Ngabuburit Bersama BKNP PDIP, Ngawati Al Zastrow: Islam Mengajarkan Harmonisasi Manusia dan Alam

Senin, 03 Mei 2021 – 22:24 WIB
Budayawan KH Ngatawi Al Zastrow mengisi Ngabuburit Bersama Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDIP dengan tema ‘Merawat Alam Merawat Kehidupan’, dipandu host Sekretaris BKNP PDIP Rano Karno. Foto: PDIP.

jpnn.com, JAKARTA - Umat Islam diharapkan tetap merawat alam dan lingkungannya terlebih lagi di tengah momen bulan Ramadan.

Sebab, Islam mengajarkan hubungan harmonis antara manusia dengan alam sekitarnya.

BACA JUGA: PDIP dan PAN Bicara Soal Pemilu 2024 di Acara Pemuda Muhammadiyah

Budayawan KH Ngatawi Al Zastrow menyampaikan hal itu saat mengisi Ngabuburit Bersama Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan (BKNP PDIP) yang ditayangkan dan bisa ditonton ulang di akun @bknp pdiperjuangan di YouTube.

Acara ditayangkan jelang berbuka puasa, Senin (3/5), dengan tema ‘Merawat Alam Merawat Kehidupan’, dipandu host Sekretaris BKNP PDIP Rano Karno.

BACA JUGA: PKS Akui Perlu Banyak Belajar dari PDIP

Ngatawi mengatakan umat Islam harus terus menyadari kelestarian lingkungan hidup merupakan bagian dari akhlak mulia yang harus diterapkan di tengah-tengah kehidupan.

Menurut dia, hal itu juga merupakan bagian dari upaya menjaga keberlangsungan kehidupan di dunia.

BACA JUGA: Rano Karno Bilang Tak Ada Orang yang Cintanya Kepada Alam Melebihi Megawati

Selain itu, katanya, menjauhkan dari kerusakan dan bencana yang terjadi karena ulah sebagian manusia.

"Rasulullah SAW sebagai seorang Nabi telah memberikan perintah yang tegas kepada umat untuk menjaga alam ini dan tidak membuat kerusakan di dalamnya,” kata Ngatawi.

Dia kembali menegaskan bahwa Islam mengajarkan hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Dalam Islam, lanjut Ngatawi, menjaga alam bagian dari ukhuwah.

"Manusia sebagai seorang khalifah salah satu tugasnya adalah menjaga dan melestarikan alam,” ungkap Ngatawi.

Menurut dia, manusia kerap lupa menjaga hubungannya dengan alam. Unsur yang didahulukan adalah kenikmatan semata.

Ngatawi mengkisahkan sebuah cerita, saat Rasulullah SAW bersama para sahabat berperang, memberikan petunjuk dan etika dalam peperangan, termasuk di antaranya tidak boleh sampai merusak alam sekitar.

“Ketika dalam keadaan perang ada tiga hal yang tidak boleh dirusak. Yaitu perempuan, anak-anak, dan pepohonan. Nabi juga meriwayatkan jika besok terjadi kiamat dan hari ini kamu mempunyai benih, maka tanamlah, agar alam bisa selamat,” ulasnya.

Itulah sebabnya, lanjut Ngatawi Al-Zastrow, manusia tidak boleh mengeksploitasi alam secara berlebihan.

Petuah Nabi untuk senantiasa menjaga alam kemudian dilanjutkan oleh para sahabat, tabiin, hingga sampai pada para walisanga di nusantara.

Salah satu wali yang mengajarkan untuk menjaga alam adalah Sunan Muria, yang merupakan penggagas varietas padi gunung yaitu padi gogo.

Menurut Ngatawi, Sunan Muria mengajarkan masyarakat untuk bercocok tanam.

Sebab, selain menunjang keberlangsungan hidup, juga sekaligus menjadi sebuah upaya dalam merawat alam.

“Banyak buku penelitian yang mencoba mengkaji kearifan lokal yang dilakukan oleh para wali termasuk bagaimana Sunan Muria melakukan pertanian sebagai upaya menjaga alam dan merawat kehidupan,” terang Zastrow.

Sama dengan apa yang dilakukan Sunan Muria, kata dia, Sunan Kalijaga juga mewanti-wanti masyarakat untuk menjaga alam tetap terawat, termasuk interaksi dengan hewan yang menjadi hama sekalipun.

Menurut Ngatawi, Sunan Kalijaga mengajarkan bahwa semerusak-rusaknya hewan, manusia tidak boleh membunuh.

Kalaupun diambil tindakan, cukup disingkirkan saja. Hal itu karena Allah SWT sudah menciptakan makhluknya sesuai dengan tugas dan fungsinya.

“Jadi kita tidak boleh memandang sebelah mata bahwa alam hanya sebatas dijadikan sumber kehidupan manusia, tetapi kita juga diajarkan untuk senantiasa menghormati alam,” katanya.

Ngawati alam bukanlah sumber daya melainkan bagian kehidupan.

"Kalau kita menjaga alam maka alam juga akan menjaga kita,” pungkas Ngatawi Al Zastrow.

Program Ngabuburit BKNP PDIP dengan tema besar ‘Mata Air Kearifan Walisanga’ hadir setiap hari pada bulan Ramadan pukul 17.00 WIB.

Sementara sebelum sahur, ditampilkan program sejenis. Semuanya dapat diikuti melalui kanal YouTube: BKNP PDI Perjuangan, Instagram: BKNPusat dan Facebook: Badan Kebudayaan Nasional Pusat. (*/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler