jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, normalisasi Sungai Ciliwung tidak bisa dilakukan secara alami. Pasalnya, hal itu baru bisa dilakukan apabila lebarnys 60 meter.
“Kamu butuh 60 meter lebarnya kalau secara alami. Itu sungai kan lebarnya 20-30 meter. Saya bersihin 15 meter hasil urukan saja marah, dibilang melanggar HAM (hak asasi manusia). ” kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota, Jakarta, Senin (12/10).
BACA JUGA: Ini Dampak Buruk Betonisasi Kali Ciliwung untuk Warga
Ahok menjelaskan, jenis tanah di sana aluvial, yakni terbentuk karen endapan. Sehingga tidak bisa dilakukan normalisasi dengan cara alami. “Ada beberapa yang ingin kami coba alami, eh jadi tempat mobil parkir, roboh,” ucap mantan Bupati Belitung Timur itu.
Meski demikian, Ahok menyatakan, normalisasi sungai Ciliwung secara alami akan dilakukan di bagian hulu. “Jadi makin ke hulu, enggak kami sheet pile,” ujarnya.
BACA JUGA: Lift Mati, PNS DKI Panik Berhamburan Lewat Tangga hingga Gemetaran
Sebelumnya, pengamat perkotaan dari Universitas Triksati Nirwono Joga menilai normalisasi Sungai Cliwung dengan pembetonan akan merusak lingkungan. Hal itu akan berpengaruh terhadap ekosistem yang ada di sana.
Normalisasi dengan betonisasi juga mempercepat pendangkalan. Hal ini menyebabkan pengerukan harus dilakukan terus-menerus. Karenanya, menurut Nirwono, langkah paling tepat adalah dengan cara alam. Bagian bawah sungai ditutup dengan batu kali. Sementara sisi atasnya bisa dikasih pohon bambu. (gil/jpnn)
BACA JUGA: Gawat! Ruang Panel Balai Kota Keluar Asap
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wah.. Wah.. Ahok Bilang Ketua DPRD DKI Ngambek
Redaktur : Tim Redaksi