Nilai Tukar Petani Belum Ideal

Kamis, 07 Februari 2019 – 12:36 WIB
Petani di sawah. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BALIKPAPAN - Nilai tukar petani (NTP) Kalimantan Timur pada Januari 2019 hanya sebesar 94,18.

Angka itu turun 0,31 persen dibanding NTP pada Desember2018  yang tercatat sebesar 94,48. Idealnya, NTP mencapai 100.

BACA JUGA: Batu Bara Topang Ekspor

Pengamat pertanian Kaltim Bernatal Saragih mengatakan, posisi NTP mengonfirmasi tingkat kesejahteraan di kawasan perdesaan masih belum membaik.

Indikator NTP dapat digunakan untuk mengetahui gambaran tentang perkembangan tingkat pendapatan petani dari waktu ke waktu.

BACA JUGA: Perekonomian Bukan Menurun, Melainkan Tidak Naik Tinggi

“Tingkat NTP yang belum ideal memperlihatkan tingkat kesejahteraan petani di Kaltim belum baik,” kata Bernatal, Selasa (5/2).

Dia menjelaskan, hal itu bisa dijadikan alasan jumlah petani terus menurun.

BACA JUGA: Harga TBS Kelapa Sawit Berpeluang Terus Membaik

Jumlah petani di Indonesia turun rata-rata sebelas persen per tahun dalam sepuluh tahun terakhir.

Di Kaltim, jumlah buruh tani menurun 9,5 persen setiap tahun.

“Saat ini ada banyak faktor yang membuat NTP kita menurun,” tutur Bernatal.

Menurutnya, penurunan NTP masih wajar karena belum masuk masa panen raya sehingga penjualan produk pertanian masih kurang.

Ketersediaan produk petani di pasaran kurang dan menyebabkan petani kekurangan uang.

“Atau bisa jadi, mereka melakukan penghematan akibat belum menjual hasil pertaniannya itu sehingga daya tukarnya menurun,” ujar Bernatal.

Dia menjelaskan, NTP Kaltim memang belum ideal karena tidak menyentuh 100 persen.

Namun, itu bukan berarti buruk. Sebab, ada bulan tertentu yang mendekati ideal. Untuk mencapai itu tentunya diperlukan  peningkatan produksi pertanian.

 “Kalau yang dijual banyak, akan meningkatkan cash money petani,” kata Bernatal. (ctr/ndu/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anunya Tidak Bisa Berdiri, Pria Tua Gagal Perkosa Remaja  


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler