jpnn.com, JAKARTA - Nilai Tukar Petani (NTP) pada Mei 2021 mengalami kenaikan menjadi 103,39 persen atau naik 0,44 persen (month to month).
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto.
BACA JUGA: IPB: Kementan Punya Cara Cerdas dalam Meningkatkan NTP NTUP
Bila melihat kurva data yang disampaikan BPS itu, hingga pertengahan tahun 2021, nilai NTP dan NTUP konsisten tinggi.
Merespons hal itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan fenomena ini menjadi indikator kesejahteraan petani membaik dan konsisten.
BACA JUGA: Pagi Buta, Dor.. Dor.., Warga Langsung Berhamburan ke Luar Rumah
Pada tahun-tahun sebelumnya, biasanya data NTP dan NTUP trennya menurun pada pertengahan tahun.
“Tahun 2020 lalu, nilai NTP hanya 99,47 dan menjadi titik terendah. Nilai di bawah 100 ini biasanya bertahan hingga Agustus. Namun, pada 2021 ini nilainya cenderung linier dan tinggi di atas 102 sejak Oktober 2020,” kata Kuntoro, Rabu (2/6).
BACA JUGA: Kalap, Sekelompok Warga Aniaya Kanit Intel hingga Menyerang Polsek Moraid
Sedangkan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP), kurva kenaikan juga terjadi dari bulan ke bulan.
Misalnya untuk Maret 2020 angkanya hanya sebesar 102,90. Pada Maret 2021 mencapai 103,87.
Pada April 2020 pun hanya 101,13, sedangkan periode yang sama tahun ini naik menjadi 103,54.
"Sekarang angka NTUP pada Mei 2021 mencapai 104,04 atau lebih tinggi dibanding Mei 2020 yang hanya 100,16," ujar Kuntoro.
Dia menyebut konsistennya nilai NTP dan NTUP yang tinggi menjadi bukti sektor pertanian di tengah pandemi Covid-19 selalu bertumbuh.
Pasalnya, kebijakan dan intervensi Kementerian Pertanian dari hulu hingga hilir membuahkan hasil positif.
Mentan Syahrul Yasin Limpo mendudukkan kebijakan dengan menjaga keseimbangan intervensi hulu dan hilir.
“Pemerintah menjaga di hulu dengan penyediaan bibit dan alsintan yang tepat. Sedangkan di hilir kebijakan stabilitasi stok dan harga dimainkan dengan baik di lapangan,” ucap Kuntoro.
Intervensi itu dilakukan pemerintah agar petani terjaga semangatnya untuk terus menyediakan pangan bagi 273 juta rakyat Indonesia.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan kenaikan NTP terjadi karena indeks yang diterima petani, yaitu sebesar 0,66 persen mengalami kenaikan lebih besar dari pada indeks dibayarkan petani hanya 0,21 persen.
Komoditas yang dominan dalam memengaruhi kenaikan indeks tersebut adalah kelapa sawit, sapi potong, jagung, ayam ras pedaging, kentang, gabah, petai, ayam kampung, dan cengkeh. (cr3/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambil Menunduk dan Terseok, Pria Ini tak Kuasa Menerima Pukulan, Rasain!
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama