Nongkrong Bareng Klub Motor, Bamsoet Bicara Potensi Industri Kustom

Minggu, 26 Juli 2020 – 23:20 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) saat acara tasyakuran Motor Besar Indonesia (MBI) di Jakarta, Minggu (3/11). Foto dok humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai kelompok ekonomi kelas menengah di Indonesia sangat kuat.

Buktinya adalah catatan Bank Dunia tentang kenaikan peringkat Indonesia dari kelompok negara berpendapatan menegah bawah (lower middle income) menjadi begara berpendapatan menengah atas (upper middle income).

BACA JUGA: Nge-Vlog Bareng Deddy Corbuzier, Bamsoet Ingatkan Hal Ini  

Menyitat data Bank Dunia, Bamsoet menyatakan bahwa jumlah penduduk kelas menengah Indonesia saat ini mencapai 52 juta jiwa (20 persen dari total populasi). Rata-rata pengeluaran mereka mencapai Rp 6 juta per orang per bulan.

"Ditambah potensi 115 juta penduduk yang bisa naik menjadi kelas menengah pada tahun 2020 ini. Makin meningkatnya jumlah kelas menengah, makin membuka potensi industri kustom otomotif dan konsumen bagi industri berbasis hobi,” ujar Bamsoet -panggilan akrabnya- dalam acara Ngobrol Santai (Ngobras) bersama komunitas Motoran Tugeder di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (25/7).

BACA JUGA: MPR RI Fun Bike To Nation, Jazilul: Optimisme Harus tetap Ada

Politikus Partai Golkar itu menegaskan bahwa bagi penduduk kelas menengah baik di dalam maupun di luar negeri, menyalurkan hobi seperti otomotif adalah sebuah keniscayaan agar mereka terhindar dari stres akibat beban kerja dan rutinitas harian. “Pola konsumsi mereka selalu mengutamakan pengalaman,” tuturnya.

Lebih lanjut mantan ketua DPR RI ini menjelaskan, kelas menengahlah yang menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Sejak tahun 2002, konsumsi kelas menengah selalu tumbuh di atas 12 persen.

BACA JUGA: Bamsoet Jadi Ambasador Modifikasi, Ini Saran dan Harapannya

Bamsoet menambahkan, industri modifikasi otomotif yang melayani hobi para kelas menengah juga akan menggerakan para pelaku UMKM sebagai pemasok barang-barang yang dibutuhkan. Semisal knalpot, jaket, dan berbagai aksesori lainnya.

“Makin aktif komunitas motor melakukan riding, makin aktif pula roda perputaran ekonomi masyarakat, khususnya di bidang kuliner dan pakaian. Karena usai menuntaskan hobi motoran, mereka biasanya lanjut nongkrong di tempat makan, menghabiskan waktu saling bercanda dan berbagai cerita," urai Bamsoet.

Mantan wartawan itu menambahkan, selama kreativitas dan ide tak pernah mati dalam kepala, selama itu pula masa depan para pelaku usaha industri modifikasi otomotif akan hidup. Terpenting, tuturnya, keberadaan komunitas motor tak boleh semata untuk ajang gagah-gagahan, melainkan juga harus diarahkan sebagai kekuatan sosial dan ekonomi.

"Bergabung dengan komunitas motor, merupakan kesempatan untuk memperluas jaringan persahabatan sekaligus membuka berbagai kesempatan peluang usaha. Melalui motoran, para bikers juga bisa membawa banyak pesan-pesan kebangsaan. Seperti tak pernah meninggalkan teman, bergotong royong mencapai tujuan, hingga solidaritas dalam memecahkan persoalan," pungkas Bamsoet.(eno/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler