jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa, Nihayatul Wafiroh menginstruksikan seluruh kadernya untuk mendorong dan proaktif bersama pemerintah melakukan mitigasi.
Dia ingin itu dilakukan agar mitigasi bisa dilakukan dengan cepat dan tepat dalam menghadapi bencana.
BACA JUGA: Human Initiative Gandeng Guru Ajarkan Mitigasi Bencana Sejak Dini pada Murid TK
"Saya mengajak kader Perempuan Bangsa untuk mendorong pemerintah melakukan mitigasi bencana dalam menghadapi musim penghujan ini, terutama di daerah-daerah rawan bencana. Sehingga kita bersama-sama cepat tanggap menghadapi persoalan di lapangan," kata Nihayatul di Jakarta, Selasa (17/12).
Perempuan yang akrab disapa Ninik itu mengatakan seluruh kader Perempuan Bangsa siap mewujudkan komitmen PKB sebagai Green Party untuk mengawal setiap kebijakan dan program terkait pembangunan lingkungan hidup berkelanjutan, termasuk saat menghadapi bencana alam.
BACA JUGA: Ketua MPR Bamsoet Ungkap Alasan Pentingnya Mitigasi Bencana Masuk Kurikulum Pendidikan
Menurutnya, perempuan memiliki tiga peran penting dalam mengatasi bencana, yaitu sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana.
"Karena perempuan tidak hanya memahami kebutuhan masyarakat secara umum, tetapi mereka juga memahami kebutuhan spesifik perempuan dan anak. Oleh karena itu, perempuan perlu terlibat dalam penanganan bencana sejak awal mitigasi," lanjutnya.
BACA JUGA: Nihayatul Wafiroh Kecam Perkosaan Disertai Pembunuhan Siswi MI di Banyuwangi
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini juga menegaskan bahwa dalam penanganan bencana perempuan memiliki sensitivitas dan kemampuan mendirikan tempat pengungsian yang lebih tertutup sehingga aman bagi perempuan dan anak.
"Peran perempuan juga dibutuhkan dalam penanganan bencana karena mereka terbiasa mengurus keluarga. Pengalaman mereka sangat berharga dalam menangani korban bencana, termasuk menyediaan ruang yang aman dan nyaman bagi ibu dan balita," pungkas Ninik.
BNPB mencatat bahwa sejak Januari sampai 14 Desember 2024, terjadi 1.942 bencana dengan banjir merupakan bencana terbanyak yakni 976 kali.
Adapun bencana tanah longsor sebanyak 120 kali, selebihnya berupa gempa bumi, cuaca ekstrem, gelombang pasang dan abrasi.
Bencana alam di Indonesia sepanjang 2024 telah menelan 469 korban meninggal, 5.643.138 warga mengungsi, 1.157 korban luka-luka dan 58 warga dinyatakan hilang.
Selain korban manusia, BNPB juga mencatat 61.554 rumah rusak berat, sedang dan ringan.(mcr8/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Kenny Kurnia Putra