Ngobras: Kementan Menyerukan Mitigasi Wabah Penyakit Hewan

Rabu, 30 Oktober 2024 – 08:58 WIB
Ngobras Volume 36. Foto: tangkapan layar - source for JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Manajemen kesehatan hewan ternak yang baik berkontribusi erat dalam usaha pencegahan penyakit dari agen-agen penyebar penyakit. 

Defisiensi vitamin dan terjadinya infestasi endoparasit cacing dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan dan berat badan ternak.

BACA JUGA: Cegah Penyebaran Hama dan Penyakit Hewan, Karantina Gagalkan Penyelundupan Kura-Kura Ambon

Selain juga kelemahan, penurunan produksi, penurunan daya tahan tubuh akibat anemia, kerusakan jaringan seperti hati dan empedu serta bisa menyebabkan kematian hewan muda tergantung derajat infestasi. Sehingga pemberian vitamin dan obat cacing sebagai tindakan pencegahan ini sangat penting dilakukan secara rutin.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terus mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.

BACA JUGA: Teknologi Pertanian Presisi Dukung Produktivitas Pertanian Meningkat, Siap Swasembada Pangan

"Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia menjadi faktor keberlanjutan pangan nasional. Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya," ujar Mentan Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan dalam menjaga kesehatan ternak nasional, mitigasi dan respon cepat terhadap wabah penyakit hewan menjadi prioritas penting.

BACA JUGA: Dilantik Lagi jadi Mentan, Amran Sulaiman Siap Berjuang untuk Indonesia Berdaulat Pangan

Penguatan sistem deteksi dini dan pemantauan wabah sistem deteksi dini sangat krusial dalam meminimalisir dampak penyebaran penyakit. Perlu adanya kolaborasi aktif antara petugas lapangan, dokter hewan, dan pusat data agar gejala atau kasus awal dapat segera dilaporkan dan dianalisis.

"Teknologi pemantauan berbasis digital juga harus diperkuat untuk mempercepat proses pelaporan dan pemantauan,” kata Santi.

Dia menuturkan, edukasi masyarakat dan penyebaran informasi masyarakat, terutama para peternak perlu diberdayakan dengan pemahaman yang baik tentang cara pencegahan dan tanda-tanda awal penyakit. Penyebaran informasi yang cepat dan akurat dapat membantu peternak mengambil langkah pencegahan lebih awal dan mengurangi risiko penyebaran.

Pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Volume 36, Selasa (29/10) yang menghadirkan narasumber dari Direktorat Kesehatan Hewan Dhony Kartika Nugroho, yang merupakan Fungsional Medik Veteriner, dibahas berbagai hal seputar hewan ternak.

Pada kesempatan tersebut Dhoni mengatakan bahwa mitigasi merupakan tindakan untuk mengurangi dampak bencana yang dilakukan sebelum bencana terjadi. Sedangkan respon cepat adalah tanggapan, reaksi, atau jawaban secara cepat atau segera.

“Pengertian wabah sendiri adalah kejadian luar biasa yang dapat berupa timbulnya suatu penyakit hewan menular baru di suatu wilayah atau kenaikan kasus penyakit hewan menular secara mendadak,” katanya.

Dia menjelaskan strategi pengendalian penyakit hewan pada wilayah wabah dan endemis, di antaranya ada pemetaan risiko, penyuluhan, pengendalian vektor, kampanye vaksinasi, vaksinasi massal, biosekuriti, pengawasan lalu lintas, surveilans klinis atau laboratoris.

"Untuk alur kejadian dan penanganan penyakit hewan, yaitu kesiapsiagaan, kewaspadaan, respon dan pemulihan,” ujarnya. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler