jpnn.com - MENJADI menantu tokoh politik Ketua Umum Aburizal Bakri alias Ical, membuat Nia Ramadhani mau tidak mau harus ikut memberikan dukungannya.
Ya, sejak masa kampanye terbuka Pemilu Legislatif dimulai, istri Ardhie Bakri itu terlihat di sejumlah lokasi kampanye Partai Golkar. Dia tetap setia mendampingi sang mertua saat berorasi sebagai juru kampanye (jurkam) nasional Golkar.
BACA JUGA: TPS di Makassar dan Solo Usung Tema Piala Dunia
Sejauh mana Nia terlibat dalam dunia politik yang digeluti mertuanya? Apalagi Nia juga merupakan putri dari Alm Priya Ramadhani, politikus Golkar yang pernah manjabat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
Apa saja dukungan yang diberikan kepada Calon Presiden Partai Golkar itu. Apa pula harapan Nia jika Ical resmi terpilih sebagai Presiden RI nantinya? Berikut wawancara wartawan JPNN M Fathra Nazrul Islam, dengan Nia Ramadhani usai mencoblos di TPS 32 Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4).
BACA JUGA: Usai Nyoblos, Prabowo Merasa Lebih Gagah
Ini kali pertama ikut mencoblos?
Nggak, pertama kali (nyoblos) waktu pemilihan Gubernur (DKI Jakarta).
BACA JUGA: Andi Mallarangeng Beri Isyarat Masih Pilih Partai Demokrat
Bagaimana antisisme Nia mengikuti pemilu?
Dulu saya gak peduli, sekarang saya sudah ngerti. Cuma sekarang bingung saja,ini pertama kali (Pemilu Legislatif 5 tahunan). Agak bingung karena ada tiga, ada DPR, DPD, DPRD.
Apa yang membuat Nia ikut mendukung mertua?
Setelah ngobrol-ngobrol dengan papa (Ical), baru tahu pembangunan gak selesai-selesai karena tiap 5 tahun ganti (kepemimpinan). Harusnya siapapun presidennya terusin aja rencananya, jangan ganti-ganti rencananya melulu.
Kongkritnya dukungan terhadap mertua?
Alhamdulillah, saya sebisanya saya ikut kampanyein papa ke luar kota, ke kota-kota kecil, ke desa-desa dan di situ saya semakin semangat.
Berencana mengikuti jejak politik papa (Alm Priya Ramadhani)?
Banyak yang bilang gitu, tapi saya tidak tertarik politik. Suami saya juga belum merestui.
Seperti apa politik dimata Nia?
Politik itu belum tentu semua orang baik. Saya gak tahu mana teman mana lawan di politik. Gak semuanya baik dan saya gak tega. Melihat papa (Mertua Ical) saja diomogin orang, melihatnya saja saya gak tega.
Artinya politik kurang baik?
Bukan kurang baik, ada beberapa. Maksudnya saling menjatuhkan, black campaign. Ayolah berkampanye yang bener aja, maksudnya menyampaikan hal-hal yang kira-kira bisa dibuktikan.
Apa ada pembelajaran politik dari suami?
Tentu ada. Makanya saya cari suami yang lebih pintar dari saya. Jadi saya bisa nanya-nanya, dan dia bisa jawab.
Pandangan orang tua terhadap politik seperti apa?
Papa sangat-sangat peduli sama rakyat kecil dan baru tahu betapa pedulinya setelah beliau meninggal. Tapi sekarang saya berupaya meneruskan itu. Beliau selalu peduli rakyat kecil melalui partai.
Masih tetap ingin eksis di dunia entertainment?
Masih. Entertainment itu luas. Saya pengen Indonesia kayak negara tetangga yang punya acara hiburan yang bisa mendatangkan turis (asing) ke sini, kan bangga.
Seperti di Singapura. Di sana ada lembaga yang didukung pemerintah mengurusi turis. Di Indonesia kok kurang ya. Saya sudah bilang papa dan papa sangat mendukung anak-anak muda.
Kalau papa jadi (Presiden), itu yang akan saya tagih janjinya. Anak muda diikutkan dan didengar.
Mertua mendukung ide itu?
Ya mendukung lah. (fat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Ingatkan KPPS dan Wartawan untuk Nyoblos
Redaktur : Tim Redaksi