Kementan Penuhi Kebutuhan Air Program PAT di Riau Lewat Bantuan Pompanisasi

Rabu, 14 Agustus 2024 – 19:43 WIB
Program pompanisasi Kementan sebagai langkah solusi cepat untuk menangani kondisi lahan yang kekeringan akibat dampak El Nino. Foto: Dokumentasi Kementan

jpnn.com, ROKAN HILIR - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan penguatan penambahan areal tanam (PAT) padi sebagai upaya meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas padi secara nasional dan untuk memperkuat ketahanan pangan tanpa harus bergantung pada kebijakan impor.

Sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Direktur Buah dan Florikultura Kementan selaku Pj PAT Provinsi Riau Liferdi Lukman  turun ke lapangan.

BACA JUGA: Bamsoet Apresiasi Kesiapan Kementan Realisasikan Program Makan Bergizi Prabowo-Gibran

Liferdi bersama tim lintas terkait Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten, Kodim, camat, kepala desa dan poktan penerima bantuan terus mendorong percepatan realisasi.

Beberapa pengawalan dilakukan di antaranya melalui pemanfaatan pompanisasi bantuan APBN.

BACA JUGA: Kementan dan TNI Bersinergi Genjot Perluasan Areal Tanam Padi di Jambi

"Kiranya penanggung jawab PAT melakukan langkah-langkah konkret di lapangan, selesaikan pengadaan pompa, operasikan dan manfaatkan sumber air yang ada," kata Mentan Amran Sulaiman memberi arahan seperti disampaikan Liferdi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 297 Tahun 2024, kegiatan PAT Provinsi Riau seluas 39.005 hektare, yang terdiri dari optimalisasi lahan (oplah) 3.336 hektare, pompanisasi 18.557 hektare, dan padi gogo 17.112 hektare.

BACA JUGA: Ini Strategi Kementan Sukses Tingkatkan Luas Tanam Padi 8.407 Ha di Bengkulu

“Realisasi PAT Provinsi Riau sampai dengan 13 Agustus 2024 12.959 hektare (33,23 persen)," kata Liferdi dalam keterangannya, Rabu (14/8).

Liferdi merincikan luas PAT OPLAH 922 hektare (27,63 persen) dan luas PAT pompa 11.036,02 hektare (59,47 persen).

"Memang ada kendala untuk PAT padi gogo yang hingga hari ini 216,65 hektare (1,27 persen) dari target 17.112 hektare, hingga akhir September maksimal hanya akan tercapai 12 persen, karena lahan tersedia hanya dua ribu hektare. Namun benih untuk saat ini juga belum tersedia," ujar Liferdi.

Menurut Liferdi sebagai Pj PAT Provinsi Riau, dengan terjun langsung ke lapangan dan semangat pantang pulang sebelum tanam, dirinya optimistis di akhir September realisasi PAT OPLAH dan pompa mencapai 100 persen

Dirinya merinci, jumlah distribusi pompa sebanyak 240 unit.

Sementara tambahan pompa dana ABT sebanyak 108 sudah terdistribusi dan sisa usulan 225 unit pompa masih dalam proses pengadaan.

Liferdi menyebutkan total pompa sudah terpasang di Provinsi Riau sebanyak 348 unit.

"Semua instansi terkait harus bersinergi dalam pemanfaatan pompa di lapangan, sehingga target PAT dapat tercapai di akhir September dan keadaan darurat pangan di Indonesia dapat segera teratasi,” terangnya.

Kepala BSIP Riau Shannora Yuliasari saat menghadiri serah terima bantuan pompa berharap dapat mendorong percepatan tanam.

“Dengan bantuan pompa sebanyak 89 unit ini kami harapkan dapat mendorong percepatan areal tanam sekaligus meningkatkan IP 200 menjadi IP 300,” ujar Shannora saat berada di aula kantor Dinas Pertanian Kabupaten Rokan Hilir.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian Kabupaten Rokan Hilir, Aldi menyampaikan target kegiatan oplah di wilayahnya seluas 1.400 hektare.

Perinciannya, yakni realisasi per 12 Agustus seluas 166 hektare, 780 hektare di pekan ketiga dan keempat Agustus, serta 620 hektare di pekan pertama-kedua September 2024.

Sementara itu, target pompanisasi seluas 4.180 hektare dengan rincian 1.331 hektare per 12 Agustus 2024, 900 hektare di akhir Agustus, dan sisanya 2.090 hektare di akhir September.

Menurut Aldi, Keberadaan pompa sangat membantu percepatan PAT di lahan.

"Terima kasih kepada Menteri Pertanian yang memberikan perhatian besar kepada Provinsi Riau khususnya kabupaten Rokan Hilir. Bantuan pompa akan dipastikan dan terpasang di lokasi tanam,” terang Aldi.

Liferdi menyampaikan Kabupaten Rokan Hilir telah mengusulkan pompa air sebanyak 410 unit, telah diterima dan distribusikan sebanyak 103 unit.

Pompa yang diterima ini merupakan bagian dari program pompanisasi Kementan sebagai langkah solusi cepat untuk menangani kondisi lahan yang kekeringan akibat dampak El Nino.

Ketua Gapoktan Sinar Tani Marna mengatakan sangat terbantu dengan bantuan pompa ini, terutama sangat menghadapi musim kemarau di mana pasokan air sangat krusial.

"Alhamdulilah kami kedatangan Bapak Direktur, Ibu Kepala BSIP, Bapak Kabid dan beserta jajarannya. Kami selaku petani sedikit kesulitan dengan kondisi terbatasnya pertanaman padi dikarenakan kurangnya pasokan air," kata Marna.

Dia mengungkapkan dengan luas lahan pertanaman padi di daerahnya seluas 600 hektare, bantuan pompa ini sangat membantu mereka.

"Semoga dengan bantuan pompa ini kami bisa meningkatkan IP," harapnya.

Desa Rokan Baru Pesisir, Kecamatan Pekaitan, memiliki 15 kelompok tani dengan jumlah 484 anggota dengan luas lahan sawah 600 hektare telah mendapat bantuan pompa sebanyak 20 unit.

Setelah terima pompa, saat ini lebih kurang 80 persen petani sudah mulai menanam.

Diperkirakan pekan ke-3 Agustus lahan sawah sudah tertanam semua. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler