jpnn.com - SEKADAU – Polres Sekadau masih melakukan perburuan terhadap pembunuh Nisa, 21, warga RT 13/RW 3, Desa Merapi, Sekadau Hilir, Kalbar.
Jasad ibu muda beranak satu itu ditemukan membusuk di dalam embung lokasi perkebunan sawit, tak jauh dari kompleks kantor Bupati Sekadau, Jumat (22/4) pukul 15.00. Polisi memastikan Nisa tewas dibunuh dengan cara sadis.
BACA JUGA: Pemutilasi Janda Bikin Penasaran Warga
Kepastian itu didapatkan polisi setelah dilakukan otopsi di RSUD Sekadau oleh tim forensik dari Bid Dokkes Polda Kalbar yang dipimpin Kompol Edy Hasibuan.
Proses otopsi dikawal ketat kepolisian. Pihak keluarga menunggu otopsi berlangsung di luar ruangan.
BACA JUGA: Sesak, Kontrakan Mutilasi Nur Atika Dikerumuni Ratusan Warga
“Ada tanda kekerasan di tubuh korban,” ucap Edy, Sabtu (23/4).
Kasat Reskrim Polres Sekadau, AKP Kadir Poerba menjelaskan, kekerasan yang dialami Nisa berupa hantaman benda tumpul. Bisa bentuk pemukulan dengan tangan maupun benda tumpul lainnya.
BACA JUGA: Pra-rekonstruksi Pembunuh Nur Atika Batal Digelar
“Hasil otopsi ditemukan ada lebam di beberapa bagian tubuh korban. Diantaranya, lebam di tangan, lengan, paha dan kepala,” tuturnya.
Namun luka lebam itu tidak sampai membuat kerusakan fatal. “Lebam di bagian kepala tidak membuat kepala korban sampai pecah,” yakin Poerba.
Namun, dari hasil otopsi, kekerasan fisik itu bukan lah penyebab nyawa Nisa melayang. Penyebab korban meninggal lebih kepada kehabisan oksigen. “Korban tewas karena dibekap (ditutup saluran pernapasan baik hidung maupun mulut),” jelas Poerba.
Penjelasan Poerba ini sejalan dengan temuan di lapangan. Di jasad korban, tepatnya di bagian leher, ada selembar kain mirip kerudung berwarna biru muda, diduga dijadikan alat untuk mencekik korban.
Soal keberadaan jasad Nisa yang terendam dalam embung dengan posisi perut terikat karung goni berisi empat butir batako, diyakini terlebih dahulu korban tewas.
Pelaku membuang mayat Nisa untuk menghilangkan jejak. Diduga pelaku berharap jasad Nisa tidak mengapung, sehingga kejahatannya tidak berhasil diungkap.
Namun ibarat pepatah, sepandai-pandainya tupai meloncat, akhirnya jatuh juga. Jasad Nisa yang diprediksi sudah tewas sekitar empat hari sebelum ditemukan, akhirnya mengapung meski sudah diikat pemberat.
Pihak keluarga meminta kasus kematian Nisa diusut tuntas. “Kami minta kasus ini diusut tuntas. Sebab keluarga kami itu dibunuh,” kata Usfiandi, 42, keluarga korban.(bdu/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada yang Janggal Dalam Kasus Mutilasi Nur Atika
Redaktur : Tim Redaksi