Ngobrol Bareng Legislator, Hillary Lasut Dorong Pemuda Berperan di Era Digital

Selasa, 12 April 2022 – 23:56 WIB
Hillary Brigitta Lasut dari Komisi I DPR RI Fraksi Nasional Demokrat saat kegiatan Ngobrol Bareng Legislator dengan . Foto: Tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (APTIKA KOMINFO) menyelenggarakan kegiatan Ngobrol Bareng Legislator dengan Hillary Brigitta Lasut dari Komisi I DPR RI Fraksi Nasional Demokrat.

Acara tersebut mengangkat tema “Peran Pemuda Dalam Meningkatkan Politik Kebangsaan di Era Digital” dan berlangsung secara hybrid melalui aplikasi zoom meeting bersama peserta yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara.

BACA JUGA: Hillary Lasut Langsung Bantah Kabar Dirinya Tertangkap Nyabu

Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Samuel A Pangerapan selaku Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Selasa (12/4).

Samuel menyampaikan teknologi makin pesat dengan adanya pandemi Covid-19 dan telah mendorong kita untuk berinteraksi dan melakukan berbagai kegiatan aktivitas di ruang digital.

BACA JUGA: Trik Hillary Brigitta Lasut Redam Interupsi Paripurna MPR

Kehadiran teknologi digital sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat yang kian mempertegas bahwa kita sedang berada di era percepatan transformasi digital.

Namun, masifnya pengguna internet di Indonesia membawa berbagai risiko seperti penipuan online, hoaks, cyber bullying dan konten-konten negatif lainnya.

Kementerian Kominfo mengemban mandat dari Presiden Joko Widodo sebagai garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital bangsa Indonesia.

Dalam mencapai visi dan misi tersebut kementerian kominfo memiliki peran sebagai regulator, fasilitator, dan akselerator di bidang digital di Indonesia. Dalam

rangka menjalankan salah satu hal tersebut terkait pengembangan SDM digital kementerian kominfo bersama gerakan nasional literasi digital Siber Kreasi serta mitra dan jejaringnya hadir untuk memberikan pelatihan literasi digital yang menjadi kemampuan digital tingkat dasar bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Berbagai pelatihan literasi digital yang diberikan berbasis empat pilar utama yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan keamanan digital.

Hingga tahun 2021 lalu program literasi digital ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat di 515 kota, pada 34 Provinsi diseluruh Indonesia.

Peningkatan literasi digital masyarakat adalah pekerjaan besar oleh karena itu, kami tidak bisa bekerja sendiri diperlukan kolaborasi yang baik agar tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam proses percepatan digital ini.

Hillary Brigitta Lasut dalam paparannya menyampaikan bahwasanya Indonesia membutuhkan gerakan-gerakan anak muda yang mampu mendobrak batasan-batasan birokrasi dan kesenjangan sosial yang menjadi isu yang paling sulit ditangani.

Bukan anak-anak muda yang suka saling ghibah dan fokus waktunya mencari kejelekan dan kekurangan orang lain. 

 

Hillary memberikan apresiasi kepada anak-anak muda di Sulawesi Utara yang sudah turut aktif mendampingi masyarakat melalui media sosial dengan tagar (hashtag).

Dia juga menceritakan adanya kasus pemuda dari Key, Maluku yang gagal dilantik sebagai prajurit TNI Tamtama atas nama Heins J Songjanan di Wilayah Kodam Pattimura atas dugaan kasus pemalsuan identitas yang dilakukan oleh ayahnya namun karena masyarakat yang bersatu bahu-membahu untuk meminta pemangku kebijakan mengambil kebijakan khusus supaya kemudian diberikan dispensasi.

Dia berpesan kepada anak-anak muda Indonesia untuk lebih aktif berperan meskipun dengan langkah kecil.

Salah satu contohnya dari sosial media agar dapat membantu menyadarkan generasi muda yang pesimis dan apatis selama ini tanpa menggunakan cara-cara anarkis/ kekerasan dan kegaduhan yang mempermalukan dan merusak reputasi Indonesia.

Hendaknya anak-anak muda dapat melakukan aksi atau gerakan yang lebih elegan dan kekinian seperti misalnya dibuatnya demonstrasi online dimana para pemangku kebijakan diwajibkan hadir dalam forum online tersebut sehingga aksi demonstrasi tidak mengganggu aktifitas masyarakat, merusak fasilitas umum dan hal-hal merugikan lainnya seperti dalam aksi 11 April lalu. 

Jadinya, dalam menyampaikan aspirasi dan menjaga demokrasi agar bisa lebih inovatif, lebih kreatif, lebih akademis, lebih berkualitas dan menjauhi kekerasan yang dapat merusak.

Adapun narasumber lainnya yang mengikuti kegiatan ini adalah Frederiek Lumalente (Ketua DPW GARPU Sulawesi Utara/ Pegiat Media Sosial dan Serjio Saeh, Pembina DPW LMN Sulawesi Utara.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler