jpnn.com - BANYUWANGI – Event musik untuk kemanusiaan Jazz Ijen Banyuwangi bakal dihelat besok Sabtu (8/11). Musisi legendaris seperti Fariz RM, Imaniar, dan Deddy Dhukun bakal menjadi pengisi acara dengan membawakan lagu-lagu yang pernah menjadi hits di zamannya.
Fariz FM akan membawakan beberapa lagu yang pernah booming di dekade 1980-1990-an, seperti Nada Kasih, Penari, Sungguh, dan Hasrat dan Cita. Tidak hanya itu, Fariz juga akan memberikan kejutan bagi masyarakat Banyuwangi dengan menyanyikan dua lagu lainnya yang masih dirahasiakan.
BACA JUGA: Nelayan Pangandaran Gelar Syukuran
Sedangkan Imaniar akan membawakan beberapa judul lagu di antaranya Hasratku dan Ironi. Tidak ketinggalan penyanyi perempuan yang ngetop di era 1980-an ini akan membawakan satu lagu yang sempat menjadi jawara di tangga lagu nasional berjudul Kacau.
Adapun Deddy Dhukun yang juga terkenal sebagai hitsmaker bakal membawakan lagu yang pernah sangat populer, seperti Masih Ada dan Keraguan.
BACA JUGA: Tes CPNS Tasikmalaya 12 November
”Ketiga musisi kondang yang multi-talenta itu dipastikan bakal memberikan pengalaman nostalgia yang membagkitkan kenangan indah sampai kenangan galau bagi para penikmatnya. Tidak hanya akan memberikan hiburan yang istimewa, acara ini juga kita harapkan akan mengumpulkan banyak donasi yang akan kita salurkan melalui PMI,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Selain Fariz RM, Imaniar, dan Deddy Dhukun, musisi lain yang bakal tampil adalah Inang Noorsaid, Idham Noorsaid, Franky Sadikin, Jalu Gatot Pratoqna. Juga akan dimeriahkan oleh kehadiran aktris senior Ayu Azhari, Rahma Azhari, dan putri Ayu Azhari, yaitu Isabel Tramp.
BACA JUGA: Polikus Demokrat Ditahan, Satu Lapas dengan Anaknya
Jazz Ijen Banyuwangi ini merupakan ”pemanasan” menuju Banyuwangi Beach Jazz Festival pada 6 Desember mendatang. Dua event jazz ini juga menunjukkan dua budaya, yaitu budaya bahari dan budaya perkebunan sekaligus merepresentasikan dua destinasi wisata unggulan di Banyuwangi, yaitu pantai dan gunung. Event ini gratis, namun wisatawan dan penonton yang hadir diwajibkan mendonasikan dana ke Palang Merah Indonesia (PMI) minimal Rp 5.000 dalam bentuk karcis donasi.
”Tapi saya yakin, wisatawan dan penonton yang hadir akan mendonasikan dana yang lebih dari yang ditetapkan minimal Rp 5.000. Karena event ini menjual konsep, saya yakin responsnya besar. Jadi ibarat malam penggalangan dana melalui musik,” tuturnya.
Anas menambahkan, gerakan sosial melalui musik bisa jadi sangat efektif dalam merangsang kesadaran publik. ”Saat gerakan sosial terjebak pada formalitas dan cenderung kaku, model event musik untuk kemanusiaan bisa dimunculkan,” ujarnya.
Pengelolaan dana dari aksi musik untuk kemanusiaan Jazz Ijen Banyuwangi ini akan langsung dikelola oleh PMI. Dananya digunakan untuk pengobatan kesehatan bagi penduduk di sekitar kaki Gunung Ijen, mulai pemeriksaan mata, operasi ringan, hingga masalah kesehatan lainnya. Kelompok sasaran lainnya adalah para penambang belerang dan pemandu wisata di Gunung Ijen.
”Ini sekaligus untuk kita mengampanyekan kepedulian lingkungan dan pemulihan setelah sempat terjadi kebakaran Gunung Ijen beberapa waktu lalu yang kini sudah tertangani,” ujar Anas. (eri/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puting Beliung Sapu Dua Kecamatan, Hajar Rumah dan Sekolah
Redaktur : Tim Redaksi