jpnn.com, JAKARTA - National Food Agency (NFA) menggelar sejumlah acara untuk memperingati Hari Pangan Sedunia lewat Gelar Pangan Nusantara (GPN) yang resmi dimulai, Sabtu, (22/10), di Universitas Brawijaya, Malang.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan kegiatan itu digelar Badan Pangan Nasional/NFA untuk menumbuhkan awareness dan semangat memperkuat ketahanan pangan nasional.
BACA JUGA: NFA Bersama Kemenhub & Kemendag Kirim Beras Lewat Tol Laut dari Patimban ke Aceh
“Kami berharap peringatan Hari Pangan Sedunia ini menjadi tonggak untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap isu-isu pangan, karena ada ancaman krisis pangan global. Walaupun Indonesia jauh dari kriteria krisis pangan karena memiliki stok pangan yang cukup, tetpi kita tetap harus waspada,” ungkap Arief.
Arief mengatakan sejumlah kampaye juga dilakukan di antaranya Gerakan Makan Enak, Makan Sehat, Makan B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman) yang secara sederhana tercermin melalui komposisi makanan di dalam piring. Di mana, 1/3 dari isi piring adalah makanan pokok, tidak harus nasi, 1/3 lainnya adalah sayur mayur, 1/6 lauk pauk, dan 1/6 buah-buahan.
BACA JUGA: NFA Perkuat Peran Daerah Kendalikan Inflasi Pangan
Komposisi ini untuk memenuhi standar Pola Pangan Harapan (PPH) dan standar Angka Kecukupan Energi.
Selain itu, juga kampanye mengurangi Food Loss and Waste atau pemborosan pangan from farm to table. Serta sosialisasi Gerakan Makan Telur Setiap Hari untuk meningkatkan gizi masyarakat serta mengurangi prevalensi stunting, mengingat telur merupakan pangan yang kaya gizi dan terjangkau.
BACA JUGA: Kepala NFA Siap Bermitra dengan Komisi IV DPR
Kampanye terkait kecintaan terhadap pangan lokal, dikemas melalui lomba menggambar untuk siswa SD dan SMP.
"Harus ditanamkan kesadaran pentingnya pengembangan pangan lokal dan keberagaman konsumsi sejak dini," bebernya.
Sebab, masyarakat dapat berkontribusi membantu mengurangi potensi krisis pangan dengan menerapkan pola konsumsi B2SA, zero food loss and waste, dan mengkonsumsi pangan lokal kaya gizi seperti telur.
Arief mengajak seluruh stakeholder pangan dari hulu hingga hilir bersama sektor pentahelix yang terdiri dari Academics, Business, Government, Community and Media terus memperkuat kolaborasi.
“Pelaksanaan GPN di kampus Universitas Brawijaya ini juga tidak terlepas dari upaya memperkuat kolaborasi antara NFA dengan kalangan akademisi. NFA sebagai lembaga yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pangan, tentu tidak dapat berjalan sendiri,” ujarnya.
Sebagai wujud konkret kolaborasi, dalam kegiatan ini turut dilakukan penandatanganan MoU antara NFA dengan Universitas Brawijaya tentang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Bidang Pangan.
Selain itu juga dilakukan penadatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Sinergitas Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat untuk Peningkatan Gizi Masyarakat Melalui Penganekaragaman Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman antara Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA dengan Fakultas Ilmu Kesehatan - Universitas Brawijaya.
Arief menegaskan kolaborasi sektor pangan pada Hari Pangan Sedunia ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang sangat serius dalam menangani masalah pangan.
"Presiden berpesan untuk tidak hanya menyelesaikan masalah secara makro dan mikro, tetapi harus detail, satu per satu dan perkuat kolaborasi,” ujarnya.
Wakil Presiden RI K.H. Ma'ruf Amin, dalam sambutannya berharap pelaksanaan GPN 2022 bisa menjadi titik pijak untuk membangun sinergi dalam pengembangan sistem pangan nasional.
Dia berharap agar tema GPN "Bersama Wujudkan Pangan Kuat, Indonesia Berdaulat” menjadi komitmen bersama untuk melaksanakan pengelolaan pangan yang lebih baik ke depan. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul