jpnn.com - jpnn.com - Diskusi Mewujudkan Pilkada Damai, Aman, dan Demokratis, yang awalnya akan digelar di LBH Jakarta, sepihak dipindahkan ke Warung Kopi di Cikini, Sabtu (4/2) siang. Diskusi pun molor dari jadwal yang diumumkan.
Dalam diskusi yang digelar oleh Leader Center ini, pembicara Ray Rangkuti (Lingkaran Madani Indonesia) dan Chazin Amirullah (Tim Anies Sandi), tak datang. Selain itu, wakil dari Perindo juga tak kelihatan.
BACA JUGA: Sikap Resmi Pemuda Muhammadiyah, Keras!
Pembicara pertama, wakil FPI Novel Bamukmin menegaskan bahwa sebenarnya dalam Pilkada Jakarta tak pernah bermasalah.
"Dulu waktu Foke (Fauzi Bowo) lawan Adang Daradjatun, tidak seperti ini. Setelah itu, baru politik di Jakarta memanas, mulai terlihat waktu Jokowi maju, karena ada unsur Ahoknya," ungkap dia.
BACA JUGA: MUI Tantang Ahok Tunjukkan Bukti Percakapan Kiai Maruf
FPI menurut Novel sangat toleran dan tidak meributkan soal Pilkada dari dulu. Mereka bukan intoleran, tapi memperjuangkan asas proporsionalitas.
"FPI sangat mendukung Pilkada damai. Kami bukan intoleran, tapi kami ingin asas proporsionalitas. Karena mayoritas penduduk Jakarta muslim, selayaknya muslim pemimpinnya," kata dia dalam diskusi.
BACA JUGA: Roy Suryo: Indonesia Terbalik-balik karena Satu Orang
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menurut dia menjadi sumber masalah. Polemik ini muncul, setelah Pilkada 2012 digelar dengan Ahok sebagai peserta.
"2012 udah mulai muncul nih polemik, tapi setelah Ahok jadi Plt Gubernur gejolak ini semakin besar. Sumbernya di Ahok," tandasnya. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Undang Warga di Rumah Lembang ke Konser Gue 2
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad