CARACAS - Pascameninggalnya Hugo Chavez, kursi presiden Venezuela tentu bakal lowong. Namun, menurut rencana, Venezuela bakal melaksanakan pemiliham umum 30 hari setelah masa berkabung selesai.
Nah, Wakil Presiden Venezuela Nicolas Maduro disebut-sebut memiliki peluang terbesar untuk menggantikan Chavez. Menteri luar negeri Venezuela Alias Jaua mengatakan, pemilu tetap akan dilaksanakan karena sudah menjadi ketetapan.
“Ini adalah mandat dari presiden yang diserahkan kepada kami,” ujar Jaua kepada chanel Telesur.
Kini, pemerintahan Venezuela dan oposisi memiliki waktu sebulan untuk mempersiapkan pemilu tersebut.
Selain Maduro, pimpinan oposisi Henrique Capriles juga disebut-sebut memiliki peluang besar untuk menggantikan Chavez. Jika Capriles maju dalam pemilu, ini adalah kali kedua baginyadalam rentang setengah bulan terakhir. Sebelumnya, dia harus mengakui ketangguhan Chavez dalam pemilu yang digelar Oktober 2012 lalu.
Namun, dari dua kandidat tersebut, Maduro tetap menjadi calon terkuat. Pasalnya, dia merupakan tangan kanan Chavez selama ini. Dalam sebuah polling terakhir, Maduro juga menjadi figur terkuat untuk menggantikan Chavez.
Survey dari sebuah lembaga local bernama Hinterlaces pada rentang 30 Januari hingga 9 Februari lalu menyebutkan jika Maduro mendapatkan dukungan rakyat Venezuela hingga 50 persen. Sementara, Capriles cuma bisa mendapatkan simpati sebesar 36 persen.
Meski begitu, Maduro yang merupakan mantan sopir bus mengaku tak terpengaruh dengan berbagai survey tersebut. Dia menyatakan masih menghormati hari berkabung untuk mengenang kematian Chavez.
“Saya menghormati demokrasi,” tegas Maduro.
Tingginya tingkat elektabilitas Maduro tentu tak lepas dari ideologi yang diusungnya. Sama seperti Chavez, Maduro juga menjunjung tinggi paham sosialisme.
Sementara, Capriles sudah mengisyaratkan untuk membuat Venezuela lebih terbuka.
Salah satunya ialah membuka kerja sama dengan negara lain yang selama ini menjadi musuh serta mempersilahkan investor asing menanamkan modalnya di Venezuela.
Apalagi, Presiden Amerika Serikat Barack Obama sudah menyatakan keinginannya untuk bekerja sama dengan Venezuela. Padahal selama ini AS merupakan salah satu musuh utama Venezuela.
“Ini adalah masa yang sangat menantang. AS sangat mendukung masyarakat Venezuela. Kami sangat ingin memperbaiki hubungan dengan Venezuela,” tegas Obama. (jos/mas/jpnn)
Nah, Wakil Presiden Venezuela Nicolas Maduro disebut-sebut memiliki peluang terbesar untuk menggantikan Chavez. Menteri luar negeri Venezuela Alias Jaua mengatakan, pemilu tetap akan dilaksanakan karena sudah menjadi ketetapan.
“Ini adalah mandat dari presiden yang diserahkan kepada kami,” ujar Jaua kepada chanel Telesur.
Kini, pemerintahan Venezuela dan oposisi memiliki waktu sebulan untuk mempersiapkan pemilu tersebut.
Selain Maduro, pimpinan oposisi Henrique Capriles juga disebut-sebut memiliki peluang besar untuk menggantikan Chavez. Jika Capriles maju dalam pemilu, ini adalah kali kedua baginyadalam rentang setengah bulan terakhir. Sebelumnya, dia harus mengakui ketangguhan Chavez dalam pemilu yang digelar Oktober 2012 lalu.
Namun, dari dua kandidat tersebut, Maduro tetap menjadi calon terkuat. Pasalnya, dia merupakan tangan kanan Chavez selama ini. Dalam sebuah polling terakhir, Maduro juga menjadi figur terkuat untuk menggantikan Chavez.
Survey dari sebuah lembaga local bernama Hinterlaces pada rentang 30 Januari hingga 9 Februari lalu menyebutkan jika Maduro mendapatkan dukungan rakyat Venezuela hingga 50 persen. Sementara, Capriles cuma bisa mendapatkan simpati sebesar 36 persen.
Meski begitu, Maduro yang merupakan mantan sopir bus mengaku tak terpengaruh dengan berbagai survey tersebut. Dia menyatakan masih menghormati hari berkabung untuk mengenang kematian Chavez.
“Saya menghormati demokrasi,” tegas Maduro.
Tingginya tingkat elektabilitas Maduro tentu tak lepas dari ideologi yang diusungnya. Sama seperti Chavez, Maduro juga menjunjung tinggi paham sosialisme.
Sementara, Capriles sudah mengisyaratkan untuk membuat Venezuela lebih terbuka.
Salah satunya ialah membuka kerja sama dengan negara lain yang selama ini menjadi musuh serta mempersilahkan investor asing menanamkan modalnya di Venezuela.
Apalagi, Presiden Amerika Serikat Barack Obama sudah menyatakan keinginannya untuk bekerja sama dengan Venezuela. Padahal selama ini AS merupakan salah satu musuh utama Venezuela.
“Ini adalah masa yang sangat menantang. AS sangat mendukung masyarakat Venezuela. Kami sangat ingin memperbaiki hubungan dengan Venezuela,” tegas Obama. (jos/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sanksi Baru Ancam Korut
Redaktur : Tim Redaksi