Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic mengaku dalam kondisi sangat siap untuk bermain kembali, setelah mengalami tekanan emosional atas penahanan dan dideportasi dari Australia bulan lalu.

Hal ini diungkapkan Djokovic pada hari Minggu (20/02) menjelang Kejuaraan Tenis Dubai yang akan digelar mulai hari ini (21/02).

BACA JUGA: Belanda Minta Maaf Sebesar-besarnya, Indonesia Tak Mau Buru-Buru Menanggapi

Kejuaraan ini merupakan turnamen pertamanya sejak dideportasi dari Australia dan kehilangan 'grand slam' pertama tahun ini karena status vaksinasinya.

"Tidak begitu sulit bagi saya mengambil raket, kembali berlatih dan bermain," kata pemain asal Serbia itu dalam konferensi pers.

BACA JUGA: Bertemu di Jakarta, Menteri Keuangan Negara G20 Cari Solusi Pemulihan Ekonomi

"Saya sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin," ujarnya.

Kehadiran Djokovic menyebabkan adanya pengawasan tambahan pada turnamen tahunan yang digelar di dekat Bandara Internasional Dubai. Pihak berwenang tampaknya mengambil langkah tersendiri.

BACA JUGA: Australia Tutup Pembangkit Listrik Batu Bara Terbesarnya, Baterai 700 Megawatt Jadi Penggantiya

Penyelenggara memblokir sebagian besar fotografer dan videografer dari konferensi pers Djokovic tanpa penjelasan.

Sebelumnya, petugas keamanan tampak berjaga-jaga di tempat latihan Djokovic, bahkan memeriksa wartawan yang mencoba meliput latihan tersebut.

Pembatasan yang dilakukan penyelenggara ini tidak berlaku untuk pemain lainnya. Djokovic mengaku terpengaruh oleh deportasi

Pembatalan visa Djokovic menjelang laga Australia Terbuka bulan lalu menjadi sorotan, terutama dalam cara pejabat publik negara tersebut menangani pembatasan dalam pandemi.

Djokovic mengaku perselisihan hukum yang dramatis itu sangat mempengaruhi dirinya.

"Begitu banyak emosi yang terkuras setelah saya pulang dari Australia," katanya.

"Rasanya aneh. Saya kecewa. Saya sedih dengan semua yang terjadi dan bagaimana saya meninggalkan negara itu," tambahnya.

Pendirian keras Djokovic untuk tidak mau divaksinasi COVID-19 menyebabkannya dilarang bermain di 'grand slam' selanjutnya.

Pria berusia 34 tahun itu telah menjelaskan bahwa dia bersedia menanggung risiko ini.

"Saya akan mencoba bermain dalam turnamen apa pun yang dapat saya mainkan," katanya seraya menambahkan, akses dan kebebasannya ikut suatu turnamen akan bergantung pada situasi penularan virus di tempat yang bersangkutan.

"Saya tidak bisa memilih. Semuanya tergantung di mana saya bisa datang dan bermain," katanya.

Pemerintah Dubai tidak mewajibkan pengunjung untuk divaksinasi COVID-19.

Setelah berjam-jam melakukan latihan di Dubai, Djokovic mengatakan bahwa dia bersemangat untuk kembali ke turnamen yang telah dia menangkan sebanyak lima kali.

"Dengan pengalaman positif dan gelar sebelumnya, jelas menghubungkan saya dengan tempat ini lebih dekat," katanya.

Ia menambahkan, para pemain juga sejauh ini tampak hangat dan ramah, tidak seperti di Australia.

Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.  

BACA ARTIKEL LAINNYA... Belanda Akui Fakta Memalukan dan Meminta Maaf Sebesar-besarnya kepada Rakyat Indonesia

Berita Terkait