Promotor pertandingan Hani Yahya Assegaf menegaskan bahwa anak asuhnya dalam semangat tinggi. Bersama pelatih Errol Van Room, lanjut dia, Nouldy terus mempelajari kelemahana lawan yang akan dihadapinya pada 4 April mendatang di Yokohama Arena, Jepang.
"Kekuatan dan Kelemahan petinju Jepang itu terus dipelajari lewat rekaman di youtube," ujarnya.
Meski petinjunya hanya menjadi lawan pilihan (pertarungan choice) Koki, dirinya tetap optimistis Mouldy akan memberikan perlawanan keras. Alasannya, tekad Nouldy cukup tinggi untuk bisa meraih sabuk yang lebih tinggi dari yang pernah didapatnya selama ini, sabuk PABA.
Dia menilai, anggapan enteng sang juara dunia kepada Nouldy tentu akan menjadi keuntungan tersendiri. Sebab, lawan tidak akan sepenuh hati melakukan persiapan. Nah, kesempatan ini yang akan dimanfaatkan oleh Nouldy untuk memberikan kejutan.
Terpisah, Nouldy yang dihubungi mengaku sudah menjalani persiapan dengan maksimal. Dalam dua bulan waktu tersisa, Petinju kelahiran Ambon itu akan meningkatkan power dan mematangkan strategi melawan petinju kidal.
"Saya terus mengasah strategi dan kekuatan. Dia petinju kidal, ini menjadi tantangan tersendiri untuk menaklukkannya," ucapnya.
Meski secara peringkat dirinya masih kalah jauh, Nouldy menegaskan tak mau berkecil hati. Dirinya malah semakin terpacu dan semnagat untuk membuktikan bahwa dirinya layak menjadi juara dunia, sejajar dengan super Champion kelas bulu, Chris John.
"Persiapan keras terus saya lakukan. Saya punya tekad besar, saya akan habis-habisan karena ini kesempatan saya untuk menunjukkan bahwa saya mampu menjadi juara dunia," tegasnya.
Saat ini, Noouldy berada di peringkat 12 WBA dengan rekor 24 kali menang, 18 seri, dan 1 kali kalah. Melihat rekor Koki, kesempatan untuk petinju 27 tahun itu untuk menang tetaplah terbuka karena petinju Jepang itu juga pernah kalah. Rekor Koki adalah 27 kali menang, 9 seri, dan 1 kali kalah.(aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Pekan Untuk Tevez
Redaktur : Tim Redaksi