Nikmatnya Menyantap Sate Babi Bawah Pohon di Pulau Dewata

Kamis, 23 November 2017 – 18:24 WIB
Warung Sate Babi Bawah Pohon Legian, diminati wisatawan karena menggunakan daging dan bumbu segar minus penyedap rasa buatan. Selain itu, pemiliknya juga terlibat langsung meraciknya. (KUSUMA YONI/BALI EXPRESS)

jpnn.com, DENPASAR - Sate babi tidak saja menjadi menu makanan yang harus disajikan di setiap aktivitas adat dan agama di Bali, tapi juga salah satu menu makanan jalanan yang mudah ditemukan di hampir setiap sudut Pula Dewata.

Mau mencobanya bila berkunjung ke kawasan Kuta dan Legian? Cari saja Warung Sate Babi Bawah Pohon Legian yang kini sudah memiliki dua cabang, yakni di Jalan Patih Jelantik Legian dan di Central Parkir Kuta.

BACA JUGA: 1000 Penari Siap Goyang Festival Nusa Penida 2017

Mencari outlet Sate Babi ini tidak sulit bagi wisatawan ataupun masyarakat. Pasalnya, Sate Babi Bawah Pohon Legian ini memiliki ciri khas, yakni warna oranye yang mencolok, baik dari uniform yang digunakan oleh staf penjualnya hingga tenda yang digunakan.

Seperti apa kemasyuran Sate Babi Bawah Pohon Legian ini di mata wisatawan asing yang berkunjung ke Bali?

BACA JUGA: Tren Kunjungan Wisman Positif, Bali Siap Sambut Peak Seasons

Ketika Bali Express (Jawa Pos Group) mengunjungi outlet Sate Babi yang berlokasi di Central Parkir Kuta, Selasa (21/11) kemarin, nampak warung sederhana ini dipenuhi pengunjung. Rata-rata pengunjung yang datang adalah wisatawan asing asal Tiongkok.

Made Budayana, owner Sate Babi Bawah Pohon Legian ketika ditemui kemarin, mengakui jika wisatawan Tiongkok adalah pasar utama dari Sate Babi Bawah Pohon ini.

BACA JUGA: Please, Bantu Mencari Cewek Cakap Ini

“Untuk wisatawan, pasar Tiongkok memang menjadi pasar kami, sehingga tidak heran jika per harinya jumlah wisatawan Tiongkok lebih dominan,” jelasnya.

Tak ditampiknya kerap terjadi antrean. Namun, antrean panjang tidaklah sia-sia, lanjutnya, karena semua pelanggan dijamin akan mendapat satu porsi sate babi.

Satu porsi Sate Babi ini, terdiri dari 10 tusuk yang bisa dinikmati dengan ketupat ataupun nasi, dan tidak lupa dihidangkan dengan cabai rawit dan garam laut.

“Cabai dan garam ini menjadi ciri khas dari Sate Babi Bawah Pohon, yang bisa menambah kenikmatan ketika bersantap,” paparnya.

Selain sate, warung ini juga menyediakan menu tambahan lainnya, yakni Soto Babi. Masakan ini dihidangkan dengan model kuah bening diisi potongan daging babi, lobak putih, bawang ngoreng, daun seledri, dan sambal uleg.

Selain wisatawan Tiongkok, tentu saja wisatawan domestik dan masyarakat lokal, juga menjadi langganan Warung Sate Babi Bawah Pohon ini.

Meskipun pangsa pasar utamanya adalah wisatawan asing, resep sate Babi ini tidak diracik menyesuaikan selera rasa khusus untuk wisatawan asing.

Rasanya hampir sama dengan Sate Babi yang bisa ditemui di pedagang sejenis yang ada di Bali. Yang membedakannya, Sate Babi Bawah Pohon ini hanya menggunakan daging.

Jadi, dalam satu tusukannya hanya terdapat daging babi saja, tanpa adanya lemak dan jeroan, seperti halnya Sate Babi pada umumnya.

Sate Babi Bawah Pohon ini memiliki rasa pedas yang didominasi oleh rasa manis yang menonjol. “Rasa manis ini berasal dari penggunaan gula merah sebagai penyedap yang dicampur dalam bumbu rendaman sate,” terangnya.

Selain dua menu tersebut, Warung Sate Babi Bawah Pohon, juga memiliki menu tambahan lainnya, yakni Tum Babi, Tum Ayam, Sate Lilit, Pepes Ikan Tuna, dan Siobak.

Secara umum diakui Budayana, mehu makanan yang disajikan di Warung Sate Babi Bawah Pohon ini adalah menu berbahan dasar babi.

Dengan antrean pelanggan yang sering kali mengular, maka tidak heran jika per harinya Warung Sate Babi Bawah Pohon Legian ini menghabiskan daging babi hingga 80 kilogram.

“Daging yang kami gunakan adalah daging segar untuk menjaga kualitas rasa ,” jelas Budayana.

Selain daging, untuk mendapatkan citarasa yang gurih dan segar, lanjutnya, penggunaan bumbu juga menjadi salah satu proses yang harus diperhatikan. Bumbu-bumbu yang digunakan untuk membuat sate ini, diolah sendiri oleh Budayana yang dibantu beberapa orang stafnya.

Budayana mengakui pihaknya tidak menggunakan bumbu yang sudah jadi. " Saya juga gunakan bumbu yang segar, tanpa menggunakan penyedap rasa buatan, " urainya.

Jadi, seluruh prosesnya dikerjakan sendiri, mulai dari poses pemotongan daging, penusukan hingga proses perendaman. "Dengan cara terlibat langsung, kami bisa menjamin kualitas makanan yang kami jual,” paparnya.

Budayana mengatakan, harga Sate Babi Rp 25 ribu per porsi. Dengan membayar harga tersebut, lanjutnya, pelanggan sudah bisa menikmati sepuluh tusuk sate babi lengkap dengan ketupat ataupun nasi. (bx/gek/rin/yes/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Auuww... Mahasiswi Turki Gigit Lidah Abang Ojek Online


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler