Ngawur di Pilgub DKI, di Sumut Hati-hati

Kamis, 26 Juli 2012 – 08:33 WIB

JAKARTA - Partai Golkar tidak mendasarkan pada hasil survei tatkala mengajukan Alex Noerdin sebagai cagub DKI di pilgub 2012 ini.

Politisi Partai Golkar Indra J Piliang beberapa waktu lalu menyebutkan, tingkat elektabilitas Alex berdasar hasil survei sebelum didaftarkan sebagai cagub hanya 2 persen saja.

Sedang kandidat yang tingkat elektabilitasnya mencapai 20 persen yakni Tantowi Yahya dan Aziz Syamsuddin, malah tidak diusung Golkar.

Indra Piliang, yang Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar itu, menyebutkan alasannya mengapa Golkar malah mengusung Alex, bukan Tantowi atau Azis.

Dijelaskan, suara Golkar di DPRD DKI Jakarta hanya tujuh kursi sementara syarat untuk bisa mengajukan pasangan calon minimal 15 kursi. Kecuali Alex Noerdin, kata Indra, Tantowi Yahya dan Aziz Syamsuddin menyatakan tidak sanggup mencari tambahan delapan kursi lagi.

Alex-Nono akhirnya mampu menggandeng PPP dan PDS hingga diperoleh 15 kursi. Hasilnya jeblok. Jagoan Golkar itu hanya meraih sekitar 4,74 persen suara.

Kok bisa partai sebesar Golkar gegabah memasang jagonya di daerah yang merupakan barometer politik nasional? Jangan-jangan di pilgub Sumut nanti Golkar juga ngawur dalam menetapkan cagubnya?

"Ah, nggak. Sumut jelas beda dengan DKI. Sumut lima huruf, DKI tiga huruf," kelakar Wasekjen DPP Golkar, Leo Nababan, kepada JPNN.

Leo memastikan, untuk penetapan cagub Sumut, partainya akan benar-benar menggunakan hasil survei sebagai pertimbangan utama. "Saya pastikan, Partai Golkar di pilgub Sumut akan menggunakan hasil survei tertinggi," cetus Leo.

Hanya saja, lanjutnya, ada pembedaan antara kandidat dari kader internal partai, dengan yang dari luar partai. Jika berdasar hasil survei kandidat kader sendiri kalah tipis dibanding non kader, maka DPP Golkar akan memilih kader sendiri.

"Misal kader sendiri skornya 30, non kader 33, maka kita pakai kader sendiri," ujar Leo Nababan. Tentunya, nantinya kader yang kalah tipis berdasar hasil survei ini, akan di-push agar tingkat elektabilitasnya melejit menjelang hari pemungutan suara.

Namun, lanjutnya, jika kandidat non kader berdasar hasil survei tingkat elektabilitasnya tinggi, dengan selisih jauh dengan kandidat dari kader sendiri, maka tak ada pilihan lain, Golkar akan mengusung non kader sebagai cagub Sumut. "Tapi untuk kursi wakilnya, tetap lah dari kader kita," imbuh Leo.

Mengenai survei, kata Leo, saat ini masih berlangsung. "Sabar saja," ucapnya. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Priyo Merasa Tak Anti-HAM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler