NTB Salah Satu Lumbung Pangan Nasional

Kamis, 28 Oktober 2021 – 12:31 WIB
Para petani Kelompok Tani So Pali di Desa Soro Barat, Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu, menggelar konsolidasi untuk merumuskan berbagai program peningkatan produktivitas pertanian. Foto: Dok. Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Provinsi Nusa Tengara Barat (NTB) salah satu lumbung pangan nasional. Indikatornya bisa terlihat dari meningkatnya produktivitas para petani secara signifikan.

Setahun silam, Kementerian Pertanian di bawah komando Menteri Syahrul Yasin Limpo mengucurkan bantuan Rp 120 miliar untuk pembangunan pertanian di NTB.

BACA JUGA: Siapa yang Pernah jadi Korban Orang Ini? Dia Ditembak Polisi

"Kami ingin memperkuat pertanian di NTB dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional," ujar SYL -sapaan Syahrul Yasin Limpo- melalui keterangan tertulisnya di Jakarta.

SYL menegaskan bahwa penguatan pertanian di NTB menjadi agenda yang amat strategis.

BACA JUGA: Wanita Tewas Nyaris Tanpa Busana, Polisi: Ada Tanda Bekas Kekerasan

Pasalnya, NTB memiliki berbagai komoditas strategis yang menopang ketahanan pangan nasional. Selain padi, juga ada komoditas unggulan seperti jagung, bawang putih, bawang merah dan sapi.

"Maka dari itu, program-program yang bersifat penguatan kapasitas SDM penyuluh maupun petani terus kami masifkan," jelasnya.

BACA JUGA: Puncak HPS di Masa Pandemi, Mentan SYL Sampaikan Kabar Menggembirakan

"Termasuk penguatan kelembagaan kelompok tani, itu sangat penting dalam merumuskan perencanaan program supaya lebih maksimal," lanjut SYL.

Di Desa Soro Barat, Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu, para petani yang tergabung ke dalam Kelompok Tani So Pali menggelar konsolidasi.

Tujuannya untuk merumuskan berbagai program peningkatan produktivitas petani.

Kepala UPTD Kecamatan Kempo Nachin mengatakan pertemuan membahas banyak hal. Terutama mengenai Sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) penerimaan pupuk subsidi dan Kartu Tani.

E-RDKK merupakan dasar penyusunan kebutuhan pupuk bersubsidi yang dibutuhkan kelompok yang diverifikasi secara ketat.

"Dengan adanya e-RDKK ini memperketat penyaluran pupuk bersubsidi sehingga tidak diselewengkan dan mencegah duplikasi penerima pupuk," kata Nachin.

Dia menambahkan pihaknya juga membahas seputar pengajuan calon petani calon lapangan (CPCL) untuk kebutuhan benih tanaman yang didampingi petugas penyuluh pertanian lapangan(PPL).

PPL Desa Soro Barat Syafrudin mengatakan kalau pertemuan ini sagnat penting untuk merencanakan poses penanaman panen dan pascapanen. Misalnya, bagaimana cara tanam yang benar yang diatur oleh pemerintah agar produksinya meningkat.

Selain itu, fungsi penguatan kelembagaan tani juga penting. Karena kalau semuanya solid, maka setiap petani bisa meraih panen yang optimal, kesejahteraan meningkat.

Untuk menuju ke arah sana perlu kerja sama antara pengurus dan anggota.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan para pemangku kepentingan di bidang pertanian harus memiliki kemauan dan semangat yang kuat dalam menjaga dan mengawal ketersediaan pangan.

Selanjutnya penyelenggara dan pelaku pertanian harus memiliki konsepsi dalam menggerakan terobosan guna berkontribusi dan mendukung keberhasilan pembangunan pertanian.

"Salah satu elemen pentingnya adalah penyuluh. Mereka adalah garda terdepan dalam konteks penguatan SDM petani," ujar Dedi.

"Saya mengapresiasi setinggi-tingginya gelaran kegiatan ini sebagai bagian dari konsolidasi penyuluh sehingga kedepannya bisa lebih baik lagi," sambungnya.

Dijelaskan Dedi, dalam upaya mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian, diperlukan sumber daya manusia pertanian yang maju, mandiri dan modern. Termasuk di dalamnnya adalah para penyuluh.

Terkait hal tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas SDM pertanian dan kelembagaan pertanian nasional.

Maka disusun beberapa strategi yaitu standarisasi dan sertifikasi profesi pertanian, penyuluhan berbasis teknologi informasi dan komunikasi, regenerasi dan penumbuhan minat generasi muda pertanian, pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kompetensi, serta penguatan kelembagaan petani.

"Pada tahun 2020-2024, telah disusun langkah-langkah operasional yang terkait dengan dukungan penyuluhan pertanian dalam peningkatan kapasitas SDM pertanian dan kelembagaan pertanian," tambah Dedi.

Adapun langkah yang dimaksud Dedi di antaranya penyebarluasan informasi pertanian melalui media elektronik, media cetak, dan e-learning.

Pengembangan database penyuluhan pertanian terintegrasi, pengembangan sistem informasi penyuluh pertanian, penumbuhan dan pengembangan KEP/BUMP Korporasi Petani/KUB melalui jejaring dan kemitraan usaha, dan penumbuhan dan pengembangan poktan dan gapoktan melalui media kelas kemampuan poktan.

"Saya berharap, melalui pertemuan ini dapat dijadikan momentum yang baik oleh Para Kepala Dinas Pertanian provinsi dan kabupaten serta jajarannya, para pengelola proyek IPDMIP serta penyelenggara penyuluhan pertanian di pusat, untuk bersama-sama berkomitmen dalam membangun sinergitas, kerja sama dan koordinasi," kata dia. (rhs/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler