jpnn.com - SURABAYA - Pengumuman kelulusan siswa SD dijadwalkan 25 Juni. Meski masih sepekan lagi, mulai kemarin daftar kolektif hasil ujian sekolah (DKHUS) sudah diterima pihak SD/MI dari Dispendik Surabaya. Nantinya sekolah mengolah hasil nilai ujian sekolah (US) tersebut untuk menentukan kelulusan siswa dengan nilai sekolah (NS).
Kepala Subrayon 06 Subandi menyatakan, DKHUS SD/MI telah disampaikan ke setiap sekolah. ''Kemarin (17/6) sudah diberikan ke masing-masing sekolah,'' kata pria yang juga menjabat kepala SDN Kertajaya 1 tersebut.
BACA JUGA: AAL Sempurnakan Metode Pendidikan
Subandi menuturkan, setelah sampai di sekolah masing-masing, pihak sekolah lantas melakukan tugas selanjutnya, yakni mengolah data nilai siswa.
Dia menjelaskan, pengolahan daftar kumpulan nilai (DKN) itu diserahkan ke para guru. DKN tersebut memuat nilai siswa mulai semester 11 hingga 12. Juga, memuat nilai ujian praktik, ujian sekolah, serta ujian sekolah secara nasional.
BACA JUGA: Mendikbud Tinjau Pendaftaran Ulang PPDB di SMA 46 Jakarta
''Nilai-nilai itu lantas dijumlah dan di rata-rata,'' jelasnya.
Saat ini tercatat ada 14 SD negeri dan 16 SD swasta di Subrayon 06. Subandi mengatakan, meski nilai diumumkan pada 25 Juni, pihaknya menargetkan segera menyelesaikan pengolahan data sebelum pengumuman. ''Kami menargetkan 22 Juni semua data telah rampung. Lalu, kami rapatkan,'' tuturnya.
BACA JUGA: Server Ngadat, Ini Harapan Menteri Anies
Kepala SDN Ketabang Seruni Suparno juga menyampaikan bahwa nilai dari dispendik sudah didistribusikan pada Jumat. ''Saat ini sekolah melakukan kalkulasi nilai untuk diumumkan kepada siswa,'' paparnya.
Saat ditanya rata-rata siswa tahun ini, Suparno menjawab menurun dibandingkan tahun lalu. ''Saat ini jumlah nilai rata-rata SDN Ketabang Seruni mencapai 253. Jumlah tersebut turun dibandingkan tahun lalu yang sampai 280,'' paparnya.
Meski jumlah nilai rata-rata menurun, secara perolehan individu siswa mengalami kenaikan. Suparno mencontohkan, perolehan tertinggi siswa mencapai 294. ''Jumlah kenaikan individual menanjak tinggi dari beberapa tahun lalu,'' ungkapnya. Untuk yang memiliki nilai di bawah rata-rata, hanya ada 10 siswa dari jumlah total 110.
Penurunan nilai tersebut, menurut Suparno, bisa terjadi lantaran perubahan kurikulum yang tidak berjalan penuh pada siswa kelas VI. Perubahan tersebut diduga sedikit banyak memengaruhi siswa saat pengerjaan US. ''Mereka baru mengikuti K-13 mulai kelas IV. Sebelumnya masih menggunakan KTSP 2006,'' tuturnya. (elo/ara/rst/c15/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamdalah, 93 Persen Guru Sudah Tersertifikasi
Redaktur : Tim Redaksi