jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pertanian mengoptimalkan program pompanisasi guna meningkatkan produktivitas dan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah kekeringan yang masih melanda di beberapa wilayah Indonesia.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan dampak pompanisasi telah terasa dan positif bagi para petani di daerah. Karena itu, pemasangan pompa air di wilayah sentra pertanian harus dipercepat dan harus terus dimonitoring.
BACA JUGA: Luar Biasa! Kementan Sebut Progres Oplah & Pompanisasi di Riau Sudah Melebihi Target
"Mohon kiranya mitigasi risiko kemarau dengan pompanisasi dilakukan secara masif di seluruh wilayah Indonesia dan terus dimonitoring dengan baik," kata Mentan Amran.
Menindaklanjuti arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa dalam perubahan iklim saat ini; curah hujan tidak menentu dan risiko kekeringan meningkat, pengelolaan air yang efisien dan tepat menjadi makin penting untuk memastikan ketahanan pangan dan produktivitas pertanian yang berkelanjutan.
BACA JUGA: Kementan Penuhi Kebutuhan Air Program PAT di Riau Lewat Bantuan Pompanisasi
"Optimalkan sistem irigasi hemat air mendorong penggunaan teknologi irigasi hemat air, seperti irigasi tetes atau sprinkler, dapat mengurangi pemborosan air dan mengarahkan air secara langsung ke tanaman yang membutuhkan. Teknologi ini terbukti dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air hingga 30-50% dibandingkan metode konvensional," ujar Santi.
Santi menambahkan bahwa membangun dan meningkatkan kapasitas penampungan air menyediakan fasilitas penampungan air hujan, seperti embung atau tandon akan sangat berguna dalam menyimpan air di saat musim hujan untuk digunakan saat musim kemarau. Langkah ini juga mendukung ketahanan air untuk kebutuhan irigasi saat ketersediaan air menurun.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Nilai Program Pompanisasi untuk Antisipasi Kekeringan Panjang
Pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Volume 37, Selasa (5/11), mengangkat tema "Meningkatkan Hasil Pertanian dengan Pengelolaaan Air yang Tepat", menghadirkan narasumber Ketua Tim Kerja Mitigasi Iklim, Direktorat Irigasi Pertanian Nurul Chair.
Nurul mengatakan bahwa untuk meningkatkan dan mempertahankan ketersediaan air di tingkat usaha tani sebagai suplesi air irigasi untuk komoditas tanaman pangan, perkebunan, hortikultura dan peternakan pada tahun ini difokuskan pada tanaman pangan khususnya padi.
Sementara itu, kegiatan untuk mendistribusikan air irigasi dengan menggunakan sarana pompa air sebagai sarana distribusi dapat menggunakan saluran terbuka lining saluran atau saluran tertutup pipanisasi.
Untuk meningkatkan dan mempertahankan ketersediaan air dapat dilakukan dengan cara menampung atau meningkatkan muka air, atau dengan mengoptimalkan pemanfaatan air yang sumber airnya berasal dari mata air, curah hujan run off, sungai dan atau sumber air lainnya.
"Hal tersebut tentunya berfungsi untuk suplesi air irigasi dengan meningkatkan fungsi jaringan irigasi pada irigasi tersier melalui kegiatan rehabilitasi dan peningkatan fungsi saluran terbuka atau tertutup," kata Nurul. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan