Nih, Bandingkan Isi Amplop dari Caleg DPR dengan Calon Anggota DPRD

Rabu, 17 April 2019 – 00:32 WIB
Politik uang diduga mulai marak jelang Pemilu 2019. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - Praktik serangan fajar atau politik uang (money politics) jelang hari pencoblosan Pemilu 2019 terjadi di seluruh Karesidenan Pati (Jepara, Kudus, Pati, Rembang, dan Blora) dan Kabupaten Grobogan, Jateng.

Mulai dari caleg DPRD kabupaten, provinsi, dan RI. Nominal berbeda dari Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu (lihat grafis). Sementara serangan fajar dari sabet (pembagi uang, Red) capres belum ditemukan.

BACA JUGA: JK Khawatir Kasus di Sydney Terulang di Indonesia Saat Coblosan Hari Ini

Tiga hari jelang pelaksanaan pemungutan suara Pemilu serentak 2019 aksi bagi-bagi uang mulai dilakukan, Minggu (14/4). Di beberapa desa ada yang mendapatkan amplop dari beberapa calon sekaligus. Beberapa warga yang ditemui Radar Kudus (Jawa Pos Group), mengaku mendapat tiga amplop berbeda. Dua amplop dari caleg DPRD kabupaten dan satu caleg DPR RI.

Salah satunya di Desa Teluk Wetan, Welahan, Jepara. Dalam satu keluarga mereka mendapatkan amplop dari beberapa calon legislatif tingkat kabupaten. Ada pula yang mendapatkan amplop dari calon legislatif DPR RI.

BACA JUGA: Bawaslu Kampar: Surat Suara Tercecer di Salo Dinilai Janggal

BACA JUGA: Beredar Video Habib Rizieq Serukan Coblos Jokowi, Nizar: Rakyat Makin Cinta Prabowo – Sandi

Salah satu warga Desa Teluk Wetan tak mau disebut namanya mengatakan, dalam satu keluarga mereka mendapatkan amplop dari tiga sumber berbeda. "Dua dari caleg DPRD kabupaten dan satu dari caleg DPR RI," katanya kepada Jawa Pos Radar Kudus.

BACA JUGA: Nyoblos Kuy, Cashpop Tawarkan Diskon 50 Persen untuk Pemilih Pemilu 2019

Dia melanjutkan, di lingkungannya rata-rata ada tiga caleg DPRD kabupaten yang sudah menyebarkan amplop. Nilainya berkisar antara Rp 30 hingga Rp 50 ribu. "Ada yang Rp 30 ribu, ada juga yang Rp 50 ribu," terangnya.

Sementara untuk caleg DPR RI jumlahnya lebih sedikit. Sampai kemarin, hanya ada satu amplop dari caleg DPR RI yang diterimanya. Itupun nilainya lebih kecil dibandingkan dengan dengan caleg-caleg DPRD kabupaten. "Yang caleg DPR RI ada satu. Uang yang dibagikan Rp 25 ribu per orang," tuturnya.

Untuk pembagiannya sendiri, langsung dilakukan ke rumah-rumah. "Mulai Sabtu hingga Minggu (13-14/4). Setiap keluarga diberi sejumlah orang yang berhak mencoblos. Dibagi amplop dan contoh surat suara yang berisikan nama caleg yang bagi-bagi uang itu," ungkapnya.

Tak hanya di Teluk Wetan, aksi bagi-bagi amplop jelang pencoblosan juga dilakukan di Desa/Kecamatan Mayong. Di Desa tersebut, beberapa warganya telah menerima amplop dari salah satu caleg DPRD kabupaten. Nilainya cukup banyak yakni Rp 50 ribu per orangnya.

Salah satu warga Desa Mayong yang mendapatkan amplop tersebut mengatakan, di keluarganya ada lima orang yang sudah memiliki hak suara. "Masing-masing dapat Rp 50 ribu. Jadi satu keluarga total Rp 250 ribu," katanya.

Untuk pembagiannya sendiri, dia mengatakan, dilakukan Minggu. "Tiba-tiba ada orang yang kasih amplop ke rumah," jelasnya.

Untuk amplop yang diterimanya, dia menjelaskan, hanya berisi uang. "Tidak ada surat suaranya. Cuma uang Rp 50 ribu itu. Tapi yang membagikan berpesan nanti kami diminta memilih caleg yang titip uang tersebut," imbuhnya.

Hal sama juga terjadi di Kabupaten Grobogan. Di kabupaten itu mulai ada serangan fajar atau penyebaran amplop berisi uang kepada pemilih. Nilainya bernvariasi. Tergantung dari daerah dan caleg yang membagikan.

Sanudin warga Kecamatan Purwodadi mengaku sudah mendapatkan serangan fajar Rp 50 ribu. Dia bersama istri dan anaknya telah didata dari tim sukses untuk memilih salah satu caleg.

”Dulu dijanjikan tiga hari sebelum nyoblos dapat Rp 50 ribu. Hari ini (Minggu, Red) sudah dibagikan,” kata dia.

Menurutnya uang amplop sebagai uang panjer atau pengikat. Sebab, banyak caleg dari tim sukses ingin mengajak dengan memberikan amplop yang telah diberikan. Di mana dirinya juga mendata dari keluarga dan tetangga yang dapat.

”Semua sudah terdata. Jadi kalau yang tidak terdata tidak dapat. Ini kan pesta demokrasi sah sah saja menerima,” ujar dia.

Hal sama juga diungkapkan Rini. Ibu rumah tangga ini mendapatkan uang amplop dari suaminya yang telah didata oleh salah satu tim sukses. Meski demikian, dirinya senang karena dapat uang untuk dibelikan jajan belanja.

”Lumayan dapat Rp 50 ribu. Bisa buat belanja. Ini baru calon DPRD kabupaten. Calon dari DPR RI dan calon presiden belum dapat,” ujarnya.

BACA JUGA: Jokowi Pilih Tidur, Prabowo Kumpul di Kertanegara

Terpisah, salah satu tim sukses yang tidak mau disebutkan namanya. Mengaku dirinya hanya bertugas untuk mendata dan menyerahkan hasil dari pembagian amplop di daerah. Hal itu, karena sudah ada kesepakatan antara caleg dengan warga setempat.

”Dari caleg bilang kalau daerah kota amplopnya Rp 50 ribu karena banyak yang kasih. Kalau di desa rata-rata ada Rp 25 ribu sampai Rp 35 ribu. Nanti jelang pencoblosan atau hari ada lagi,” tandasnya.

Di Kabupaten Rembang ditemukan satu caleg terlacak melakukan dugaan politik uang. Dia dari caleg DPRD Rembang untuk dapil Pancur-Lasem.

Isi amplop dari caleg DPRD kabupaten itu sebesar Rp 50 ribu. Dalam amplop juga tertera gambar petunjuk mencoblos caleg nomor urut di surat suara dalam bentuk kartu saku.

Ketua Bawaslu Rembang Totok Suparyanto menyebut hingga kemarin belum menemukan adanya politik uang. Untuk penindakannya, pihaknya menyatakan harus ada petunjuk awal yang jelas.

”Menindak itu ya manakala petunjuk awalnya jelas. Tidak bisa kami berspekulasi, orang bawa amplop tahu-tahu kita permasalahkan,” paparnya.

Di Kabupaten Kudus Jawa Pos Radar Kudus menelusuri serangan fajar. Salah seorang berinisal RZ warga Desa Mlati Lor, Kudus, menerima sejumlah uang sebesar Rp 20 ribu. Uang tersebut diberikan oleh salah seorang tim sukses caleg DPR RI.

RZ mengungkapkan uang tersebut diberikan Sabtu (13/04) malam. Tim sukses caleg tersebut mengantarkan langsung ke rumah RZ. Sebelumnya RZ mengungkapkan, tim sukses sudah mengantongi data pemilih di desa tersebut.

“Tim sukses datang langsung ke rumah saya. Dia meminta saya memilih caleg tersebut. Yang dibagikan hanya uang saja tanpa stiker,” ungkapnya.

Namun berbeda yang dialami oleh DS warga Desa Bakalan Krapyak, Kaliwungu, Kudus. Dia tak menerima amplop dari calon manapun. Entah itu dari DPRD hingga Capres. “Saya tak menerima apapun sampai saat ini. Biasanya menjelang hari H pencoblosan ada,” katanya.

Hal serupa diungkap oleh CW warga Desa Barongan, Kudus. Serta NL warga Desa Jati Kulon, Jati, Kudus, mereka berdua mengungkapkan tak menerima sepersenpun uang dari caleg maupun Presiden.

Di Kabupaten Blora sudah ada yang nyebar serangan fajar. Besarannya bervariasi. Ada yang Rp 30 ribu ada yang sampai Rp 70 ribu. Selain uang, kabarnya ada juga yang nyebar sembako. Beras misalnya.

Salah satu calon legislatif yang tak mau disebutkan namanya mengaku pembagian amplop merupakan rahasia masing-masing calon. “Rahasia to yow. Iki yow pokoe santai aku mas, ndak kemrumsung (gelisah),” jelasnya.

Sementara itu, warga lainnya di Kabupaten Blora mengaku sudah mendapat amplop dari salah satu calon. Namun dia enggan menyebutkan dari mana dan besarannya.

“Ngapuntene mboten saget nyebar ngoteniku (mohon maaf, tidak bisa menyebarkan info (pemberian uang, Red). Rahasia. Menjaga amanah lebih berharga dari harga diri kulo om,” terangnya. (emy/mun/gal/sub/zen)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Moeldoko: People Power Bukan Cara Demokratis


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler