Newcastle vs Liverpool: Begini Solusi Klopp Jika Newcastle Bertahan

Minggu, 06 Desember 2015 – 14:09 WIB
Liverpool saat mengalahkan Chelsea 3-1. Foto: AFP

jpnn.com - NEWCASTLE - Dalam satu dekade terakhir, tiga kali Liverpool berpesta di St James Park, kandang Newcastle, dengan tiga gol atau lebih. Pada 2007-2008, mereka menang 3-0, lalu berpesta 5-1 pada semusim berikutnya, dan melibas tuan rumah setengah lusin gol pada 2012-2013.

Apalagi, saat ini Newcastle sedang jeblok. Tidak hanya terjerembap di zona degradasi, bersama AFC Bournemouth, mereka merupakan tim yang paling sering jadi lumbung gol lawan dengan catatan 30 kali kebobolan. Dalam dua laga terakhir, mereka kebobolan delapan gol.

BACA JUGA: Newcastle vs Liverpool: Sukanya Pesta di Rumah Orang

''Kalau banyak yang menginginkan kami memenangi laga Minggu besok (malam nanti), itu yang juga kami harapkan. Tapi, kami tetap respek dengan Newcastle,'' ujar Klopp dalam konferensi pers kemarin WIB.

Klopp tidak ingin rekor buruk Newcastle itu melambungkan pemainnya sehingga kehilangan momentum streak lima kemenangan di semua ajang. Sebaliknya, dilansir dari situs resmi klub, mantan der trainer Borussia Dortmund tersebut meminta pemainnya tidak terpaku pada statistik.

BACA JUGA: Alamaaaakkk.... Ronaldo Dituduh Jalin Hubungan Sejenis, Ini Dia Pasangannya...

''Karena Premier League masih terlalu keras untuk dimimpikan, dan kami masih harus terus berjuang,'' serunya. Komposisi Klopp sudah full team dengan comeback Daniel Sturridge, Jordan Henderson, dan Philippe Coutinho. Dua nama terakhir juga ikut berlatih di Melwood kemarin.

Hanya, Klopp tidak akan langsung memainkan dua nama terakhir. Hendo maupun Coutinho bakal memulai laga dari bench. Hendo melakukannya saat laga melawan Swansea City (29/11) dan Soton. ''Kalau memang dia bisa kembali, itu akan lebih bagus bagi kami,'' klaimnya.

BACA JUGA: Ini Komentar Guardiola Usai Rekor Muenchen di Bundesliga Patah

Dengan perkiraan formasi 4-2-3-1, Klopp akan menantikan tuah Sturridge yang bakal ditopang trio James Milner, Roberto Firmino, dan Adam Lallana di belakangnya. Pertanyaannya, bisakah strategi gegenpressing berfungsi tidak hanya melawan tim yang bermain ofensif?

Masalahnya, setiap kali bermain menghadapi klub yang pertahanannya dalam, permainan gegenpressing sulit berkembang. Ambil contoh bagaimana cara The Swans -julukan Swansea- bermain bertahan sepekan lalu. Dengan mengisolasi area pertahanan depan kotak penaltinya, Swansea menyulitkan Liverpool untuk mencetak gol.

Satu-satunya gol kemenangan pun didapat dari titik putih dengan Milner sebagai eksekutornya. Nyaris sama dengan Swansea, Newcastle punya karakter bertahan dan memanfaatkan counterattack dalam membangun serangan. Bukan lagi dengan bola-bola panjang.

Semakin sering mengandalkan bola panjang, semakin sulit Liverpool membongkar pertahanan lawan. Solusinya bisa menembus pertahanan lawan dengan cara memperbanyak permainan bola-bola pendek. Kelebihan Sturridge dalam dribelnya bisa diandalkan untuk menjebol gawang Robert Elliot. (ren/jon/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Karateka NTT Lolos PON XIX


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler