jpnn.com - Kita sudah melihat Christopher Nolan membuat sci-fi superkeren lewat Inception. Kita juga melihatnya meredefinisi saga Batman menjadi sangat epik dengan plot luar biasa indah dan aksi berantem yang dahsyat.
Setelah itu, otak kita dipaksa berpikir keras mengikuti logikanya ketika dia membuat drama luar angkasa Interstellar. Apa jadinya kalau Nolan membuat film perang?
Jawabanya tentu "masterpiece".
BACA JUGA: 7 Fakta Mengagetkan tentang Tom Holland, Si Spider-Man Milenial
Itulah pujian yang kompak diberikan para kritikus yang mengikuti skrining Dunkirk sepanjang dua pekan lalu. Ulasan-ulasan positif mereka langsung tecermin pada rating awal Dunkirk.
Film yang dibintangi Fionn Whitehead, Tom Hardy, dan Harry Styles tersebut meraih skor 9,6 di IMDb dan 98 persen di Rotten Tomatoes. Saking jatuh cintanya kritikus pada Dunkirk, mereka berani menjagokan film itu sebagai kandidat nomine film terbaik Oscar 2018!
BACA JUGA: Daniel Craig Kembali Jadi Agen 007, Christopher Nolan Sutradara?
’’Nolan menempatkan semua potongan dengan tepat,’’ kata Todd McCarthy, kritikus The Hollywood Reporter.
’’Ini bukan film perang yang menampilkan pidato-pidato inspiratif, kangen pada kampung halaman, atau harapan masa depan. Ini tentang bagaimana bertahan hidup pada saat ini,’’ lanjutnya.
BACA JUGA: Tajir! Spider-Man: Homecoming Melejit, Raup Triliunan di Pekan Pertama
Battle of Dunkirk, (disebut juga Evakuasi Dunkirk dengan kode Operasi Dinamo) adalah penyelamatan lebih dari 340 ribu pasukan sekutu dari Pantai Dunkirk, Prancis, pada Perang Dunia II. Tentara Inggris dengan jumlah yang paling banyak, disusul pasukan Prancis, Belgia, dan Kanada. Selama berhari-hari, mereka terkepung oleh Jerman.
Peristiwa itu sudah berkali-kali diangkat ke layar. Yang paling terkenal mungkin Dunkirk versi 1958 dan sebuah drama dokumenter buatan BBC pada 2004. Nolan memilih sudut pandang yang berbeda, yang kental dengan humanisme.
Tidak banyak dialog yang ditampilkan. Nolan yang juga menulis skenario menyajikan narasi yang menghubungkan tiga timeline berbeda. Yakni, sepekan di Pantai Dunkirk, sehari di laut, dan sejam di udara.
’’Klimaks dari film itu, seindah berkat presentasi karakter Hardy, lebih seperti awal dari perang sesungguhnya,’’ ujar McCarthy.
Minimnya dialog diperkaya dengan musik dari komposer Hans Zimmer yang membuatnya lebih hidup. ’’Iringan yang menakutkan, mengasyikkan, dan mengerang pada mimpi buruk,’’ tutur Peter Bradshaw, kritikus film The Guardian.
Meski berlatar militer yang kental, Nolan pernah menyatakan bahwa Dunkirk bukanlah film perang. Melainkan kisah perjuangan untuk bertahan hidup.
’’Ada intensitas tinggi di situ yang tak perlu digambarkan dengan berdarah-darah,’’ jelasnya kepada Associated Press saat CinemaCon.
Nolan membungkus cerita heroik tersebut dengan format 70 mm yang klasik dan sering melakukan syuting dengan kamera IMAX 2D. Dengan teknik old-school itu, Nolan ingin menawarkan film dramatis dengan cara klasik.
Nolan juga bukan penggila proyektor digital. Gambar yang ditampilkan pada layar akan terlihat lebih detail, berwarna, dan tajam.
Oh ya, selain Nolan, yang menuai pujian selangit adalah Harry Styles. Personel One Direction itu tidak hanya berperan sebagai pemanis layar.
Dia benar-benar bisa berakting. Meski wajah gantengnya mudah dikenali, dia mencuri perhatian lewat penghayatan akting yang sempurna.
’’Alex yang diperankan Harry mungkin karakter yang paling rumit dan tidak disukai di film. Ini peran yang sulit dimainkan,’’ ulas Rebecca Lewis, penulis Metro Online.
’’Tapi, dia punya kedalaman tersendiri. Meski tidak setuju pada perbuatannya, kamu akan memahami dia,’’ lanjutnya.
Sementara itu, kritikus Telegraph, Robbie Collin, dengan simpel menyebut, ’’Debut akting yang keren dari Styles!’’ (adn/c14/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Si Cantik Ini Sepi Job Gara-Gara Asetnya Terlalu Besar
Redaktur & Reporter : Adil