Ninja Xpress Siap Bantu Pemberdayaan UKM Melalui Pemanfaatan Social Commerce

Rabu, 07 Februari 2024 – 09:52 WIB
Dari kiri ke kanan: Head of Trade Marketing Ninja Xpress Subarkah Dwipayana, brand owner dari Pempek Belinda Uriel Laguarda, brand owner dari Timonosd Agustina, dan founder dari Sneakershoot Doni. Foto: Dokumentasi Ninja Xpress

jpnn.com, JAKARTA - Perusahaan jasa pengiriman berbasis teknologi, Ninja Xpress meluncurkan hasil riset Suara UKM Negeri Vol 4 yang membahas 'Seluk Beluk Social Commerce di Indonesia'.

Studi yang dilaksanakan bekerja sama dengan Milieu Insight ini melibatkan lebih 600 responden yang berasal dari para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berjualan secara online untuk memberikan pemahaman mendalam tentang pemanfaatan social commerce untuk menjangkau target market dan meningkatkan penjualan.

BACA JUGA: Ninja Xpress Hadirkan Layanan Same Day Delivery sebagai Solusi Bagi Pelaku Usaha F&B

Istilah social commerce merupakan platform yang dimulai dari unsur sosial dan digunakan untuk mengembangkan basis pengguna sehingga dapat dimonetisasi untuk berjualan.

Berdasarkan riset Suara UKM Negeri Vol 3 tentang 'Bagaimana Masa Depan pembelanja online atau e-shopper di Indonesia?' menemukan mengenai kelompok E-Shopaholics yang merupakan kelompok pembeli online (e-shoppers) yang sudah terbiasa dan terus menerus berbelanja online.

BACA JUGA: Bersiap Menghadapi Tantangan Industri Logistik 2024, Ninja Xpress Memperluas Inovasi

Dalam riset tersebut, ditemukan media sosial adalah mesin pencari masa kini bagi para e-shopaholics dan mereka terbiasa berbelanja multi-platform, yaitu di marketplace ataupun di sosial media.

Data tersebut juga didukung "Bold Moves: Leading Southeast Asia’s next wave of consumer growth” yang menemukan sosial media tidak hanya menjadi platform berjejaring, tetapi juga untuk mencari sebuah informasi sehingga berdampak pada penentuan keputusan seseorang.

BACA JUGA: Unggulkan Ekosistem Logistik Terintegrasi, Ninja Xpress Siap Bantu UKM Indonesia

Chief Marketing Officer Ninja Xpress Andi Djoewarsa menyampaikan era digital adalah era yang dinamis dan transformatif, kerap mengalami perubahan.

Pelaku UKM tidak lagi disarankan untuk bergantung kepada salah satu platform belanja atau transaksi online.

Strategi multi- platform dapat meminimalisir dampak bisnis apabila salah satu platform sedang menghadapi isu tertentu.

"Untuk itu, kami juga mendorong pelaku UKM untuk terus mengembangkan potensi bisnisnya dengan mengembangkan situs online UKM-nya masing-masing dan memaksimalkan pemanfaatan social commerce untuk meningkatkan pendapatan,” kata Andi Djoewarsa.

Untuk memenuhi kebutuhan para pelaku UKM, Ninja Xpress menghadirkan layanan pembuatan website bagi para pelaku UKM sehingga mereka dapat memiliki their own platform yang memberikan akses bagi mereka untuk mengembangkan bisnis dan memaksimalkan penjualan di sosial media mereka.

Selain itu, layanan foto dan video produk yang disediakan Ninja Xpress diharapkan dapat membantu relevansi antara konten dengan produk yang dijual oleh UKM tersebut.

Untuk mengetahui lebih lengkap terkait social commerce, Ninja Xpress melalui riset Suara UKM Negeri Vol. 4 memberikan insight tentang social commerce dan menemukan tiga alasan mengapa social commerce penting dalam mendukung peningkatan penjualan yang di antaranya:

1. Audiens

Social commerce memiliki audience yang lebih luas, dari marketplace 48 persen seller mengatakan bahwa social commerce dapat menyediakan lebih banyak pelanggan potensial yang dapat ditargetkan.

Karakteristik platform social-first adalah unsur sosial, seperti dampak dari banyaknya pengikut dan konten buatan UKM, yang dimanfaatkan untuk membangun database dari konsumen.

Oleh karena itu, UKM mengatakan ada lebih banyak pelanggan potensial yang dapat ditargetkan.

Platform e-commerce-first, seperti marketplace, perlu membayar lebih untuk membangun basis penggunanya.

Biaya pemasaran yang besar untuk mendatangkan konsumen ini kemudian dibebankan kepada UKM yang berjualan di platform tersebut.

2. Relevansi

Social commerce mempermudah UKM menemukan target audience mereka dengan konten yang relevan.

37 persen seller mengatakan bahwa social commerce membuka peluang mereka untuk lebih mudah untuk dikenal oleh target audiens yang relevan.

Ketika sebagian besar orang mengunjungi platform social-first, biasanya mereka ingin mencari hiburan.

Hal ini menciptakan peluang untuk Anda sebagai penjual dalam membuat konten yang kreatif dan relevan dengan brand untuk menarik perhatian pembeli (dan dompet mereka).

3. Diversifikasi

Social Commerce membantu melakukan diversifikasi sehingga dapat menjangkau lebih banyak pembeli 34 persen dari seller mengatakan bahwa mereka perlu mendiversifikasi kanal penjualan mereka untuk menargetkan audiens yang lebih beragam.

Menurut database Ninja Xpress tentang penjual Social Commerce di Asia Tenggara, 9 dari 10 orang mendirikan toko di marketplace atau menjalankan brand.com mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan berbagai platform untuk promosi produk dan juga penjualan, para pelaku UKM sebenarnya telah mulai memanfaatkan platform social commerce dalam mendukung transaksi jual beli mereka.

Selain peluang yang hadir dari platform social commerce, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh para pelaku UKM untuk memaksimalkan pemanfaatan social commerce.

Antara lain 50 persen dari seller menyampaikan bahwa mereka masih memiliki kesulitan untuk membuat konten yang efektif.

Kemudian, 48 persen dari seller juga mengatakan sulit untuk mengejar algoritma platform yang terus berubah.

Founder Sneakershoot Doni mengungkapkan sebagai penjual alat pembersih sepatu dan juga menyediakan layanan pembersihan sepatu, social commerce menyediakan peluang bagi pihaknya untuk dapat membangun komunikasi yang baik dan menjaga kepercayaan konsumen.

"Karena misi kami adalah membuat konsumen bahagia. Kalau mereka enggak puas? Bisa dikembalikan kok, dan konsep social commerce memudahkan kami berhubungan dengan konsumen kami. Salah satu tantangannya adalah google authority di mana UKM wajib memiliki website," kata Doni.

Oleh karena itu, lanjut Doni, dengan Ninja Xpress membantu UKM membuatkan website membantu validitas usahanya.

Brand owner dari Pempek Belida Uriel Laguarda mengungkapkan tantangan utama dalam pemanfaatan social commerce adalah saat beriklan.

Untuk mengiklankan produk di sosial media hal yang sangat penting, yaitu tepat sasaran baik waktu beriklan maupun tepat sasaran dalam menargetkan audiens disesuaikan dengan waktu-waktu tertentu karena ada masa dimana beriklan lebih mahal di momen tertentu.

"Tantangan lainnya adalah pengiriman yang dapat mengantarkan produk cepat (makanan) dengan harga terjangkau dan hal tersebut dapat dijawab melalui pengiriman Ninja Xpress yang harganya sangat terjangkau bagi UKM," ungkapnya.

Brand owner dari Timonosd Agustina menambahkan para pelaku UKM juga perlu beradaptasi dengan perkembangan social commerce, termasuk di dalamnya memahami algoritma dari sosial media itu sendiri untuk menjangkau lebih banyak audiens.

Salah satu hal yang dilakukan adalah terus berkreasi dengan konten-konten yang relevan dengan target audiensi.

Melihat tantangan tersebut, Ninja Xpress sebagai sahabat UKM juga menyediakan fasilitas Ninja Studio sebagai ruang explorasi bagi para pelaku UKM untuk membangun interaksi dengan customer secara offline. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler