," ucapnya. 

Selain itu, menurut Neta, mereka juga terlihat cukup solid dan terafiliasi hanya pada satu kelompok, yakni Organisasi Papua Merdeka (OPM). 

Berbeda dengan jaringan teroris lainnya yang terdiri dari lima kelompok, yakni Negara Islam Indonesia (NII) yang berkembang sejak pasca-kemerdekaan Indonesia.

Kemudian,  Jamaah Islamiyah (JI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), dan Jamaah Ansharut Khilafah (JAK). 

"Sejak Januari hingga Maret, Densus 88 sudah berhasil menangkap 94 terduga teroris. Tentunya, setelah pemerintah menetapkan KKB sebagai teroris, publik menunggu gebrakan operasi pencegahan dan penindakan terorisme oleh Densus 88 di Bumi Cenderawasi itu," katanya. 

Menurut Neta, publik saat ini menunggu Densus 88 menaklukkan gunung dan rimba raya tempat persembunyian teroris Papua. 

"Selama ini Densus 88 sudah berhasil menaklukkan teroris yang bersembunyi di rumah-rumah kontrakan padat penduduk di perkotaan, dan kini medan tempur baru menunggu Densus 88," pungkas Neta.(gir/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
KKB   teroris   Neta S Pane   Papua   Densus 88  

Terpopuler