NKRI Harga Mati, Tetapi Hadapi Benny Wenda Harus Hati-hati

Jumat, 06 September 2019 – 09:14 WIB
Polda Papua menetapkan 28 tersangka kasus demo rusuh di Jayapura. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia menyebut Benny Wenda merupakan sosok di balik serangkaian kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

Ketua Departemen Politik dan Hubungan International CSIS Vidhyandika D. Perkasa yakin pemerintah sudah mendapatkan data dari intelijen terkait peran Benny Wenda.

BACA JUGA: Situasi Terkini di Papua: Ribuan Pasukan TNI dan Polri Masih di Sana

"Saya pikir intelijen sudah punya bukti keterlibatan Benny Wenda, " kata Vidhyandika ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (5/9).

Benny Wenda dianggap sebagai figur yang gencar menggaungkan pembebasan Papua. Dia juga sosok yang mendorong berlangsungnya referendum bagi Papua.

BACA JUGA: Pembatasan Internet di Papua Sudah Dicabut, Jangan Sampai Kondisi Memburuk Lagi

"Dia menjadi inspirasi bagi pemuda-pemuda untuk memperjuangkan referendum," kata Vidhyandika.

BACA JUGA: Situasi Terkini di Papua: Ribuan Pasukan TNI dan Polri Masih di Sana

BACA JUGA: Wiranto dan Kontras Beda Pendapat soal Status Veronica Koman

Namun, Vidhyandika mengingatkan agar pemerintah jangan hanya menjadikan Benny Wenda sebagai aktor tunggal permasalahan di Papua.

"Mungkin harus ditinjau dari dua sisi, karena permasalahan Papua bukan karena Benny Wenda saja," kata dia.

Vidhyandika menambahkan sikap pemerintah dalam menangani konflik di Papua itu harus menyentuh persoalan inti. Salah satunya adalah masalah ekonomi.

"Meskipun pemerintah Jokowi sibuk membangun infrastruktur, ada masalah ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang belum terselesaikan," ujar Vidhyandika.

Berdasarkan diskusi dengan sejumlah milenial Papua, Vidhyandika mengatakan kalau mereka merasa pembangunan infrastruktur Papua secara ekonomi perlu dikaji lebih dalam lagi. Sebab, yang diuntungkan dari Pembangunan Infrastruktur ini siapa? Karena mereka tidak dilibatkan.

Apalagi pembangunan melibatkan kehadiran militer. Masyarakat Papua sangat trauma dengan militer. Selain itu, adanya missmanagement penggunaan dana otonomi khusus (otsus) juga menyebabkan pembangunan era Jokowi semakin tak terlihat.

Pemerintah jangan hanya mengkambinghitamkan Benny Wenda saja jika belum menyentuh persoalan inti tadi. Sebab, Benny memiliki sejumlah koneksi informasi internasional yang dapat membangkitkan pembebasan Papua.

"Benny Wenda itu punya koneksi beragam di dunia Internasional, jadi memang berjuang dari aspek internasional untuk membangun citra Papua yang masih bermasalah," ujar Vidhyandika.

BACA JUGA: Dugaan Aksi Pembantaian di Yahukimo, Berapa Jumlah Korban?

Kalau permasalahan itu tidak diselesaikan, maka akan semakin deras arus informasi internasional mengenai Papua jika Benny dikambinghitamkan.

Permasalahan Papua bukan karena aktor tunggal. Hanya saat ini karena Benny Wenda mempunyai image, resource, dan channel untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua.

"Saya pikir itu termasuk yurisdiksi di mana dia berada. Kalau referendum itu terwujud, belum tentu juga dia dianggap oleh masyarakat Papua," ujar Vidhyandika. (Abdu Faisal/Ant/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hmmm, Hoaks soal Papua Muncul dari Negara Tetangga


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler