jpnn.com, JAMBI - Generasi muda harus memahami sejarah kebangsaan. Ini perlu sebagai langkah awal bagi tumbuhnya kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua DPD RI saat memberikan Kuliah Umum Wawasan Kebangsaan bertema Aktualisasi Pancasila dan Identitas Kebangsaan bagi Generasi Milenial di Era Teknologi di Aula Universitas Batanghari, Senin (4/7/2022).
BACA JUGA: Nono Sampono: Jangan Pernah Melupakan Pancasila
“Alangkah baiknya mahasiswa tidak hanya mengetahui di depan tanpa mengetahui proses sejarah, alangkah baiknya mahasiswa mengetahui seperti apa negara kita berproses," ujar Nono Sampono.
Ujian demi ujian baik yang ingin mendirikan negara dalam bentuk lain maupun yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI terus bergulir namun, lanjut Nono Sampono semuanya bisa ditumpas.
BACA JUGA: Pansus BLBI DPD RI Minta Pemerintah Pisahkan Kasus BLBI dan Obligasi Rekap
Ke depan ujian itupun akan ada. Oleh karena itu generasi muda harus memahami falsafah Bangsa Indonesia termasuk sejarah pendirian NKRI.
Nono menambahkan perjalanan sejarah sebuah negara, berada dalam 3 dimensi, yaitu dimensi lahir, dimensi beradaptasi dan dimensi survive.
BACA JUGA: Siswa di Papua Bayar PPDB, Filep Wamafma: Seharusnya Gratis, Ada Dana Otsus
NKRI, menurut Nono, telah memasuki dimensi adaptasi dan survive, namun ada juga negara yang lahir, tumbuh, beradaptasi tapi tidak sanggup survive dan hancur ditengah perjalanan.
Dalam sejarah kekinian menurut Nono, Uni Sovyet disintegrasi menjadi negara negara kecil. Penyebabnya kata Nono, karena tidak memiliki rasa kesatuan dan persatuan di kalangan masyarakatnya. Indonesia harus mempertahankan rasa kesatuan dan persatuan dengan memahami sejarah Pancasila serta UUD 1945.
Oleh karena itu, Nono mengingatkan bahwa Bangsa Indonesia harus berhati-hati. Uni Soviet saja gagal dalam menerapkan reformasi, kita jangan sampai seperti ini.
“Apapun yang terjadi jangan sampai Indonesia mengubah atau melupakan tatanan dasar bangsa khususnya Pancasila,” ujar senator asal Maluku itu.
Nono menjelaskan setiap generasi juga memiliki kewajiban sejarah untuk menerima tongkat estafet dari sebelumnya. Generasi muda yang akan melanjutkan untuk mempertahankan NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945.
Di akhir materi, Nono Sampono berpesan agar para mahasiswa Universitas Batanghari tidak hanya meraih cita-cita secara pribadi, namun juga sebagai solusi bangsa.
“Demokrasi adalah hak asasi, tetapi demokrasi itu harus demokrasi yang bertanggung jawab dan sesuai dengan aturan hukum. Saya berharap Universitas, Akademisi dan mahasiswa juga melakukan yang terbaik sehingga semua bidang, semua peran akan menjadi solusi bagi Indonesia dalam mewujudkan cita-cita pendiri bangsa kita, masyarakat adil dan makmur. Negara yang maju dan bermartabat," ujar Nono Sampono.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari