Ngotot jadi Cawapres, JK Bukan Negarawan

Rabu, 16 April 2014 – 17:27 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari LIPI, Profesor Siti Zuhro mengatakan, posisi yang paling ideal bagi mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) adalah sebagai Guru Bangsa atau "Pandito Ratu".

 

Posisi wakil presiden yang pernah ditempati JK menurut Siti, telah mematangkan proses JK menjadi seorang negarawanan. Karena itu, dalam perspektif berbangsa dan bernegara, JK adalah aset dan tokoh bangsa dan tidak perlu didorong-dorong lagi ke kancah politik praktis.

BACA JUGA: Dulu Gak Mikir, Sekarang Jokowi Pusing

"Tempat yang paling ideal bagi JK adalah menjadi Guru Bangsa atau "Pandito Ratu". Kapasitas dan kapabilitas yang sudah beliau pertontonkan di saat jadi wakil presiden merupakan puncak dari aktualisasi eksistensinya sebagai anak bangsa, dan itu tercatat dalam sejarah Indonesia. Karena itu, saya sarankan prestasi itu jangan diombang-ambingkan lagi dengan panggung politik praktis di arena pilpres 2014 ini," kata Siti Zuhro, Rabu (16/4).

BACA JUGA: Menkokesra Tegaskan Bukan Tuduh Maftuh

Menurut Siti, salah satu kekosongan bangsa dan negara ini antara lain tidak adanya figur negarawan sebagai tempat bertanya bagi penyelenggara negara disaat akan mengambil keputusan penting.

"JK mestinya menempatkan diri sebagai tempat bertanya, sebagaimana yang kini diperankan oleh Lee Kuan Yew di Singapura dan Mahathir Mohamad di Malaysia," ujar dia.

BACA JUGA: Sering Digugat, Jokowi Bentuk Tim Pengacara

Posisi sebagai "Pandito Ratu" sangat mulia. Sebab, lanjut Siti, semua pemimpin dari berbagai partai dan golongan, pasti akan meminta pandangan dan sarannya.

"Jika JK memaksakan diri ikut dalam perebutan kursi wapres, akan menurunkan kredibilitasnya sebagai negarawan. Mengapa?, pasti JK akan memperjuangkan pasangannya (kelompok) sebagai capres," tegas Siti Zuhro.

Dijelaskan Siti, setiap zaman akan melahirkan para pemimpin dan sebaliknya pemimpin yang hebat dan dicintai rakyat akan muncul di zamannya.

"JK telah berbuat banyak di era kepemimpinan SBY-JK 2004-2009. Nah, sekarang era baru yang akan melahirkan pemimpin baru juga. Artinya era JK sudah berlalu," ujar Siti, sembari mengingatkan pesan almarhum Taufiq Kiemas agar tokoh tua memberikan kesempatan pada yang lebih muda untuk tampil sebagai pemimpin.(fas/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ruhut Tak Berani Bicara Koalisi Demokrat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler