Diduga sang intel dikirim untuk mengawasi perkembangan penanganan kasus dugaan Simulator SIM di Korlantas Polri yang sedang disidik KPK.
Pria berkulit hitam yang terpantau sudah berada di gedung KPK sejak pagi, Selasa (25/9) itu, mulai menarik perhatian wartawan yang biasa ngepos di KPK setelah dirinya mengaku sebagai wartawan Indopos saat berkenalan dengan Md, seorang wartawan media cetak di KPK.
"Dari Indopos Mas," ujar pria yang mengaku bernama Jony itu di ruang press room KPK.
Wartawan lain yang mendengar pengakuan Jony pun langsung memanggil Sr, wartawan Indopos yang ditugaskan kantornya di KPK. Sr kemudian menghampiri Jony yang mulai terlihat gugup.
"Dari Indopos ya," tanya Sr. "Iya Bang, saya biasa ngepos di MK, baru Bang," ujar Jony yang mulai terlihat gugup karena sejumlah wartawan lain mulai mengerumuninya.
Merasa penyamarannya di KPK mulai terkuak, Jony kemudian bergeser ke luar press room. Namun upaya mata-mata Mabes Polri itu untuk kabur ditahan oleh M, seorang wartawan senior di KPK dan mencoba mengkonfirmasi kebenaran identitas sang intel.
Jony yang sudah terlihat pucat berusaha meninggalkan gedung KPK, namun ditahan oleh M. "Lu hati-hati, bisa dipidana bila ngaku-ngaku wartawan media lain," kata M mengancam.
Akhirnya Jony pun mengaku kepada M bahwa dirinya diutus oleh Mabes Polri. Sebelumnya kepada wartawan lain, Jony mengaku dari Polda. Bahkan Jony memperlihatkan kartu pers Indopos yang dia kantongi.
Jony yang saat itu mengenakan jaket warna cokelat kemudian meninggalkan gedung KPK, tapi dikejar oleh wartawan Indopos dengan maksud menanyakan kebenaran identitas Intel tersebut.
"Dia ngaku disuruh nge-PAM di KPK. Tapi dia tidak bilang siapa yang suruh. Setelah didesak, dia mengaku dari Mabes," ujar Sr sembari menyebutkan, Jony juga meminta agar identitasnya tidak dibeberkan pada awak media lain di KPK. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat: Hentikan Wacana Lemahkan KPK
Redaktur : Tim Redaksi