jpnn.com, JAKARTA - Polres Metro Jakarta Pusat bersama tim gabungan di TPU Semper Cilincing Jakarta Utara pada hari ini mulai melakukan ekshumasi terhadap jasad bayi yang diduga tertukar di Rumah Sakit Islam (RSI) Cempaka Putih.
Tim gabungan terdiri atas Instalasi Kedokteran Forensik RS Bhayangkara dan Pusdokkes Polri mulai membongkar makam bayi tersebut pada pukul 09.00 WIB dengan disaksikan orang tua, pihak RSI Cempaka Putih serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
BACA JUGA: Kasus Bayi Tertukar di RSI Cempaka Putih Berawal dari Kejanggalan, Begini Ceritanya
Proses ekshumanisasi atau pembongkaran makam dilakukan untuk keperluan pemeriksaan DNA, dengan mengambil tulang scapula dan tulang femur dari jenazah bayi.
Kapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo Condro, dalam keterangannya menyampaikan tes DNA akan dilakukan oleh tim forensik RS Polri. Hasil pemeriksaan diperkirakan akan keluar dalam waktu dua minggu.
BACA JUGA: Bayi Tertukar di Cempaka Putih Meninggal, Kuburannya Dibongkar
“Tentunya kami dasarnya dari keterangan dari Orang Tua ya dari bapaknya yang waktu itu sempat viral di Medsos ada perbedaan adanya kelainan pada bayinya. Itukan secara fisik yang dilihat, hari ini kami ingin memastikan secara DNA bahwa bayi tersebut bahwa orang tuanya adalah benar,” jelas Susatyo, Selasa (17/12).
Polemik bayi tertukar pertama kali bergulir di sosial media saat akun @Rauf97_ memposting sebuah video pada tanggal 1 Desember 2024 yang menceritakan bayinya yang lahir melalui operasi Caesar di RSIJ Cempaka Putih tertukar.
BACA JUGA: Kedua Orang Tua Bayi Tertukar di Bogor Jalani Tes DNA Silang
Bayi tersebut lahir dalam kondisi penyakit jantung bawaan dan memerlukan perawatan intensif di ruang NICU. Satu hari kemudian, Rauf mendapat kabar sang bayi meninggal dunia.
Selang satu hati, Rauf menggali makam sang anak dan merasa ukuran jenazah anaknya lebih besar dari pada saat bayi pada saat dilahirkan. Atas dasar perbedaan fisik itulah, ia meyakini bayi yang meninggal tersebut bukanlah bayi yang dilahirkan istrinya.
Dalam video yang sama, Rauf juga menyoroti bahwa ia tidak berkesempatan melihat sang anak saat dalam perawatan di NICU. Hal inilah yang menimbulkan kecurigaan bagi Rauf dan keluarga.
Dikutip dari laman Alodokter.com, diketahui bahwa Ruang NICU adalah area steril yang tidak boleh dimasuki sembarang orang, tak terkecuali orang tua dari bayi yang dirawat.
Tiap rumah sakit memiliki kebijakan yang berbeda dalam membatasi jumlah pengunjung dan jam kunjungan ke ruang NICU. Aturan ini diberlakukan agar risiko paparan infeksi ke bayi dapat diminimalkan dan bayi tidak terganggu dengan suara bising.
Berdasarkan keterangan di atas, maka tidak heran pasca persalinan, Rauf hanya mendapat kesempatan bertemu sang bayi saat proses di adzankan. Karena setelahnya, sang bayi harus segera mendapatkan perawatan intensif di ruang NICU.
Video kronologis yang disampaikan Rauf melalui sejumlah akun sosial medianya, baik di Tiktok maupun Instagram mendapat berbagai respon dari netizen. Semula ia memang mendapatkan simpati netizen. Namun belakangan, netizen mulai meragukan dugaan bayi tersebut tertukar.
“Ortunya ngira ketuker, karena anak yang meninggal dunia wajahnya berubah. Yang namanya bayi baru lahir sudah pasti di luar ngembang. Apalagi kalau sudah jadi jenazah. Namun, dari kepala dan hidung sama persis kok,” respons akun @naira_allul.
“Setelah saya baca kronologisnya, kenapa minta induksi terlebih dahulu? Padahal kata dokter pas USG, air ketuban sudah sedikit bahkan sudah ada surat rujukan untuk Caesar,” tulis akun @enatatia.camerin.
Selain itu, tak sedikit pula netizen yang meminta agar Rauf dan keluarga untuk tidak lagi menyangkal bayi yang meninggal tersebut adalah anak biologisnya.
“Itu bayinya sama lo kak mukanya kasian banget dedeknya orang tuanya sendiri gak mengenalimu dek,” tulis akun @putri.naga.ningrum.(ray/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean