Noriyu Kagumi Cara RDRK Bangun Nasionalisme dan Menghormati Pemimpin

Sabtu, 07 September 2019 – 17:32 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Nova Riyanti Yusuf alias Noriyu (kanan) memimpin delegasi Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI ke Pyongyang. Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Nova Riyanti Yusuf alias Noriyu memimpin delegasi Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI ke Pyongyang, Republik Demokratik Rakyat Korea (RDRK) atau Korea Utara, pada 2 September 2019.

Keberangkatan sempat terkendala oleh kondisi hubungan bilateral Indonesia - RDRK pascapengembalian kapal kargo The Wise Honest milik RDRK yang berlayar di perairan Balikpapan kepada Amerika Serikat baru-baru ini.

BACA JUGA: Love Kim dari BigReds Irlandia

Noriyu setelah berkonsultasi dengan pihak KBRI Pyongyang dan Kemlu memutuskan untuk tetap berangkat. Mengingat, kehadiran pejabat tinggi negara lain selalu diketahui oleh Supreme Leader King Jong Un.

Noriyu menceritakan, sebelum melakukan serangkaian tinjauan dan dialog, pada 3 September mendengarkan paparan dari Dubes RI Berlian Napitupulu tentang perkembangan hubungan bilateral RI-RDRK.

BACA JUGA: Beda Bersih Karena Baru Dibersihkan

Juga kondisi terkini di Semenanjung Korea pada umumnya dan RDRK khususnya. Dalam kesempatan ini, juga dilakukan diskusi tentang upaya-upaya peningkatan hubungan baik RI-RDRK.

"Kami menyampaikan kesediaan untuk turut memfasilitasi upaya peningkatan kerja sama dan hubungan baik RI-RDRK dengan mengkomunikasikan rencana program kerja KBRI kepada sejumlah instansi terkait di Indonesia. Di antaranya kerja sama bersifat people to people (pertukaran atlet, kerja sama seni budaya) dan animal to animal (konservasi orang utan dengan harimau dan punsan)," terang NoRiYu dalam keterangannya, Sabtu (7/9).

BACA JUGA: Pyongyang Dituduh Tahan Dosen Amerika Serikat

Delegasi GKSB menilai banyak potensi kerja sama yang bisa dikembangkan di RDRK oleh KBRI melalui koordinasi dengan instansi terkait di Indonesia. Delegasi menyampaikan komitmen dan antusias untuk membantu program kerja KBRI di masa mendatang utamanya dalam mengkoordinasikan program-program kerja tersebut dengan sejumlah kementerian/instansi terkait di Indonesia.

Selain berdiskusi, politikus Demokrat ini bersama delegasi GKSB juga melakukan peresmian Galeri Produk Indonesia di Pyongyang. Kemudian mengunjungi Galeri Seni Indonesia, meninjau Pyongyang Metro dengan kedalaman 150 meter.

Malam harinya delegasi melakukan ramah tamah dan beraudiensi dengan 23 WNI yang berada di RDRK termasuk 1 orang dokter dari UNICEF yang memuji keberhasilan pencapaian indikator-indikator kesehatan termasuk vaksinasi di RDRK.

BACA JUGA: Jangan Kaitkan Penetapan Tersangka Veronica Koman dengan Pekerjaannya

Delegasi GKSB sempat mengunjungi International Friendship Exhibition Center yang terletak di Gunung Mohyang-san, 164 km sebelah Utara kota Pyongyang. Dalam kesempatan itu, delegasi diperkenalkan kepada fakta-fakta kedekatan historis Indonesia - RDRK.

Selain suvenir-suvenir yang pernah diterima oleh tiga pemimpin RDRK (Presiden Kim Il Sung, Pemimpin Kim Jong Il dan Kim Jong Un) dari mitra kerja negara sahabat, juga terdapat beberapa suvenir dari Indonesia di antaranya teko kerajinan perak dari Presiden Soekarno. Pada dinding-dinding tampak bunga kimilsungia pemberian Bung Karno kepada Kim Il Sung pada 1965 menjadi ornamen penting.

Delegasi GKSB DPR RI juga melakukan ritual berdiri berbaris menundukkan badan sebagai penghormatan di hadapan dua patung lilin Kim Jong Il dan Kim Il Sung yang datang dari Tiongkok. Dilanjutkan proses penghormatan kepada Kim Il Sung dan Kim Jong Il secara seremonial di Mansudae Hill.

Ritual-ritual ini dilakukan oleh segenap delegasi dari negara mana pun tanpa terkecuali. Siapapun dia, maka saat datang ke RDRK akan menghormat pada pimpinan-pimpinan RDRK pada tiga situs utama.

"Andaikan rakyat Indonesia bisa menghormati para presiden kita. Tidak harus dalam dinasti turun-temurun untuk dapat mengendalikan rakyat agar hormat. Rasanya dengan nurani kita saja pasti bisa terbersit rasa hormat atas presiden-presiden kita. Pasti setiap presiden kita ada kekurangan dan kelebihan. Namun ada baiknya kita hargai setiap presiden kita secara fair jika memang ada kebaikan yang beliau berikan untuk Indonesia," bebernya.

Salah satu pengalaman menarik adalah saat pukul 5 pagi waktu Pyongyang, NoRiYu terperanjat bangun. Rupanya ada speaker menggaungkan lagu-lagu perjuangan RDRK. Dan ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Yang diperdengarkan adalah lagu-lagu nasional, perjuangan, memuja keindahan alam RDRK.

Di setiap tempat makan, pelayan, koki, pencuci piring sekaligus berfungsi menjadi penyanyi, pemain biola, saxophone, drum, gayageum. Kerja buruh dan kerja seni menjadi dua sisi mata uang SDM RDRK yang kerap memancing decak kagum atas talenta dan dedikasi mereka.

Selama berada di RDRK, NoRiYu tidak hanya terusik rasa nasionalismenya, tetapi juga semakin menyadari pentingnya meneruskan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia kepada generasi penerus.

Apalagi delri kemudian berkesempatan mengunjungi Children Palace. Di situlah NoRiYu spontan berucap, "Eureka! Ini model untuk lembaga manajemen talenta di Indonesia yang diagendakan Pak Jokowi."

Sebuah istana after-school activities dipersiapkan untuk anak-anak berbakat mendapatkan penggembelengan secara gratis dengan berlatih musik (drum, gitar, piano, bas, acordion, alat musik tradisional gayageum), tari (balet), kerajinan tangan (kristik, huruf kanji), menyanyi (bahkan sekelas opera), olahraga (voli), sains (fisika, komputer), dan lain-lain.

Delegasi dari DPR RI diajak melihat hasil gembelengan dalam pertunjukkan seni anak-anak TK sampai SMA dalam durasi 1,5 jam. Selama pertunjukkan layar di belakang mereka menampilkan bendera RDRK, pertanian, hasil pembangunan infrastruktur, dan keindahan alam RDRK.

Konsep manajemen talenta semacam ini dapat menjadi percontohan Lembaga Manajemen Talenta Indonesia yang dicanangkan dalam visi kesehatan Jokowi.

"Bisa dibayangkan, anak-anak RDRK hanya mempunyai sedikit saja insentif dan knowledge tentang apa yang akan mereka dapatkan sebagai hasil jerih payah mereka tetapi mereka bisa bekerja keras (tidak secara instan) menjadi sumber daya manusia unggul baik di dunia seni, sains, dan olahraga. Apalagi Indonesia yang kesempatannya begitu luas, masa depan dapat digapai, hanya butuh sedikit manajemen talenta dengan lebih terarah maka SDM Indonesia sebagai negara dengan populasi nomor 4 terbesar di dunia tidak akan terbendung sebagai SDM unggul yang dapat menginfiltrasi dunia," tuturnya. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hindari Lingkaran Setan, Air China Bekukan Beijing-Pyongyang


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler