Nizar Zahro Meninggal Dunia, Jenazah Dikubur di Pemakaman Sunan Cendana

Senin, 20 Januari 2020 – 09:46 WIB
Nizar Zahro. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, BANGKALAN - Politikus Partai Gerindra Mohammad Nizar Zahro meninggal dunia saat tidur di rumahnya di Sidotopo, Surabaya, Minggu (19/1).

Jenazah Nizar Zahro akan dikebumikan di pemakaman Sunan Cendana Kwanyar, Bangkalan, Jawa Timur, Senin (20/1).

BACA JUGA: Nizar Zahro Sepakat dengan Honorer K2

"Almarhum dikebumikan di pemakaman Sunan Cendana karena yang bersangkutan masih tergolong keluarga besar Sunan Cendana," kata pengurus Partai Gerindra Bangkalan yang juga famili almarhum, Haji Mujiburrahman.

Sunan Cendana atau Syaikh Zainal Abidin merupakan murid Sunan Ampel Surabaya. Ia mendapat perintah dari Sunan Ampel untuk menyebarkan ajaran Islam di wilayah Madura hingga akhir.

BACA JUGA: Syahroni Optimistis 58 Ribu Suara Milik Nizar Zahro Balik Lagi

Nizar Zahro tutup usia di umur 45 tahun 5 bulan. Almarhum lahir 18 Agustus 1974 di Desa Pesanggrahan, Kwanyar, Bangkalan. Ia meninggal dunia di rumahnya di Sidotopo Surabaya, Ahad (19/1) pukul 17.30 WIB.

Almarhum meninggalkan 3 putri, yaitu Sinta (kuliah) di Unair, Reza ada di Pesantren Lirboyo, dan yang bungsu Tiara, masih duduk di bangku SMP di Jakarta.

BACA JUGA: Saifannur Meninggal Dunia, Keluarga Besar Kemendagri Ikut Berdukacita

Sementara itu, sejak Minggu (19/1) malam, banyak tokoh masyarakat, tokoh agama, kepala desa dan politisi yang bertakziah ke rumah duka di Desa Pesanggrahan, Kwanyar, Bangkalan.

Menurut keluarga almarhum, almarhum mengaku terasa sakit kepala dan sempat minum obat sakit kepala dengan air putih. Namun, ketika dibangunkan oleh putrinya, Sinta untuk salat Ashar, ternyata Nizar sudah tidak bernyawa.

Nizar memulai meniti karier politiknya dari tingkat desa, dengan menjabat sebagai kepala desa di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kwanyar, Bangkalan.

Pada tahun 2013 ia mendaftar sebagai calon anggota DPR RI dari Partai Gerindra untuk periode 2014-2019. Ia tertarik menjadi wakil rakyat dengan alasan agar kesejahteraan masyarakat di daerah pemilihannya bisa meningkat.

Semangat untuk mengaktualisasikan yang pernah dilakukan dirinya selama menjabat sebagai Kepala Desa Pesanggrahan memotivasi Nizar untuk berkiprah dalam dunia politik praktis.

Kala itu, Nizar mendapatkan nomor urut 2 dari 8 calon legislatif yang bersaing memperebutkan dukungan masyarakat dari empat kabupaten di Pulau Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep).

Nizar berhasil menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai Gerindra setelah memperoleh dukungan 159.006 suara untuk Daerah Pemilihan (dapil) XI Madura.

Pada pemilu legislatif 2019, ia kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI. Namun, karena dukungan suaranya kalah dari pesaingnya Imron Amin dari dapil yang sama, ia gagal menduduki kursi wakil rakyat di DPR RI.

Imron Amin mampu meraih dukungan 234.543 suara, sedangkan Nizar terpaut jauh dibawahnya.

Langkah politik Nizar Zahro yang memperjuangkan kesejahteraan masyarakat melalui jalur politik berjenjang ini, menginspirasi para aparat desa lainya di Pulau Madura.

Pasca itu, banyak mantan kepala desa di kabupaten seperti Pamekasan, Sampang, Sumenep yang ikut terjun ke dunia politik.

"Mantan kades di Pamekasan banyak yang terjun di dunia politik, juga karena terinspirasi mas Nizar," kata anggota DPRD Pamekasan dari Partai Gerindra, Munaji Santoso. (antara/jpnn)

VIDEO: Ria Ricis Menikah?


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler