jpnn.com, JAKARTA - Nilai ujian nasional (UN) SMP 2018 mengalami penurunan. Selain karena peralihan dari sistem UNKP (Ujian Nasional berbasis Kertas Pensil) ke UNBK (ujian nasional berbasis komputer), juga lantaran faktor guru.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno, banyaknya siswa yang tidak bisa menjawab pernyataan UN terutama untuk mata pelajaran (mapel) Matematika dan IPA karena faktor guru. Ada kesalahan konsep yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran.
BACA JUGA: Nilai UN SMP 2018 Turun Hampir 30 Poin
"Kalau siswa tidak bisa menjawah soal bukan kesalahan siswa tapi gurunya salah konsep dan tidak mengajarkan kurikulum seutuhnya," kata Toto dalam taklimat media hasil UN SMP 2018 di Jakarta, Senin (28/5).
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) sekaligus Pelaksana tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Plt. Dirjen GTK) Hamid Muhammad membenarkan bila banyak siswa yang kesulitan menjawab soal, kesalahan ada di guru.
Guru yang mengajar sesuai kurikulum akan memudahkan siswa menjawab soal-soal. Karena itu kemampuan guru harus ditingkatkan.
“Pelatihan guru yang seragam tidak akan efektif memperbaiki permasalahan yang beragam di masing-masing sekolah,” ujar Dirjen Hamid.
Ke depan, Hamid berharaap Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bisa lebih optimal dalam merancang model dan melaksanakan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan.
BACA JUGA: SMPN 1 Surabaya Raih Nilai Rata-Rata Terbaik Unas
Dinas Pendidikan perlu mendorong dan memfasilitasi tumbuh kembangnya atmosfer profesional di setiap MGMP dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) agar menjadi wahana peningkatan kompetensi guru secara berkelanjutan. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Kemendikbud Sempurnakan Aturan Zonasi PPDB 2018
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendikbud: PPDB 2018 Tidak Utamakan Ranking
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad