jpnn.com, STOCKHOLM - Swedish Academy menganugerahkan Nobel Sastra kepada Kazuo Ishiguro. Novelis Inggris yang lahir di Kota Nagasaki, Jepang, itu menarik perhatian Swedish Academy karena unik.
Penulis The Remains of the Day dan tujuh novel lainnya tersebut adalah kombinasi Jane Austen dan mendiang Franz Kafka.
BACA JUGA: Survei: Donald Trump Ancaman Terbesar Kelima Bagi Umat Manusia
”Beliau adalah penulis yang sangat unik. Daya tariknya begitu kuat,” terang Sara Danius, sekretaris tetap Swedish Academy, kemarin (5/10).
Ishiguro, imbuh dia, memiliki selera humor dan pandangan psikologi yang mirip dengan Austen. Tapi, dalam karyanya, pria 62 tahun itu juga menunjukkan pengaruh Kafka yang selalu menonjolkan alienasi tokoh protagonis dalam balutan realisme.
BACA JUGA: Bob Dylan Menerima Nobel Sastra dalam Upacara Tertutup
Kendati karya Ishiguro yang paling populer adalah The Remains of the Day, Danius mengatakan bahwa tujuh karya lainnya tidak kalah menarik.
”Seluruh karyanya mencerminkan kekuatan emosi yang menembus batas ilusi manusia dan alam nyata,” katanya.
Kemarin keputusan Swedish Academy itu tidak hanya membuat Inggris bangga, tapi juga membuat Jepang bersorak.
Kembali terpilihnya penulis sebagai penerima Nobel Sastra membuat sebagian kalangan lega. Di mata mereka yang elitis, Nobel Sastra harus diberikan kepada sastrawan yang identik dengan penulis.
Maka, saat Nobel Sastra 2016 dianugerahkan kepada Bob Dylan yang adalah penulis lagu dan penyanyi, Swedish Academy menuai protes. Apalagi, tahun sebelumnya nobel diberikan kepada seorang jurnalis.
Dalam jumpa pers, Danius menegaskan bahwa terpilihnya Ishiguro sebagai nobelis bukan karena Swedish Academy tidak mau dikritik lagi.
”Kami tidak pernah memikirkan semua itu. Bagi kami, apa yang terjadi tahun lalu adalah sesuatu yang spontan. Kami tidak salah karena memilih penyair hebat sebagai pemenang. Kali ini pilihan kami jatuh pada penulis yang seluruh karyanya sungguh elok,” paparnya. (AP/Reuters/hep/c6/any)
Redaktur & Reporter : Adil