NTP dan NTUP Terus Meningkat, Kementan Beri Apresiasi Buat Petani

Senin, 02 November 2020 – 17:08 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memantau jalannya panen raya padi di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Oktober 2020, tumbuh sebesar 102,25 atau naik 0,58 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya sebesar 101,66.

Peningkatan NTP ini terjadi karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,81 persen. Jumlah tersebut bahkan lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,23 persen.

BACA JUGA: Rektor IPB Prof Arif Satria Apresiasi Satu Tahun Kinerja Mentan SYL

Masih berdasarkan data BPS, kenaikan NTP bahkan terjadi hampir di seluruh daerah. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung misalnya, mengalami kenaikan tertinggi, yakni sebesar 2,49 persen meskipun di Provinsi Banten mengalami penurunan sebesar 1,13 persen.

Adapun kenaikan NTP nasional pada periode Januari-Oktober 2020 mencapai 101,36 dengan nilai It sebesar 107,02. Sedangkan Ib sebesar 105,58.

BACA JUGA: Agustinus Woro Kembali Berulah, Jalan Sudirman Macet, TNI dan Polri Juga Turun Tangan

Selain NTP, kenaikan juga terjadi pada Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) sebesar 102,42 atau naik sebesar 0,66 persen. Kenaikan terjadi karena indek harga yang dibayar petani juga naik sebesar 0,24 persen.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengatakan kenaikan NTP dan NTUP merupakan hasil kerja keras para petani di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Ruhut Kerjanya Hanya Bisa Nyinyir Terhadap Anies

Kinerja positif itu juga karena adanya dukungan dari pemda dan semua pelaku usaha sektor pertanian.

"Ini adalah capaian yang sangat membanggakan karena dari bulan Mei NTP terus melesat. Capaian ini juga tak lepas dari kerja keras para petani sebagai ujung tombak pertanian Indonesia," kata Kuntoro, Senin (2/10).

Selain itu, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani turun sebesar 1,56 persen. Sedangkan di tingkat penggilingan turun 1,34 persen.

Namun begitu, rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani naik 0,29 persen. Bahkan kenaikan terjadi pada tingkat penggilingan sebesar 0,13 persen.

Dari 1.918 transaksi penjualan gabah di 28 provinsi selama Oktober 2020, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 68,87 persen, gabah kering giling (GKG) 19,14 persen, dan gabah luar kualitas 11,99 persen.

Menurut Kuntoro, hingga saat ini Kementan terus bergerak cepat menjalankan berbagai program yang ada. Salah satunya melakukan percepatan tanam dengan menggunakan sentuhan teknologi dan mekanisasi.

"Pegawai Kementerian Pertanian berada di lapangan untuk mengawal petani dalam melakukan percepatan tanam sejak awal Mentan SYL. Kerja keras petani membuahkan hasil luar biasa," ujar Kuntoro.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto menambahkan bahwa subsektor hortikultura juga mengalami kenaikan sebesar 99,4 persen. Kenaikan terjadi lantaran harga cabai, bawang merah, dan beberapa sayuran lainnya juga ikut naik.

"Bahkan untuk perkebunan naik cukup menggembirakan 1,72 persen karena indeks yang diterima lebih besar dari yang dibayarkan akibat kenaikan harga kelapa sawit, karet, kelapa dan komoditas perkebunan lainnya, seperti pala kemiri dan pinang," tandasnya.(*/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler