JAKARTA – Direktur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution, menyatakan data di lembaganya mencatat nilai transaksi di Indonesia melalui bank-bank yang ada, mencapai Rp 250 triliun setiap hari.
Jika tidak diatur sedemikian rupa, kondisi ini dikhawatirkan riskan dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindak kejahatan. Apalagi data juga memperlihatkan, setengah dari populasi orang dewasa di Indonesia, pernah berurusan dengan bank.
“Persoalannya, kita belum punya nomor identitas keuangan. Jadi satu orang bisa saja membuat hingga 30 rekening,” ujar Darmin saat di sela-sela penandatanganan kesepahaman bersama dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, di Jakarta, Senin (6/5).
Menurut Darmin, kondisi yang ada masih diperparah kurang akuratnya data yang dimiliki terkait kepengurusan pinjaman atau kredit. Saat seseorang mengajukan pinjaman lewat bank, biasanya pihak bank meminta data diri yang bersangkutan, lengkap dengan data diri ibu dari orang tersebut. "Tapi orang Indonesia sering tidak kurang akal. Misalnya nama untuk data ibu, yang tercatat di sistem kami ada ribuan yang hanya disebutkan bernama mama,” katanya.
Menghadapi kondisi ini, BI menurut Darmin sangat membutuhkan nomor identitas yang unik. Sehingga pola-pola permainan nakal oknum yang ingin melakukan kejahatan dunia perbankan, dapat semakin diminimalisir. “Kalau diberikan nomor identitas yang unik, akan diketahui setiap kejadian keuangan melalui sektor formal yang ada,” katanya.
Karena itu Darmin menyambut baik kerjasama yang ada, sebab ia melihat data kependudukan yang dimiliki Kemendagri cukup lengkap. “Dan dengan adanya kerjasama, transkasi yang terjadi juga akhirnya akan dilandasi data yang akurat, sehingga tidak bisa dimain-mainkan,” katanya.(gir/jpnn)
Jika tidak diatur sedemikian rupa, kondisi ini dikhawatirkan riskan dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindak kejahatan. Apalagi data juga memperlihatkan, setengah dari populasi orang dewasa di Indonesia, pernah berurusan dengan bank.
“Persoalannya, kita belum punya nomor identitas keuangan. Jadi satu orang bisa saja membuat hingga 30 rekening,” ujar Darmin saat di sela-sela penandatanganan kesepahaman bersama dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, di Jakarta, Senin (6/5).
Menurut Darmin, kondisi yang ada masih diperparah kurang akuratnya data yang dimiliki terkait kepengurusan pinjaman atau kredit. Saat seseorang mengajukan pinjaman lewat bank, biasanya pihak bank meminta data diri yang bersangkutan, lengkap dengan data diri ibu dari orang tersebut. "Tapi orang Indonesia sering tidak kurang akal. Misalnya nama untuk data ibu, yang tercatat di sistem kami ada ribuan yang hanya disebutkan bernama mama,” katanya.
Menghadapi kondisi ini, BI menurut Darmin sangat membutuhkan nomor identitas yang unik. Sehingga pola-pola permainan nakal oknum yang ingin melakukan kejahatan dunia perbankan, dapat semakin diminimalisir. “Kalau diberikan nomor identitas yang unik, akan diketahui setiap kejadian keuangan melalui sektor formal yang ada,” katanya.
Karena itu Darmin menyambut baik kerjasama yang ada, sebab ia melihat data kependudukan yang dimiliki Kemendagri cukup lengkap. “Dan dengan adanya kerjasama, transkasi yang terjadi juga akhirnya akan dilandasi data yang akurat, sehingga tidak bisa dimain-mainkan,” katanya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Triwulan Pertama, Garam Masih Impor
Redaktur : Tim Redaksi