New Normal, Kemendikbud Siapkan 9 Paket Pernikahan Kampus dan Industri

Rabu, 27 Mei 2020 – 13:41 WIB
Dirjen Diksi Kemendikbud Wikan Sakarinto. Foto: tangkapan layar/Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan, tatanan kehidupan dan kebiasaan manusia harus bisa beradaptasi dengan new normal (kenormalan baru) di tengah pandemi COVID-19.

Demikian juga dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang harus mampu beradaptasi.

BACA JUGA: New Normal: Daftar Nama 25 Kabupaten dan Kota Dijaga Pasukan TNI dan Polri

"Tahun ini kampus-kampus vokasi juga didorong untuk berkolaborasi dengan industri agar menghasilkan karya-karya riset terapan yang mendukung tanggap darurat Covid-19. Kampus dan industri juga harus duduk bersama untuk mengantisipasi kenormalan baru selepas pandemi ini," tutur Wikan dalam telekonferensi di Jakarta, Rabu (27/5).

Kampus, lanjutnya, harus memikirkan bagaimana kurikulum dan skema pencapaian kompetensi sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan industri serta dunia kerja.

BACA JUGA: Perbuatan HB Sungguh Merusak Nama Baik AKBP Guntur Saputro

Jadi, perubahan industri bergeser ke kondisi kenormalan baru, juga harus diikuti dinamikanya oleh kampus dan kurikulumnya.

Untuk mencapai hal tersebut, lanjutnya, Kemendikbud telah menyiapkan "Paket Pernikahan".

BACA JUGA: Kota Kediri Tiba-tiba Memburuk, 2 Bocah juga Dimangsa Corona

Paket 1, kurikulum disusun bersama industri di mana materi training dan sertifikasi di industri masuk resmi ke dalam kurikulum di kampus.

Paket Ke-2, dosen tamu dari industri rutin mengajar di kampus. Ke-3, program magang yang terstruktur dan dikelola bersama dengan baik.

Paket ke-4, komitmen kuat dan resmi pihak industri menyerap lulusan.

Paket ke-5, program beasiswa dan ikatan dinas bagi mahasiswa.

Paket ke-6, Bridging program di mana pihak industri memperkenalkan teknologi dan proses kerja industri yang diperlukan kepada para dosen sertifikasi kompetensi bagi lulusan diberikan oleh pihak industri.

Paket ke-7, sertifikasi kompetensi bagi lulusan diberikan oleh pendidikan tinggi bersama industri.

Paket ke-8, joint research yaitu riset terapan dengan dosen yang berasal dari kasus nyata di industri.

Paket ke-9, berbagai kegiatan/program 'pernikahan' lainnya.

"Paket 'pernikahan' nomor 1 sampai dengan nomor 6 adalah paket pernikahan minimum. Paket nomor 7 sangat diharapkan terwujud, serta nomor 8 dan seterusnya, sangat baik bila terwujud," terang Wikan.

Selain riset terapan, kampus juga didorong untuk melakukan program-program pengabdian masyarakat berbasis teknologi terapan untuk berperan dalam meringankan beban masyarakat selama pandemi berlangsung.

Saat ini sudah terjadi beberapa pernikahan antara kampus dengan industri pengguna lulusannya bahkan ada yang sudah mencapai "Paket Pernikahan" yang lengkap.

Salah satu contoh yang sudah melaksanakan skema lengkap di atas adalah PT. PLN Persero bersama Politeknik Elektronik Negeri Surabaya (PENS), Sekolah Vokasi UGM dan Sekolah Vokasi UNDIP.

Dari pernikahan tersebut, bersama-sama mendirikan program studi (prodi) 'Sarjana Terapan (D4) Teknik Elektro', yang khusus berfokus pada teknologi distribusi atau jaringan listrik.

Dari contoh keberhasilan pernikahan antara PLN dengan pendidikan tinggi vokasi tersebut sehingga ada beberapa kemungkinan keberlangsungan kerja sama.

Pertama, bagi prodi atau kampus yang sudah melakukan "pernikahan" paket lengkap, didorong untuk meningkatkan kualitas kerja samanya, serta menambah jumlah industri mitra, mendirikan atau memperkuat teaching industry atau teaching factory, meningkatkan kerja sama dengan perguruan tinggi vokasi ternama luar negeri.

Misalnya, di Jerman, Taiwan, Jepang. Selain itu, juga dapat memulai mempersiapkan mendirikan Magister (S2) Terapan yang juga "menikah" dengan industri.

Kedua, bagi prodi atau kampus yang sudah melakukan "pernikahan" tetapi belum dengan paket lengkap, didorong untuk meningkatkan lagi dan juga terbuka bila ingin melakukan peningkatan yang dideskripsikan pada nomor 1.

Ketiga, bagi prodi atau kampus yang baru minim melakukan "pernikahan", didorong untuk menghasilkan pernikahan yang lengkap.

Keempat, bagi prodi atau kampus yang belum melakukan "pernikahan", didorong untuk menghasilkan pernikahan dengan "paket" minimum. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler