jpnn.com - SAMARINDA - Dua tim semifinalis asal Kalimantan Timur, Mitra Kutai Kartanegara dan Pusamania Borneo FC sama-sama berhasil mengantongi poin maksimal dalam pertandingan leg pertama babak semifinal turnamen Piala Jenderal Sudirman. Hal ini membuka peluang terjadinya derby Borneo di babak final.
Bila sebelumnya Mitra Kukar mengkandaskan tim favorit juara Arema Cronus dengan skor 2-1 di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Sabtu (9/1) lalu.
BACA JUGA: Tinggalkan Persib, Ini Pesan dan Harapan Djadjang Nurjaman
Tadi malam, bagian Pusamania Borneo FC yang harus keluar lapangan dengan kepala tegak setelah mengkandaskan Semen Padang FC dengan skor telak dua gol tanpa balas.
Gelandang serang tuan rumah asal Montenegro, Sradan Lopicic menjadi pahlawan kemenangan dengan memborong semua gol Pesut Etam, julukan Pusamania. Gol pertama Lopicic lahir pada menit ke-81 dari titik putih. Hadiah penalti itu diberikan wasit Thoriq Alkatiri asal Jawa Barat setelah striker Pusamania Herman Dzumafo dijatuhkan oleh Hengki Ardiles di dalam kotak penalti.
BACA JUGA: Neville Sindir Transfer Windows Januari
Mantan pemain Persela Lamongan itu juga menggandakan kemenangan Pusamania di menit ke-94 lewat serangan balik cepat dari Hamka Hamzah dan Fandi Achmad setelah adanya skrimit di depan gawang Pusamania.
“Ini adalah permainan terbaik yang ditunjukan oleh pemain kami. Strategi untuk melakukan presure ketat kepada lawan berjalan sempurna,” kata Kas Hartadi pelatih Pusamania.
BACA JUGA: Beuh, Gelandang Madrid Ini Minta Maaf Pada Rafa Benitez
Mantan pelatih Sriwijaya FC itu menambahkan bahwa, tim lawan sejatinya bermain di luar dugaan dengan memberikan banyak tekanan di babak pertama.
Namun, tim besutannya berusaha untuk tidak terpancing dengan permainan lawan. “Itu yang membuat Semen Padang tidak mendapatkan banyak peluang,” tegasnya.
Berhasil mengamankan poin maksimal itu juga memantik semangat manajemen Pusamania. Mereka bahkan langsung mengucurkan bonus sebesar Rp 700 juta kepada Hamka Hamzah dan kawan-kawan.
“Bonus itu untuk laga ini. Nanti untuk final ada lagi,”kata Nabil Husein Said, CEO Pusamania setelah pertandingan.
Di sisi lain, pihak Kabau Sirah – julukan Semen Padang—tidak menerima kekalahan tersebut. Menurut mereka, kekalahan yang baru saja mereka alami itu bukan karena kualitas permainan Hengki Ardiles dan kawan-kawan yang buruk melainkan karena faktor kepemimpinan wasit yang buruk sepanjang laga.
“ Ini karena human eror wasit, dan saya melihat kualitas Thoriq Alkatiri tidak sebagus empat tahun lalu,” keluh Dino Sefriyanto, asisten pelatih Semen Padang saat jumpa pers.
Menurutnya, bukan hanya penalti yang menurut mereka tidak adil, tapi juga sejumlah keputusan sepanjang pertandingan yang kesannya lebih berpihak kepada tuan rumah. Termasuk sanksi kartu merah yang harus diberikan kepada gelandang serang mereka Vendry Mofu di menit ke-89.
Selain itu, pelatih Semen Padang Nil Maizar mengungkapkan bahwa, kekalahan telak di leg pertama itu tidak lantas menguburkan impian mereka untuk menembus babak final.
“Kami akan berjuang habis-habisan untuk membalas kekalahan ini di leg kedua. Ingat, kejahatan itu seperti bunyi gema, semakin dipukul maka pantulan suara yang balik juga makin kencang,” kata Maizar lantas meminta semua awak media menerjemahkan sendiri kalimat bersayapnya itu. (ben)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasil Imbang dengan Roma, Pelatih Milan Ini Bilang Begini Loh
Redaktur : Tim Redaksi