Ngeri… Sedang Dininabobokan, Bocah Tewas dengan Dahi Nyaris Terbelah

Kamis, 22 Oktober 2015 – 09:45 WIB
PAMAN SADIS: Gulu Arpuji yang dibekuk warga setelah membunuh keponakannya sendiri yang masih berusia 5 tahun, Muhammad Reyhan. FOTO: JPG

jpnn.com - PROBOLINGGO - Kekerasan terhadap anak kembali terjadi. Kejadian memilukan itu kini terjadi di Desa Brumbungan Lor, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Rabu (21/10). Muhammad Reyhan, bocah yang masih lucu-lucunya berusia lima tahun itu, tewas karena terluka parah. Dia dibacok pamannya, Gulu Arpuji, saat tidur siang bersama orang tuanya.

Insiden menggegerkan setempat itu terjadi sekitar pukul 10.30. Kala itu, korban yang merupakan putra tunggal dari pasangan suami istri Muhammad Salam, 28, dan Arsini, 22, tersebut tengah tidur bersama orang tuanya di ruang tengah. 

BACA JUGA: Naik ke Atas Kandang Sapi sambil Bawa Celurit, Akhirnya Menyerah, nih Penampakannya

Tak lama kemudian, datang pelaku yang tinggal di Dusun Gapur, RT IX RW 03 desa setempat. Gulu datang membawa wedung (pisau besar). Sampai di ruang tengah, pelaku langsung membacok dahi korban hingga membuatnya nyaris terbelah. 

Sontak, suara bacokan pelaku membuat orang tua korban terbangun. Bersamaan dengan itu, pelaku lari keluar rumah. Namun, akhirnya pelaku berhasil diamankan warga.

BACA JUGA: Sendirian Ambil Rp 200 Juta dari Bank, Dicegat Perampok Berparang

Salam dan Arsini langsung kaget melihat kepala anaknya berlumuran darah. Mereka segera berteriak sekencang-kencangnya untuk meminta tolong warga sekitar. Dengan bantuan warga, korban dilarikan ke Puskesmas Gending. 

Namun, karena lukanya cukup parah, seketika itu juga korban dirujuk ke RSUD Waluyojati Kraksaan. Lubang menganga karena bacokan pelaku berhasil dijahit tim medis. Namun, beberapa menit kemudian, korban mengembuskan napas terakhirnya.

BACA JUGA: Dor! Terkapar di Rumah Bini Muda

''Korban mengalami luka bacok sekitar 20 sentimeter. Jadi, sempat ditangani di IGD, tapi nyawanya tak dapat diselamatkan karena luka di kepalanya sangat serius,'' kata Edi Susanto, kepala kamar mayat RSUD Waluyojati Kraksaan.

Mendapati kenyataan putra satu-satunya tak bernyawa, Arsini langsung menangis sejadi-jadinya. Ia seolah tak percaya anaknya yang baru dininabobokan beberapa menit sebelumnya tewas mengenaskan. 

Saking shock-nya, perempuan 22 tahun tersebut tak mampu berdiri. Ia hanya bisa terduduk lemas di lantai rumah sakit. Beberapa kerabat mencoba memeganginya. Apalagi, sesekali Arsini terlihat emosional hendak masuk ke kamar mayat.

Pemandangan serupa ditunjukkan keluarga korban lainnya yang terus berdatangan ke rumah sakit. Mereka ikut menangis histeris setelah mendapati kondisi korban yang begitu mengenaskan.  (mas/aad/c19/any) 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rasain! Pelaku Pecah Kaca Mobil Ini Kena Batunya Juga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler